Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Efek Samping Terlalu Banyak Mengonsumsi Kafein, Bisa Memicu Tekanan Darah Tinggi

Kafein sendiri adalah zat yang dapat meningkatkan suasana hati, metabolisme, dan kinerja mental dan fisik.

Namun, tahukah Anda jika mengonsumsi kafein dalam dosis tinggi bisa memiliki efek samping yang tidak menyenangkan bagi tubuh.

Berikut ini beberapa efek samping dari terlalu banyak mengonsumsi kafein:

  1. Kecemasan
  2. Susah tidur
  3. Masalah pencernaan
  4. Kerusakan otot
  5. Tekanan darah tinggi
  6. Detak jantung cepat

Simak perinciannya:

1. Kecemasan

Dilansir dari Healthline, kafein diketahui dapat meningkatkan kewaspadaan. Hal ini disebabkan karena kafein bekerja dengan menghalangi efek adenosin, zat kimia otak yang membuat Anda merasa lelah.

Pada saat yang sama, hal itu juga bisa memicu pelepasan adrenalin, hormon "fight-or-flight" yang terkait dengan peningkatan energi.

Namun, pada dosis yang lebih tinggi, efek ini bisa menjadi lebih jelas hingga menyebabkan kecemasan dan kegugupan pada seseorang.

Faktanya, gangguan kecemasan yang diinduksi kafein adalah salah satu dari empat sindrom terkait kafein yang tercantum dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.

Asupan harian yang sangat tinggi 1.000 mg atau lebih per hari dapat menyebabkan kegugupan dan kegelisahan pada kebanyakan orang. Sedangkan asupan kafein sedang juga dapat menyebabkan efek serupa pada individu yang sensitif terhadap kafein.

Salah satu manfaat kafein adalah membantu orang agar tetap terjaga. Namun di sisi lain, terlalu banyak mengonsumsi kafein juga dapat membuat Anda mengalami kesulitan untuk tidur.

Studi telah menemukan bahwa asupan kafein yang lebih tinggi tampaknya meningkatkan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk tertidur. Itu juga dapat mengurangi waktu tidur total, terutama pada orang tua.

Meskipun kopi dan teh adalah sumber utama kafein yang paling terkonsentrasi, namun kafein juga dapat ditemukan dalam soda, kakao, minuman berenergi, dan beberapa jenis obat.

Selain itu, kafein yang dikonsumsi di kemudian hari dapat mengganggu tidur karena efeknya dapat memakan waktu beberapa jam untuk hilang.

Penelitian telah menunjukkan bahwa efek sementara kafein bisa tetap berada di sistem pencernaan selama rata-rata lima jam. Periode waktunya juga dapat berkisar dari satu setengah jam hingga sembilan jam tergantung pada individu.

Terlebih lagi, kopi tanpa kafein telah terbukti menghasilkan respons yang serupa.

Namun, kafein sendiri tampaknya juga merangsang pergerakan usus dengan meningkatkan gerakan peristaltik, yaitu kontraksi yang menggerakkan makanan melalui saluran pencernaan Anda.

Mengingat efek ini, tidak mengherankan jika kafein dalam dosis besar dapat menyebabkan buang air besar atau bahkan diare pada beberapa orang.

Di sisi lain, beberapa penelitian menunjukkan bahwa minuman berkafein dapat memperburuk penyakit gastroesophageal reflux (GERD) pada beberapa orang. Ini tampaknya berlaku terutama untuk kopi.

4. Kerusakan otot

Rhabdomyolysis adalah kondisi yang sangat serius di mana serat otot yang rusak memasuki aliran darah dan dapat menyebabkan gagal ginjal dan masalah lainnya.

Penyebab umum rhabdomyolysis meliputi trauma, infeksi, penyalahgunaan obat, ketegangan otot, dan gigitan ular atau serangga berbisa.

Selain itu, ada beberapa laporan tentang rhabdomyolysis terkait asupan kafein yang berlebihan, meskipun hal ini relatif jarang terjadi.

Dalam satu kasus, seorang wanita mengalami mual, muntah, dan urine berwarna gelap setelah meminum 32 ons (1 liter) kopi yang mengandung sekitar 565 mg kafein.

Untungnya, dia pulih setelah dirawat dengan obat-obatan dan cairan. Perlu diingat, bahwa ini adalah dosis kafein yang besar untuk dikonsumsi dalam waktu singkat, terutama bagi seseorang yang tidak terbiasa atau sangat sensitif terhadap efeknya.

Untuk mengurangi risiko rhabdomyolysis, sebaiknya batasi asupan hingga sekitar 250 mg kafein per hari, kecuali jika Anda terbiasa mengonsumsi lebih banyak.

Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko serangan jantung dan stroke karena dapat merusak arteri dari waktu ke waktu, membatasi aliran darah ke jantung dan otak.

Untungnya, efek kafein pada tekanan darah tampaknya bersifat sementara.

Oleh karena itu, pentingnya untuk memperhatikan dosis dan waktu minum kafein, terutama jika Anda sudah memiliki tekanan darah tinggi.

6. Detak jantung cepat

Efek stimulasi dari asupan kafein yang tinggi dapat menyebabkan jantung Anda berdetak lebih cepat. Ini juga dapat menyebabkan irama detak jantung yang berubah, yang disebut fibrilasi atrium.

Dalam satu studi kasus, seorang wanita yang mengonsumsi bubuk dan tablet kafein dalam dosis besar dalam percobaan bunuh diri mengalami detak jantung yang sangat cepat, gagal ginjal, dan masalah kesehatan serius lainnya.

Namun, efek ini tampaknya tidak terjadi pada semua orang. Beberapa orang dengan masalah jantung mungkin dapat mentolerir kafein dalam jumlah besar tanpa efek samping.

Dalam satu studi terkontrol, ketika 51 pasien gagal jantung mengonsumsi 100 mg kafein per jam selama lima jam, detak jantung dan ritme mereka tetap normal.

Terlepas dari hasil studi campuran, jika Anda melihat adanya perubahan pada detak jantung atau ritme setelah minum minuman berkafein, pertimbangkan untuk mengurangi asupan kafein Anda.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/03/08/103600965/6-efek-samping-terlalu-banyak-mengonsumsi-kafein-bisa-memicu-tekanan-darah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke