KOMPAS.com - Menangis merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan perasaan.
Menangis bisa menjadi ekspresi kebahagiaan dan kesedihan.
Meskipun, banyak yang menganggap bahwa menangis sebagian besar mengekspresikan kesedihan dan kekecewaan.
Setelah menangis, pernahkah Anda merasa lelah?
Jika ya, ternyata ada penjelasannya mengapa hal itu terjadi.
Dilansir dari Menshealth, psikolog dari University of Pittsburgh, Lauren Bylsma, PhD, menyebutkan, secara fisik menangis memang tak terlihat melelahkan, tetapi cukup menguras tenaga.
Sementara, psikolog klinis dari Universitas Columbia Jeffrey Cohen, PsyD, menyebutkan, menangis memerlukan lebih dari sekadar air mata.
Menurut Jeffrey, saat menangis, detak jantung seseorang akan meningkat dan pernapasan akan melambat.
Setelah menangis, biasanya seseorang akan merasa lebih baik.
Hal itu ternyata karena terurainya trauma emosional lantaran menangis melepaskan hormon yang berkaitan dengan stres.
"Itu biasanya menenangkan, yang pada gilirannya mengarah pada perasaan lelah," kata Jeffrey.
Studi pada 2014 di Frontiers of Psychology, menjelaskan, para peneliti percaya bahwa menangis merupakan perilaku menenangkan diri yang mengurangi perasaan stres.
Tingkat kelelahan yang dirasakan pun tergantung pada seberapa keras seseorang menangis.
Tangisan yang terlalu keras bisa menyebabkan hiperventilasi.
Hal ini berakibat pada berkurangnya jumlah oksigen ke otak.
"Ini juga akan membuat Anda merasa lebih mengantuk," ujar Bylsma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.