Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai Twit soal Modus Penipuan Lewat Surat Ditjen Pajak, Kenali Bahaya dan Cara Mengatasinya!

KOMPAS.com - Twit soal modus penipuan baru mengatasnamakan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak viral di media sosial.

Modus penipuan tersebut diunggah oleh akun @Ayoe_Miauw, Sabtu (25/3/2023).

"Hati-hati!!! Modus baru lagi lewat surat DJP, pas diklik ternyata install aplikasi trojan. Isi suratnya emang ngeri sih jd pengen ngeklik," tulis pengunggah.

Dalam twit viral itu, disertakan sebuah foto surat Ditjen Pajak atau DJP yang dikirimkan lewat email.

Isi surat tersebut merupakan tagihan pajak yang dikirimkan oleh efiling@djp.contact.

Kompas.com telah mendapatkan izin dari pemilik akun untuk mengutip twit tersebut.

Hingga Senin (27/3/2023), unggahan itu telah dibagikan kepada 5.475 akun dan disukai sebanyak 6.661 pengguna Twitter.

Bahaya modus scam

Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengatakan penipuan lewat surat DJP merupakan tindak scam yang memanfaatkan beberapa media, seperti email, pesan Whatsapp, hingga file dengan ekstensi apk.

"Penipunya sudah mempersiapkan diri dengan sangat baik. Mereka khusus membeli domain baru www.pajak.contact sehingga bisa memalsukan diri seakan akan dari kantor pajak dengan email efiling@pajak.contact," jelasnya kepada Kompas.com, Senin (27/3/2023).

Modus penipuan ini memungkinkan pelaku untuk mencuri data pribadi korban ketika korban menginstal file tersebut.

"Jika korban mengunjungi situs yang diberikan, maka dia akan dikelabui dengan tampilan phishing yang mirip dengan tampilan situs pajak www.pajak.go.id," ucapnya.

"(Korban) digiring untuk memasukkan data perbankan seperti data kartu ATM dan data kartu kredit," imbuh Alfons.

Sejauh ini, pengguna Android patut waspada terhadap modus ini.

Pasalnya, Alfons berkata, modus penipuan melalui file dengan ekstensi apk hanya bisa dioperasikan oleh pengguna Android.

Cara mengatasi modus penipuan surat Ditjen Pajak

Apabila korban terlanjur mengunjungi atau menginstal tautan yang dikirim oleh penipu, Alfons menyarankan untuk segera menghapus aplikasi dengan nama "handphone kamu".

"Delete aplikasi pencuri SMS yang baru diinstal. Nama aplikasinya "handphone kamu"", kata Alfons.

Selain itu, periksa "SMS Permission" pada perangkat Android dan hilangkan permission yang mencurigakan atau tidak perlu.

Untuk mencegah modus tersebut, Alfons merekomendasikan pengguna untuk menggunakan antivirus.

"Gunakan antivirus yang bisa mendeteksi dan membasmi malware ini. Seperti GData Mobile Security," tandas Alfons.

Imbauan Ditjen Pajak

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak Dwi Astuti buka suara terkait dengan penipuan yang mengatasnamakan Ditjen Pajak.

"Pengiriman email resmi Direktorat Jenderal Pajak hanya menggunakan domain @pajak.go.id," kata Dwi saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/3/2023).

Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat atau wajib pajak lebih waspada ketika mendapatkan informasi di luar domain tersebut.

Dwi juga mengimbau kepada masyarakat apabila menemukan hal-hal yang mencurigakan segera mengunjungi www.pajak.go.id atau menghubungi Kring Pajak di nomor 1500200.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/03/28/090000865/ramai-twit-soal-modus-penipuan-lewat-surat-ditjen-pajak-kenali-bahaya-dan

Terkini Lainnya

Sumur Tua Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Jerman, Simpan 'Harta Karun'

Sumur Tua Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Jerman, Simpan 'Harta Karun'

Tren
Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Bandung, Ini Daerah yang Merasakan

Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Bandung, Ini Daerah yang Merasakan

Tren
Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Tren
Berapa Kali BPJS Kesehatan Bisa Digunakan untuk Mengakses Layanan Rumah Sakit dalam Sehari?

Berapa Kali BPJS Kesehatan Bisa Digunakan untuk Mengakses Layanan Rumah Sakit dalam Sehari?

Tren
Mengintip Surat Terakhir George Mallory, Ditulis 100 Tahun Lalu Sebelum 'Ditelan' Everest

Mengintip Surat Terakhir George Mallory, Ditulis 100 Tahun Lalu Sebelum "Ditelan" Everest

Tren
Resmi, Inilah Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Resmi, Inilah Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Tren
Kisah Petugas Kebersihan Pesawat Jadi Pilot di Nigeria, Penantian 24 Tahun Terwujud

Kisah Petugas Kebersihan Pesawat Jadi Pilot di Nigeria, Penantian 24 Tahun Terwujud

Tren
Menakar Peluang Indonesia Vs Irak pada Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024...

Menakar Peluang Indonesia Vs Irak pada Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024...

Tren
Amankah Berolahraga Saat Perut Kosong? Kenali Potensi Risikonya Berikut Ini

Amankah Berolahraga Saat Perut Kosong? Kenali Potensi Risikonya Berikut Ini

Tren
Arab Saudi Dilanda Hujan Lebat, Banjir Menerjang Madinah

Arab Saudi Dilanda Hujan Lebat, Banjir Menerjang Madinah

Tren
Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Tren
45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

Tren
Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Tren
4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke