Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Cara Turunkan Risiko Kanker akibat Konsumsi Makanan yang Dibakar

Dikutip dari Food Safety News, daging yang dibakar atau dipanggang dalam suhu tinggi berpotensi memicu kanker dalam tubuh.

Hal ini terjadi karena suhu tinggi akan memecah asam amino kreatin dalam daging sehingga membentuk bahan kimia amina heterosiklik (HCA). Senyawa ini masuk dalam daftar karsinogen pemicu sel kanker.

Untuk mencegah terkena kanker, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan saat makan daging bakar-bakaran di tahun baru.

Berikut cara turunkan risiko kanker akibat konsumsi makanan yang dibakar:

1. Ganti daging yang dibakar

Studi dari Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) membuktikan, orang yang makan daging merah berpotensi lebih tinggi terkena kanker.

Adapun jenis daging yang tercatat memiliki konsentrasi HCA tertinggi, yakni dada ayam, steak, daging babi, salmon, dan hamburger.

Untuk bisa tetap makan daging bakar, sebaiknya pilih potongan daging tanpa lemak. Jika tidak, pastikan potong bagian lemak sebelum dimasak. Hilangkan juga kulit dari ikan dan unggas.

2. Cairkan daging di kulkas

Dilansir dari UC Davis Health, mencairkan daging beku di meja luar kulkas menjadi kesalahan yang dapat mengancam kesehatan.

Pencairan pada suhu ruangan ini dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri berbahaya di daging sebelum dibakar.

Karena itu, sebaiknya lelehkan daging setidaknya satu hari di lemari es bagian bawah sampai mencair sebelum diolah kembali.

Jika butuh cepat cair, taruh daging beku ke wadah plastik tertutup kemudian masukkan ke air dingin sampai siap dibakar.

Saat membakar daging, usahakan hanya memasaknya selama enam menit di kedua sisi. Penelitian membuktikan, membakar daging selama 10 menit pada setiap sisinya justru meningkatkan potensi kanker sebesar 70 persen.

Sebaiknya, bakar daging dengan suhu yang lebih rendah. Gunakan penjepit atau spatula daripada garpu untuk menghindari daging mengembang.

Pastikan juga kurangi frekuensi makan daging bakar untuk menurunkan risiko kanker.

4. Mengolah daging sebelum dibakar

Cara lain untuk menghindari potensi kanker akibat makan daging bakar adalah mengolahnya lebih dulu sebelum dibakar.

Gunakan bumbu marinasi yang mengandung antioksidan seperti cuka, jus jeruk, herbal, rempah-rempah, dan minyak zaitun yang membantu menghambat pembentukan karsinogen pada daging.

Selain itu, sebaiknya rebus, kukus, atau masak daging dalam microwave sebelum dibakar. Cara ini akan mengurangi pembentukan senyawa karsinogenik pada daging.

5. Sambil makan sayur

Makan daging bakar bersamaan dengan sayur juga dapat mengurangi pembentukan senyawa karsinogenik pada daging bakar.

Penelitian menunjukkan bahwa membakar sayuran, buah-buahan, dan produk kedelai menghasilkan senyawa karsinogenik lebih kecil.

Sayuran seperti brokoli dan kubis dapat membantu mendetoksifikasi hati dari senyawa tadi.

Alternatif makanan bakaran lainnya termasuk jamur, burger vegetarian, buah seperti nanas, serta kebab yang dagingnya sedikit.

6. Masak daging dengan api kecil

Membakar daging dengan api kecil dapat mengurangi senyawa yang berpotensi menyebabkan kanker dan mengurangi bagian daging yang gosong atau hangus.

Cara ini juga mengurangi air dan lemak dari daging menetes ke kobaran api yang semakin memicu pertumbuhan senyawa karsinogenik.

Adapun suhu ideal untuk membakar yakni daging ayam dengan suhu 73,8 sampai 85 derajat Celsius, daging kambing atau domba di suhu 71 sampai 76,6 derajat Celsius, dan daging sapi 62,7 hingga 71,1 derajat Celsius.

Jangan lupa sering membalik daging untuk mengurangi kemungkinan terbentuknya senyawa karsinogenik.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/25/120000965/6-cara-turunkan-risiko-kanker-akibat-konsumsi-makanan-yang-dibakar

Terkini Lainnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke