Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kronologi Pemimpin Partai Oposisi Korsel Lee Jae-myung Ditikam Lehernya oleh Pria Tak Dikenal

Serangan itu terjadi saat sesi tanya jawab dengan wartawan usai kunjungan ke lokasi pembangunan bandara baru di Pulau Gadeok, tak jauh dari Busan, Korea Selatan.

Untungnya, ia hanya mengalami luka sekitar 1 cm di leher yang tidak sampai mengancam nyawa. 

Seorang pejabat partai dan pejabat darurat mengatakan, akibat insiden itu, Lee diterbangkan dengan helikopter pemadam kebakaran ke Rumah Sakit Universitas Nasional Pusan.

“Dia sadar dan menerima perawatan di rumah sakit,” kata seorang pejabat Partai Demokrat dikutip dari Reuters, Selasa.

Kronologi Lee Jae-myung ditikam pria tak dikenal

Menurut laporan dari kantor berita Korea Selatan Yonhap, Lee ditikam di leher bagian kirinya dengan menggunakan senjata tajam oleh pria yang tak dikenal dan berpura-pura menjadi pendukungnya.

Berdasarkan saksi mata dalam insiden tersebut, senjata yang digunakan untuk menikam Lee memiliki panjang sekitar 20 hingga 30 cm, dikutip dari The Guardian, Selasa.

Penyerang Lee tampaknya seorang pria berusia 50 atau 60 tahunan, yang mengenakan mahkota kertas dengan nama Lee di atasnya.

Menurut rekaman video yang beredar di media sosial, pria itu mendekat dan meminta tanda tangan ketika Lee berbicara di antara kerumunan pendukung dan wartawan.

Pria tersebut kemudian menerjang ke depan dan menyerangnya. Namun tak lama, penyerang tersebut dapat dengan cepat ditundukkan dan ditangkap di tempat kejadian.

Foto-foto yang dirilis Yonhap menunjukkan Lee terbaring di tanah dengan mata tertutup dan orang-orang di sekitarnya menempelkan sapu tangan ke sisi lehernya.

Lee dibawa ke rumah sakit universitas nasional Pusan, dan tiba sekitar 20 menit setelah serangan itu.

Pejabat di pihaknya mengatakan, Lee dalam keadaan sadar saat mendapat perawatan di rumah sakit. Dia kemudian dibawa dengan helikopter ke Seoul untuk menjalani operasi.

Seorang pejabat dari rumah sakit Pusan mengatakan cedera Lee tidak mengancam nyawa.

Respons Presiden Korea Selatan 

Presiden Yoon Suk Yeol menyatakan keprihatinan yang mendalam atas keselamatan Lee.

Selain itu, ia juga memerintahkan polisi dan pihak berwenang untuk segera menentukan fakta yang ada, menurut juru bicaranya, Kim Soo-kyung.

"Presiden Yoon juga menekankan bahwa kekerasan semacam itu tidak boleh ditoleransi dalam keadaan apa pun," kata Kim.

Partai Demokrat yang merupakan oposisi utama di Korea Selatan mengutuk serangan terhadap Lee sebagai tindakan teror dan ancaman terhadap demokrasi.

Serangan terjadi sebelum pemilu

Serangan terhadap Lee tersebut terjadi hanya empat bulan sebelum pemilihan umum yang akan diadakan pada April 2024, yang akan diperebutkan secara sengit antara Partai Demokrat yang beroposisi dengan Partai Kekuatan Rakyat yang dipimpin oleh Presiden Yoon.

Pemilu ini akan menjadi sangat penting dalam menentukan apakah Presiden Yoon dapat mewujudkan tujuan-tujuan kebijakannya ketika ia memasuki tahun ketiga dari masa kepresidenannya yang berlangsung selama lima tahun.

Lee, yang berasal dari keluarga petani, bekerja di sebuah pabrik sambil mengejar karier sebagai pengacara hak asasi manusia dan merupakan saingan utama Yoon dalam pemilihan presiden pada 2022.

Mantan gubernur Provinsi Gyeonggi ini diperkirakan akan mencalonkan diri sebagai presiden lagi pada 2027, dan jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa ia tetap populer.

Namun, catatan politiknya telah dibayangi oleh serangkaian skandal dan tuduhan korupsi.

Selain itu, ia juga menghadapi persidangan atas dugaan suap sehubungan dengan proyek pembangunan ketika dia menjadi walikota Seongnam dekat Seoul.

Lee membantah melakukan kesalahan, dan menyebut tuduhan tersebut sebagai "fiksi" dan "konspirasi politik".

https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/02/133000965/kronologi-pemimpin-partai-oposisi-korsel-lee-jae-myung-ditikam-lehernya

Terkini Lainnya

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke