Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Ramalan Hari Kiamat yang Tidak Pernah Terjadi

KOMPAS.com - Kiamat adalah waktu yang dianggap sebagai hari akhir zaman, di mana dunia dan seisinya akan hancur dan lenyap.

Sebagian besar orang mempercayai bahwa hari kiamat akan datang, meski tidak ada yang tahu kapan itu akan terjadi.

Namun, ada sejumlah orang mengaku bisa memprediksi dan mengetahui kapan kiamat akan terjadi dengan berbagai versi.

Mereka telah meramalkan kehancuran dunia melalui banjir, gempa, hingga penghancuran bumi. Beruntungnya, tidak ada satupun dari ramalan tersebut yang menjadi kenyataan.

Berikut ini adalah beberapa ramalan tentang kiamat yang gagal terjadi:

1. The Great Flood

Dilansir dari laman Britannica, Johannes Stöffler, seorang ahli matematika dan astrolog Jerman yang dihormati, meramalkan banjir besar akan melanda dunia pada 25 Februari 1524.

Itu terjadi ketika semua planet yang diketahui akan sejajar di bawah rasi bintang Pisces, yang merupakan water sign (tanda air).

Ratusan pamflet yang mengumumkan datangnya banjir memicu kepanikan umum. Bahkan Count von Iggleheim, seorang bangsawan Jerman, membangun bahtera tiga lantai.

Meskipun terjadi hujan ringan pada hari perkiraan, namun banjir yang diramalkan tidak pernah terjadi.

2. Ramalan Chen Tao

Pemimpin agama Taiwan Hon-Ming Chen mendirikan Chen Tao, gerakan keagamaan yang memadukan unsur Kristen, Budha, teori konspirasi UFO, dan agama rakyat Taiwan.

Chen berkhotbah bahwa Tuhan akan muncul di saluran televisi AS18 pada 25 Maret 1988, mengumumkan bahwa dia akan turun ke Bumi pada minggu berikutnya dalam bentuk fisik yang identik dengan Chen.

Tahun berikutnya, ia meramalkan, jutaan roh iblis, bersamaan dengan banjir besar, akan mengakibatkan kepunahan massal populasi manusia.

3. Ramalan kiamat suku Maya 2012

Tanggal 21 Desember 2012 menandai berakhirnya “Siklus Besar” pertama dalam kalender “Long Count (perhitungan panjang)” suku Maya.

Banyak yang salah mengartikan hal ini sebagai akhir mutlak dari kalender, dan muncullah prediksi hari kiamat.

Skenario akhir dunia mencakup tabrakan Bumi dengan planet imajiner yang disebut Nibiru, jilatan api matahari raksasa, kesejajaran planet yang akan menyebabkan bencana pasang surut besar-besaran, dan penataan kembali poros Bumi.

Persiapan menghadapi kiamat ini mencakup pembuatan bahtera Nuh modern yang dibangun oleh pria di Tiongkok, dan penjualan peralatan bertahan hidup dalam jumlah besar.

4. Ramalan Harold Camping

Dikutip dari laman Live Science, Harold Camping menarik perhatian media internasional dengan ramalannya bahwa Hari Penghakiman akan datang pada tanggal 21 Mei 2011.

Itu akan dimulai dengan gempa bumi di seluruh dunia dan pengangkatan umat beriman. Ketika tanggal 21 Mei berlalu dengan tenang, ia menghilang dari pusat perhatian untuk beberapa saat.

Sebelum akhirnya mengumumkan bahwa Hari Penghakiman sebenarnya akan datang pada 21 Oktober 2011, meski secara diam-diam dan tanpa api dan belerang.

5. Ramalan kiamat kelompok Millerites

Seorang petani New England bernama William Miller, menafsirkan waktu yang dipilih Tuhan untuk menghancurkan dunia, setelah beberapa tahun mempelajari Alkitabnya.

Ia mengatakan bahwa kiamat akan terjadi pada suatu waktu antara 21 Maret 1843 dan 21 Maret 1844.

Dia berkhotbah sambil mengarahkan ribuan pengikutnya, dan memutuskan bahwa tanggal terjadinya hari kiamat adalah pada 23 April 1843.

Ketika tanggal 23 April 1943 tiba dan tidak terjadi hal seperti yang diramalkan, kelompok Millerites tersebut akhirnya dibubarkan.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/07/174500565/5-ramalan-hari-kiamat-yang-tidak-pernah-terjadi

Terkini Lainnya

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke