Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Fenomena Awan Sebelum Gempa Turkiye, BMKG dan BRIN: Tak Ada Kaitannya

KOMPAS.com - Ramai soal munculnya fenomena awan dengan bentuk tak biasa sebelum terjadi gempa Turkiye pada 6 Februari 2023 lalu di media sosial.

Kemunculan awan dengan bentuk misterius tersebut terjadi beberapa minggu sebelum gempa, tepatnya di kota Bursa, Turkiye, Kamis (19/1/2023).

Sebagian warganet menghubungkan kemunculan awan sebagai sebuah pertanda gempa, sebagaimana diunggah oleh akun TikTok ini.

"Fenomena awan ini muncul pada 19 Januari 2023. Fenomena awan sebelum gempa Turki. Kenali gejala tanda alam!" tulis akun tersebut dalam unggahan videonya yang viral di media sosial.

Unggahan lain yang menghubungkan gempa dengan kemunculan awan di Turkiye juga diunggah oleh akun Twitter ini.

"Sebelum gempa yg mengguncang Turki,muncul fenomena awan. Kedua hal ini pun saling dikaitkan dan disebut-sebut untuk mengenali gejala tanda alam. Gumpalan awan itu berbentuk aneh dan mengejutkan warga Bursa di Turki," tulis akun tersebut.

Lantas, benarkah kemunculan awan tersebut berkaitan gempa Turkiye?

Belum ada bukti empiris kaitan awan dengan gempa

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah terkait gempa dengan kemunculan awan.

"Macam-macam orang berpendapat silakan saja. Tapi kalau saya, masih skeptis soal awan gempa itu. Belum ada bukti empiris kaitan awan dengan terjadinya gempa," kata Daryono, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/2/2023).

Menurut Daryono, orang-orang yang mengaitkan gempa dengan kemunculan awan sudah ada sejak dulu, termasuk saat gempa di Yogyakarta beberapa tahun silam.

"Mungkin ada beberapa orang yang mengamati dan itu statistics base ya. Bagi saya apa-apa harus berdasarkan landasan teori yang jelas. Jadi kalau ada yang menyebut ada kaitan (awan dengan gempa) harus bisa dibuktikan kaitannya," ungkapnya.

Sama halnya, peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menjelaskan, tidak ada bukti ilmiah yang mengaitkan terbentuknya awan tertentu dengan gempa.

"Setahu saya tidak ada bukti ilmiah yang mengaitkan terbentuknya awan tertentu dengan tanda-tanda gempa," ujar Thomas, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/2/2023).

Pihaknya menilai, kemunculan awan beberapa saat sebelum terjadinya gempa hanyalah kebetulan.

Ia menambahkan bahwa tersebut merupakan awan lentikular karena ada pusaran angin di atasnya.

Dikutip dari NewArab, awan ini terbentuk karena fluktuasi angin yang kencang di atas bukit dan pegunungan.

Munculnya awan ini mengindikasikan pergerakan turbulensi ke bawah yang ada di langit.

Awan lentikular biasanya muncul di sekitar puncak gunung dan mengikuti arah angin.

Biasanya awan ini akan membentuk topi dan terkadang berbentuk lingkaran.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/08/174500265/ramai-soal-fenomena-awan-sebelum-gempa-turkiye-bmkg-dan-brin--tak-ada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke