Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peran Penting Jalan Tol Trans-Sumatera dalam Konektivitas Wilayah dan Kontribusi Ekonomi

KOMPAS.com - Jalan tol merupakan infrastruktur penting dalam menunjang mobilitas transportasi, terutama dalam perannya menghubungkan berbagai wilayah secara efisien.

Pembangunan infrastruktur jalan tol sendiri merupakan salah satu program prioritas pemerintah Indonesia untuk meningkatkan konektivitas wilayah dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Menurut data dari Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR, hingga pertengahan Januari 2024 ini total panjang jalan tol di Indonesia telah mencapai 2.816 kilometer.

Jumlah tersebut tersebar di lima pulau dengan rincian, Pulau Jawa 1.782,47 kilometer, Sumatera 865,43 kilometer, Kalimantan 97,27 kilometer, Sulawesi 61,64 kilometer, dan Bali 10,07 kilometer.

Salah satu yang berperan penting dalam konektivitas wilayah adalah jalan tol Trans-Sumatera, yang mana secara bertahap akan menghubungkan Lampung hingga Aceh.

Sebagaimana diketahui, pulau Sumatera kaya akan sumber daya alam dan komoditas seperti karet, kelapa sawit, batu bara, hingga gas alam.

Namun, wilayahnya yang luas memerlukan jalur konektivitas yang tinggi untuk memudahkan transportasi, proses perdagangan, hingga logistik.

Dan PT Hutama Karya (Persero) menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam mewujudkan konektivitas tersebut melalui proyek pembangunan jalan tol Trans-Sumatera.

Amanat membangun dan mengembangkan jalan tol Trans-Sumatera hadir melalui Peraturan Presiden No. 100 Tahun 2014 yang kemudian diubah dengan Peraturan Presiden No. 131 Tahun 2022.

Satu dekade jalan tol Trans-Sumatera

Kehadiran jalan tol Trans-Sumatera menghubungkan masyarakat di berbagai daerah secara lebih efektif, sehingga merangsang pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya di Pulau Sumatera.

Jalan tol Trans-Sumatera akan menghubungkan Lampung dan Aceh melalui jalan tol sepanjang 2.840 kilometer yang terdiri dari 24 ruas jalan berbeda.

Pembangunan jalan tol Trans-Sumatera sendiri pertama kali dimulai sejak tahun 2015. Megaproyek ini diinisiasi Pemerintah melalui program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) pada tahun 2010-2011.

Selama satu dekade perencanaan dan pembangunan infrastrukturnya, sudah lebih dari 10 ruas jalan tol Trans-Sumatera yang telah resmi beroperasi.

Selanjutnya, ruas tol Trans-Sumatera yang ditargetkan selesai pada 2024 dan 2025 adalah sebagai berikut:*

  • Ruas Binjai - Langsa. Telah beroperasi 20 kilometer dari total 58 kilometer, target selesai pada 2024.
  • Ruas Padang - Pekanbaru. Telah beroperasi 31 kilometer dari total 254 kilometer, target selesai pada 2024.
  • Ruas Sigli - Banda Aceh (74 kilometer), telah beroperasi 50 kilometer, ditargetkan rampung 2024.
  • Ruas Indrapura - Kisaran (47) kilometer, progres konstruksi 92,00 persen dan ditargetkan selesai pada 2024.
  • Ruas Muara Enim - Lahat - Lubuk Linggau (114,5 kilometer) ditargetkan selesai pada 2024.
  • Ruas Rantau Prapat - Kisaran (100 kilometer) ditargetkan selesai pada 2025.
  • Ruas Betung - Jambi (190 kilometer) ditargetkan selesai pada 2025.
  • Ruas Jambi - Rengat (198 kilometer) ditargetkan selesai pada 2025.
  • Ruas Langsa - Lhokseumawe (130 kilometer) ditargetkan selesai pada 2025.
  • Ruas Lhokseumawe - Sigli (157 kilometer) ditargetkan selesai pada 2025.

*Data Hutama Karya per 30 November 2023

Kontribusi ekonomi jalan tol Trans-Sumatera

Dengan kehadiran jalan tol, konektivitas antar wilayah akan semakin dimudahkan dan perpindahan barang menjadi lebih cepat dan efisien.

Kondisi tersebut, baik langsung maupun tidak, akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.

Dan hadirnya jalan tol Trans-Sumatera selama kurang lebih satu dekade telah memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar maupun negara.

Salah satu dampak nyatanya dirasakan di Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan, setelah adanya jalan tol dari Bakauheni hingga Kayu Agung.

Kehadiran jalan tol Trans-Sumatera ruas Bakauheni hingga Kayu Agung menghemat waktu perpindahan barang dan jasa berkat kurangnya hambatan dalam transportasi.[1]

Efisiensi waktu tempuh bisa berkurang 1 hingga 3 jam perjalanan dibanding dengan akses transportasi tanpa jalan tol.

Perpindahan komoditas yang efisien tersebut kemudian meningkatkan perekonomian masyarakat. Dan perputaran ekonomi yang lancar akan berdampak pada pembangunan wilayah.

Kehadiran jalan tol juga memberikan dampak positif terhadap pendapatan asli daerah (PAD) meski dengan tingkat signifikansi yang berbeda-beda untuk setiap wilayah. Di Sumatera sendiri, dampak jalan tol terhadap PAD sebesar 25,6 persen di Kota Binjai, Kota Tebing Tinggi, dan Kota Serdang Bedagai.[2]

Secara umum, pembangunan jalan tol memberikan spillover effect pada daerah yang berbatasan berupa peningkatan kepada PAD sebesar 13.96 persen dengan tingkat signifikansi 1 persen.

Upaya PT Hutama Karya untuk menghadirkan konektivitas wilayah Sumatera melalui jalan tol Trans-Sumatera terbukti memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah di Sumatera dan ekonomi nasional secara umum.

Hingga proyek jalan tol Trans-Sumatera ini selesai sepenuhnya, diharapkan sebagian ruas yang telah beroperasi semakin memudahkan mobilitas dan terus mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat.

[1] Ibad, Muhammad Zainal, dkk. Dampak Ekonomi Bagi Komoditas Unggulan Dalam Pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) Bakauheni-Kayu Agung. Journal of Science and Applicative Technology Vol. 5 No. 2 (2021): 388.
[2] Arumandani, Aldillah, dan Fauziah Zen. Dampak Pembangunan Jalan Tol Terhadap Ekonomi dan Keuangan Daerah. Jurnal Anggaran dan Keuangan Negara Indonesia Vol. 5 No. 1 (2023): 20.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/23/041104865/peran-penting-jalan-tol-trans-sumatera-dalam-konektivitas-wilayah-dan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke