Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Gula hingga Keturunan, 11 Mitos Kanker yang Jangan Lagi Dipercaya

Kompas.com - 07/09/2019, 19:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber Cancer.org

KOMPAS.com - Kanker merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Menurut World Health Organization, kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian terbanyak di dunia. Namun, kesadaran mengenai terapi dan penyebab penyakit ini masih rendah.

Bahkan, di berbagai belahan dunia, banyak beredar mitos mengenai kanker. Ada yang dapat dipercaya, namun ada pula yang tidak bisa dipastikan kebenarannya. Berikut mitos mengenai kanker yang tak perlu lagi dipercaya:

1. Mengonsumsi gula bikin kanker semakin buruk

Mitos ini sering berkembang dan membuat para penderita menghindari gula. Nyatanya, mengonsumsi gula tidak membuat kanker semakin parah.

Dilansir dari laman Cancer.gov, Sabtu (7/9/2019) meski penelitian mengenai kanker menemukan fakta jika sel kanker mengonsumsi gula lebih banyak dibanding sel biasa, namun tidak ada riset yang menyatakan jika menyantap maupun minuman yang menandung gula bisa memperburuk penyakitnya.

Baca juga: Hati-hati, Berikut 5 Hal Tak Terduga yang Bisa Memicu Kanker

Meski begitu, diet gula bisa berkontribusi dalam mengurangi berat badan. Seperti diketahui, obesitas biasanya diasosiasikan dengan peningkatan risiko perkembangan beberapa tipe kanker.

2. Pemanis buatan menyebabkan kanker

Para peneliti telah melakukan studi mengenai hal ini. Hasilnya, tidak ada bukti bahwa pemanis buatan seperti sakarin, cyclamate, aspartame, acesulfame potassium, sucralose, dan neotame dapat menyebabkan kanker pada manusia.

3. Kanker dapat menular

Mitos ini juga sering terdengar. Pada kenyataannya, secara umum, kanker bukanlah penyakit menular yang mudah menyebar dari satu orang ke orang lain.

Satu-satunya situasi di mana kanker dapat menyebar adalah dengan transplantasi organ atau jaringan. Seseorang yang menerima organ atau jaringan dari donor yang memiliki riwayat kanker sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ke depannya.

Meski begitu, risiko kanker akibat transplantasi organ atau jaringan lebih rendah, atau sekitar dua kasus per 10.000 transplantasi organ.

Selain itu, pada beberapa orang, kanker dapat disebabkan oleh virus tertentu seperti Human papillomavirus atau HPV dan bakteri seperti Helicobacter pylori yang menyebabkan kanker lambung.

4. Riwayat kanker menurun ke anggota keluarga

Mitos lain yang sering dipercaya adalah jika salah seorang keluarga menderita kanker maka anggota keluarga lain juga akan terkena penyakit ini. Pada kenyataannya, kanker tidak menurun.

Riwayat kanker pada keluarga membuat anggota keluarga lainnya hanya memiliki risiko tinggi untuk mengalaminya. Selain itu, dari keseluruhan kasus kanker yang terjadi, hanya sekitar 5-10 persen kanker yang diturunkan dari anggota keluarga.

Mayoritas kanker disebabkan oleh adanya perubahan genetik yang terjadi sepanjang hidup manusia. Perubahan ini dipicu oleh gaya hidup kurang sehat seperti merokok, paparan bahan kimia, atau diet/pola makan yang tidak sehat.

Baca juga: Soal Penyebaran Sel Kanker, Ini Penjelasan Dokter...

Untuk mengurangi risiko ini, Anda dapat melaksanakan gaya hidup yang sehat seperti olahraga, mengonsumsi sayur dan buah, serta istirahat yang cukup.

5. Sikap positif atau negatif menentukan kesembuhan

Selama ini beredar kabar bahwa sikap positif atau negatif seseorang dapat menentukan kesembuhan dari kanker. Faktanya, hingga saat ini belum ada penelitian yang dapat membuktikan hal tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com