Pesawat ini kemudian dikembangkan menjadi R-80 yang prosesnya dimulai pada tahun 2013.
Habibie pernah menghasilkan teori tentang rambatan titik retak di pesawat. Teori yang kemudian dikenal sebagai “Faktor Habibie” ini memungkinkan sebuah pesawat bisa terbang dengan lebih aman, efisien, dan mudah dipelihara.
Rumus ini terbukti dapat digunakan untuk menghitung crack progression sampai skala atom material kontruksi sebuah pesawat udara.
Teorinya ini bahkan sudah diakui berbagai Lembaga dirgantara dunia, misalnya Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l’Air et de l’Espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat).
Baca juga: Jasa BJ Habibie untuk Kemajuan Sepak Bola di Sulawesi
(Sumber: dari berbagai sumber)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.