Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Naik Pesawat Bisa Menyebabkan Gangguan Pendengaran? Ini Penjelasan Dokter THT

Boy mengaku bahwa kondisi tersebut sudah ia alami sejak kecil. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa telinga kiri tersebut sama sekali tidak bisa untuk mendengar alias tuli.

Kemudian, Boy menyebutkan dua kemungkinan yang menyebabkan telinga kirinya tersebut tidak bisa mendengar sejak kecil.

"Ada beberapa kemungkinan, pertama aku katanya pas bayi diajak naik pesawat, tahu kan naik pesawat dengung kupingnya," kata Boy dikutip dari Kompas.com, Sabtu (13/5/2023).

"Yang kedua, bilangnya ada yang dari lahir. Cuman itu dia, dulu orangtua enggak tahu," sambungnya.

Boy tidak langsung mendapatkan penanganan, semua baru mengetahuinya ketika Boy berusia 5 tahun.

Lantas, benarkah naik pesawat bisa menyebabkan tuli atau mengalami gangguan pendengaran?

Penjelasan dokter THT

Dokter spesialis THT, bedah kepala, dan leher sekaligus dosen Fakultas Kedokteran di Universitas Airlangga (FK Unair) Achmad Chusnu Romdhoni menyampaikan, bahwa naik pesawat terkadang memang bisa menyebabkan gangguan pendengaran pada seseorang.

Hal ini karena ketika naik pesawat, akan terjadi perubahan tekanan tinggi (di tanah) menuju tekanan rendah (di udara) yang kemudian tekanan udara akan kembali naik saat pesawat akan landing (mendarat).

"Sementara itu, penyesuaian tekanan di dalam telinga tengah dengan udara di luar dilakukan oleh tuba eustachius, yaitu saluran yang menghubungkan hidung dengan telinga tengah," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/5/2023).

"Apabila dalam penyesuaian tekanan telinga bermasalah, maka itu dapat menyumbat tuba eustachius," sambungnya.

Lebih lanjut, Achmad menyebutkan gangguan pendengaran (bindeng) terjadi saat seseorang mengalami gangguan penyesuaian tekanan oleh tuba eustachius yang gagal.

Hal ini bisa disebabkan oleh:

  • Pilek (ada cairan di hidung yang menyumbat tuba eustachius).
  • Tumor ganas/jinak di nasofaring (muara tuba eustachius). Tumor tersebut dapat membuat tuba eustachius tersumbat sehingga menyebabkan masalah pada pendengaran.

"Namun, pada anak-anak, selain pilek terkadang juga karena ada adenoid (amandel di hidung bagian belakang) yang membesar dan akhirnya menyumbat adenoid," jelasnya.

Biasanya terjadi pada orang-orang tertentu

Senada, dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) di RS Columbia Asia (RSCA) Prof Delfitri Munir menyampaikan, bahwa naik pesawat memang bisa menyebabkan gangguan di telinga.

Khususnya itu terjadi ketika pesawat akan mendarat atau mengurangi ketinggiannya.

"Selain itu, gangguan pendengaran ini biasanya juga terjadi pada orang-orang yang memang sudah memiliki gangguan pendengaran atau telinganya memang sudah ada masalah sebelumnya," ujarnya terpisah kepada Kompas.com.

Ia menyebutkan, gangguan pendengaran itu terjadi pada orang yang memang memiliki infeksi pada hidungnya.

Infeksi pada hidung dapat menyebabkan penyempitan dari saluran yang disebut dengan tuba, yang terletak antara tenggorokan bagian belakang dengan telinga.

"Ketika pesawat akan turun itu akan terjadi perubahan tekanan udara, maka hal tersebut bisa menyebabkan tuba itu tersumbat," ungkapnya.

"Kalau tubanya tersumbat, maka secara otomatis seseorang akan mengalami gangguan pendengaran," sambungnya.

Kendati demikian, Delfitri juga mengungkapkan apabila sumbatan yang terjadi tidak cukup parah, maka beberapa saat setelah pesawat mendarat pendengarannya bisa kembali normal.

Namun, terkadang pada orang-orang yang memiliki gangguan hidung yang cukup parah seperti sinusitis, terutama pada anak-anak, maka gangguan pendengaran tersebut bisa lama terjadinya, bahkan hingga satu hari.

Apabila mengalami hal tersebut, maka diperlukan pengobatan.

Cara pencegahan 

Lebih lanjut Delfitri menganjurkan, terutama pada anak-anak yang sedang flu atau pilek, setidaknya 30 menit sebelum pesawat mendarat diberikan tetes hidung.

Fungsinya agar tuba di saluran telinga bisa terbuka dan tidak mengalami sumbatan ketika pesawat mendarat.

"Caranya, anak bisa diposisikan tidur lalu ditetesi pada hidung kiri, lalu suruh anak untuk miring ke kiri. Dan begitu juga pada bagian kanan," kata dia.

"Ini karena tetes hidung dapat mempelebar saluran tuba, sehingga tidak terjadi penutupan tuba ketika pesawat berubah ketinggian atau landing," pungkasnya.

Sementara itu, bagi orang dewasa mereka bisa mengunyah permen karet atau minum air pada saat pesawat akan mendarat.

Hal ini bertujuan untuk membuka blokade (menutupnya) tuba.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/05/15/151500965/apakah-naik-pesawat-bisa-menyebabkan-gangguan-pendengaran-ini-penjelasan

Terkini Lainnya

Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Tren
Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tren
Berlaku Mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Berlaku Mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Tren
Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Tren
Hiu Paus Gorontalo Menghilang karena Takut Orca, Apakah Akan Kembali?

Hiu Paus Gorontalo Menghilang karena Takut Orca, Apakah Akan Kembali?

Tren
Resmi, Jadwal dan Tarif LRT Jabodebek Selama Juni 2024

Resmi, Jadwal dan Tarif LRT Jabodebek Selama Juni 2024

Tren
Teh Bunga Telang untuk Menurunkan Berat Badan, Berapa Takaran Per Hari?

Teh Bunga Telang untuk Menurunkan Berat Badan, Berapa Takaran Per Hari?

Tren
Sempat Menjadi Satu Kesatuan, Mengapa Korea Pecah Menjadi Dua Negara?

Sempat Menjadi Satu Kesatuan, Mengapa Korea Pecah Menjadi Dua Negara?

Tren
Ini Harga BBM, Elpiji, dan Tarif Listrik yang Berlaku mulai 1 Juni 2024

Ini Harga BBM, Elpiji, dan Tarif Listrik yang Berlaku mulai 1 Juni 2024

Tren
Cara Cek Saldo Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan lewat Aplikasi Jamsostek Mobile

Cara Cek Saldo Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan lewat Aplikasi Jamsostek Mobile

Tren
Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 Juni 2024

Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 Juni 2024

Tren
4 Jenis Ikan Tinggi Histamin, Waspadai Potensi Keracunan Makanan

4 Jenis Ikan Tinggi Histamin, Waspadai Potensi Keracunan Makanan

Tren
Resmi, Berikut Rincian Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024

Resmi, Berikut Rincian Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke