Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Lumba-lumba Disebut Suka Memperkosa dan Membunuh, Pakar: Info yang Menyesatkan

KOMPAS.com - Sebuah unggahan video yang menyebutkan bahwa lumba-lumba suka memperkosa dan membunuh, ramai di media sosial.

Video tersebut dibuat oleh akun TikTok ini pada Sabtu (4/2/2023), dan kembali disebarkan di media sosial Twitter oleh akun ini, Minggu (12/2/2023).

"Gw pas tau lumba lumba itu suka memperkaos dan memb*unuh," narasi pembuat video.

Video ini pun menarik perhatian warganet hingga menuai lebih dari 2,5 juta tayangan di TikTok.

Adapun hingga Senin (13/2/2023) siang, unggahan video telah disukai oleh lebih dari 217.000 warganet dan dikomentari lebih dari 1.252 pengguna.

"Dah percayakan segemoy apapun itu ttp ada darknya cuy," tulis salah satu warganet TikTok.

"Benar-benar mengubah pandanganku akan lumba-lumba yang lucu nan frendly," kata warganet lain.

"Gw shock padahal gw suka bgt sama lumba2. entah hewan mana lagi yg harus ku percaya," komentar pengguna lain.

Lantas, benarkah jika lumba-lumba suka memperkosa dan membunuh?

Penjelasan pakar

Saat dikonfirmasi, dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Slamet Raharjo, menegaskan bahwa informasi dalam unggahan adalah menyesatkan.

"Info yang menyesatkan. Banyak distorsi informasi yang hanya berdasarkan opini dan bukan scientific atau ilmiah," terang Slamet kepada Kompas.com, Senin (13/2/2023).

Menurut dia, lumba-lumba bukanlah ikan, tetapi mamalia akuatik yang hidup di lautan atau kerap disebut marine mammals.

Selain lautan, beberapa spesies lumba-lumba juga hidup di air tawar, seperti Irrawaddy dolphin, Rio Grande dolphin, dan pesut mahakam.

"Sebagai mamalia, mereka hidup berkelompok (flock) yang jumlahnya beberapa ekor sampai ratusan ekor, tergantung spesies, dan bersosialisasi satu sama lain," ujar Slamet.

Mamalia air ini juga terkenal sebagai hewan cerdas dan memiliki intelegensi tinggi untuk berkoordinasi antar anggota untuk kelestarian kelompok.

Slamet menjelaskan, lumba-lumba memiliki hierarki yang rumit, seperti pejantan alfa dan subordinatnya.

Ritual kawin kawanan lumba-lumba juga rumit, harus diawali dengan courtship yang diinisiasi pejantan.

Menurut dia, courtship layaknya masa pacaran, yakni tahapan jantan merayu dengan berbagai cara sampai diterima betina atau gagal.

"Saat satu individu betina dewasa dan heat (birahi), akan 'diapeli' banyak pejantan. Namun, betina akan memilih hanya satu jantan yang akan menjadi pasangan dan mengawininya," tutur dia.

Tahapan courtship inilah, menurut Slamet, banyak disalahartikan dengan banyak jantan yang mengawini satu betina.

Padahal, betina hanya akan memilih satu jantan dan keduanya akan saling merawat sampai setelah bunting sekitar 8 bulan.

"Betina akan melahirkan satu anak dan kedua induk akan merawat anak selama 2-3 tahun," jelas Slamet.

Adapun sama seperti anak-anak manusia, dia mengatakan bahwa anak lumba-lumba senang bermain.

Bukan suka membunuh, tetapi...

Lumba-lumba sendiri tergolong Odontoceti atau paus bergigi yang memiliki makanan utama berupa ikan, kepiting, cumi, ubur-ubur, dan sebagainya.

Sebagai mamalia, akademisi UGM ini menjelaskan bahwa keterampilan berburu mangsa sangat penting untuk kelangsungan hidup.

Namun, berbeda dengan ikan hiu, kemampuan berburu lumba-lumba tidak didapat secara insting.

"Kemampuan berburu harus diajarkan kepada generasi penerus, termasuk pemahaman hewan-hewan beracun yang bisa fatal kalau salah mangsa, seperti ikan buntal, untuk kelestarian flock," jelasnya.

Dia juga membantah anggapan mamalia ini menggunakan ikan buntal sebagai media mabuk.

Padahal, kata dia, ikan buntal kerap menjadi media untuk mengajari lumba-lumba remaja bahwa racun ikan tersebut berbahaya dan tidak boleh dimakan.

Di sisi lain, saat proses belajar berburu, induk akan mengajarkan cara berburu, menangkap mangsa, melumpuhkan mangsa, serta mana saja yang aman dan tidak aman dimakan.

Terkadang, induk juga akan menangkap mangsa hidup untuk diberikan kepada anak-anak sebagai wahana pembelajaran.

"Ini yang sering dikira sebagai tindakan kejam, padahal ini adalah tahapan alami bagi predator untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kelompoknya," tandasnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/13/172900165/ramai-soal-lumba-lumba-disebut-suka-memperkosa-dan-membunuh-pakar--info

Terkini Lainnya

Kata Media Asing soal Kecelakaan Maut di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan Maut di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke