Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Penyakit Degeneratif yang Merenggut Nyawa BJ Habibie

Kompas.com - 12/09/2019, 12:05 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Indonesia sedang dilanda duka mendalam karena meninggalnya putra terbaik bangsa, Bachruddin Jusuf Habibie.

Presiden ketiga RI ini wafat karena sejumlah organ dalam tubuhnya mengalami degenerasi, salah satunya adalah jantung.

Apa itu penyakit degeneratif?

Menurut dr Wahyu Tri Kusprasetyo, penyakit degeneratif merupakan penyakit hasil dari kemunduran struktur dan fungsi tubuh yang sifatnya terus menerus dan mengalami perburukan setiap waktu.

Penyakit degeneratif biasanya dikaitkan dengan proses penuaan.

"Degenerasi itu prosesnya, lebih tepatnya penyakit degeneratif," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (12/9/2019).

Sementara itu, melansir dari Hello Sehat, penyakit degeneratif seperti yang dialami Habibie merupakan kondisi kesehatan di mana organ atau jaringan tubuh yang terus menurun seiring berjalannya waktu.

Penyakit ini seringkali terjadi karena adanya perubahan sel-sel tubuh yang mempengaruhi fungsi organ secara keseluruhan.

Semakin bertambahnya usia, fungsi jaringan dan organ tubuh memang semakin mengalami penurunan.

Itu sebabnya, penyakit ini seringkali dialami oleh orang yang lanjut usia. Namun bukan berarti hal ini tak bisa dialami oleh mereka yang masih berusia muda.

Gaya hidup, riwayat penyakit dan genetik bisa menjadi penyebab seseorang mengalami penyakit degeneratif.

Penyakit degeneratif dapat mempengaruhi saraf, pembuluh darah hingga tulang serta menyuebabkan berbagai penyakit kronis.

Masih dari sumber yang sama, berikut beberapa jenis penyakit yang kerap terjadi:

1. Jantung

Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Penyebabnya bisa dari banyak hal termasuk, penyumbatan pembuluh darah, gangguan irama jantung atau cacat bawaan.

Kabar buruknya lagi, penyakit ini termasuk penyakit degeneratif yang tidak bisa disembuhkan dan pengobatan yang ada hanya bisa meringankan gejala yang dialami pasien.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com