KOMPAS.com - Revolusi Perancis adalah peristiwa penting dalam sejarah dunia yang dimulai pada 1789 dan berakhir pada akhir 1790-an dengan naiknya Napoleon Bonaparte.
Selama periode ini, warga Perancis secara radikal mengubah lanskap politik mereka, mencabut institusi-institusi yang sudah berusia berabad-abad seperti monarki dan sistem feodal.
Revolusi Perancis juga dikenal dengan nama Revolusi 1789, nama ini hadir untuk membedakannya dari peristiwa berikutnya, yakni Revolusi Perancis tahun 1830 dan 1848.
Latar belakang Revolusi Perancis
Dilansir dari laman History, menjelang berakhirnya abad ke-18, Perancis berada di ambang kebangkrutan karena keterlibatannya dalam Revolusi Amerika yang memakan banyak biaya.
Hal tersebut semakin diperparah dengan pengeluaran besar-besaran yang dilakukan oleh Raja Louis XVI.
Tidak hanya kas kerajaan yang terkuras, namun panen yang buruk, kekeringan, penyakit ternak, dan naiknya harga roti selama beberapa tahun, memicu keresahan di kalangan petani dan masyarakat miskin perkotaan.
Mereka merasa putus asa terhadap rezim yang memberlakukan pajak yang besar, namun gagal memberikan keringanan dan kesejahteraan apa pun.
Banyak di antara masyarakat yang mengungkapkan keputusasaan dan kebencian mereka dengan melakukan kerusuhan, penjarahan, dan pemogokan.
Sejalan dengan itu, dikutip dari laman Britannica, berikut adalah beberapa penyebab umum dari revolusi Perancis:
Charles-Alexandre de Calonne mengatur pemanggilan majelis “terkemuka” (pendeta tertinggi, bangsawan besar, dan beberapa perwakilan borjuasi) pada Februari 1787.
Ia mengusulkan reformasi yang dirancang untuk menghilangkan defisit anggaran dengan meningkatkan pajak untuk kelas-kelas “Istimewa”.
Upaya yang dilakukan oleh penerus Calonne untuk menegakkan reformasi fiskal menyebabkan apa yang disebut pemberontakan “badan-badan aristokrat”.
Selama musim semi dan musim panas tahun 1788, terjadi kerusuhan di kalangan masyarakat di Paris, Grenoble, Dijon, Toulouse, Pau, dan Rennes.
Ditambah lagi dengan kondisi panen yang buruk. Padahal Perancis menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak di Eropa.
Kegagalan panen di sebagian wilayahnya pada 1788 menjadi puncak dari kesulitan ekonomi yang telah berlangsung lama sehingga menambah kegelisahan yang sudah ada.
Tahun berikutnya, Perancis dibanjiri pamflet yang membahas rekonstruksi negara. Pada 9 November 1799, ketika rasa frustrasi masyarakat terhadap kepemimpinan mereka mencapai puncaknya, Napoleon Bonaparte melancarkan kudeta.
Ia menghapuskan Direktori dan mengangkat dirinya sendiri sebagai “konsul pertama” Perancis.
Peristiwa ini menandai berakhirnya Revolusi Perancis dan dimulainya era Napoleon, di mana Perancis mendominasi sebagian besar benua Eropa.
https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/18/144500165/latar-belakang-revolusi-perancis-berikut-6-faktor-utama-yang-menyebabkannya