Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa yang Menyebabkan Terjadinya Pasang Surut Air Laut? Berikut Penjelasannya

KOMPAS.com - Fenomena pasang surut adalah kondisi naik turunnya air laut secara teratur. Ditandai dengan naiknya air ke atas pantai dan kemudian perlahan turun kembali.

Ketika air telah naik ke level tertingginya dan menutupi sebagian besar pantai, disebut air laut pasang. Sebaliknya ketika air turun ke tingkat terendah, disebut air laut surut.

Selain laut, beberapa danau dan sungai juga dapat mengalami fenomena pasang surut. Lantas, apa yang menyebabkan fenomena ini terjadi?

Dikutip dari National Ocean Service NOAA, pasang surut adalah gelombang jangka panjang yang bergerak melalui lautan sebagai respons terhadap gaya yang diberikan oleh bulan dan matahari.

Fenomena pasang surut bermula dari lautan dan berlanjut menuju garis pantai, di mana mereka muncul dalam bentuk naik turunnya permukaan laut secara teratur.

Ketika bagian tertinggi, atau puncak gelombang mencapai lokasi tertentu, maka disebut air laut pasang. Sedangkan surut terjadi ketika gelombang berada pada bagian terendah.

Perbedaan ketinggian antara pasang dan surut disebut the tidal range atau jarak pasang surut.

DIlansir National Geographic, gaya yang berkontribusi terhadap pasang surut disebut konstituen pasang surut. Rotasi bumi merupakan konstituen pasang surut.

Konstituen pasang surut utama adalah tarikan gravitasi bulan di bumi. Semakin dekat objek, semakin besar gaya gravitasi di antara mereka.

Meskipun matahari dan bulan sama-sama mengerahkan gaya gravitasi di bumi, tarikan bulan lebih kuat karena jarak bulan lebih dekat dengan bumi.

Kemampuan bulan untuk menaikkan pasang surut di bumi adalah contoh gaya pasang surut. Ini memiliki efek yang jauh lebih besar pada permukaan air laut.

Air laut pasang

Gaya pasang surut yang disebabkan oleh bulan, paling kuat di sisi bumi yang menghadap bulan, sebaliknya akan lemah di sisi bumi yang menghadap ke arah yang berlawanan.

Perbedaan gaya gravitasi ini memungkinkan lautan menonjol ke luar di dua tempat pada waktu yang bersamaan.

Satu terjadi di sisi Bumi yang menghadap ke bulan. Ini adalah gaya pasang surut langsung dari bulan, yang menarik lautan ke arahnya.

Kemudian yang kedua terjadi di sisi berlawanan dari Bumi. Di sini, lautan menonjol ke arah yang berlawanan dengan bulan.

Air laut yang menonjol atau lebih naik ini dikenal sebagai fenomena air pasang. Di lautan terbuka, air menonjol ke arah bulan. Di sepanjang pantai, air akan naik dan menyebar ke daratan.

Di antara pasang tinggi terdapat area di mana permukaan air akan lebih rendah, atau kita kenal dengan istilah surut.

Sebagian besar pasang surut bersifat semidiurnal, yang berarti terjadi dua kali sehari. Misalnya, ketika lautan menghadap ke bulan, gaya gravitasi bulan di atas air menyebabkan air pasang.

Saat bumi berputar, area itu menjauh dari pengaruh bulan sehingga air menjadi surut di wilayah itu.

Saat bumi terus berputar, air laut pasang lainnya terjadi di area yang sama ketika berada di sisi yang berlawanan dengan bulan.

Setiap bulan, kisarannya berubah dalam pola yang teratur akibat gaya gravitasi matahari di bumi.

Meskipun jarak matahari hampir 390 kali lebih jauh dari Bumi dibanding bulan, massanya yang tinggi masih mempengaruhi pasang surut.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/05/11/074500565/apa-yang-menyebabkan-terjadinya-pasang-surut-air-laut-berikut-penjelasannya

Terkini Lainnya

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Tren
Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tren
Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke