Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Tips Mengenalkan Kucing ke Teman Baru agar Tidak Bertengkar

KOMPAS.com - Kucing adalah salah satu hewan yang tidak terlalu suka ketika ada kucing lain yang menempati kandang atau “wilayah” mereka.

Hal tersebut membuat beberapa orang enggan untuk menambah kucing peliharaan baru, meskipun mereka menginginkannya.

Namun, bukan berarti kucing tidak bisa saling akrab satu sama lain. Banyak pemilik di luar sana yang memiliki lebih dari satu kucing.

Anda hanya perlu tahu cara memperkenalkannya secara tepat. Jika dilakukan dengan benar, kucing justru bisa akrab dengan cukup cepat.

Dilansir dari AnimalPath, berikut 4 tips sederhana untuk memperkenalkan kucing baru ke kucing peliharaan Anda:

Langkah pertama adalah, sebelum Anda membawa pulang kucing baru, siapkan tempat atau ruangan terpisah untuknya.

Memiliki zona aman untuk kucing baru akan memudahkannya masuk ke dalam situasi tenang dan membuatnya merasa tidak terlalu terancam.

Meski terpisah, sebenarnya kucing baru dan kucing lama Anda masih dapat saling mendengar dan mencium bau satu sama lain.

Setelah 2 atau 3 hari, saat kucing masing-masing telah menyadari keberadaan satu sama lain, Anda dapat menukarnya. Biarkan kucing baru untuk keluar, sementara kucing lama ditempatkan di ruang pengasingan.

Hal tersebut bertujuan untuk memberi kucing baru kesempatan menyelidiki rumah barunya. Sebaliknya, ini juga memungkinkan kucing lama Anda untuk mencium aroma pemula dengan cara yang aman.

2. Biarkan kedua kucing saling melihat

Jika setelah seminggu keduanya kucing tidak lagi mendesis atau menggeram satu sama lain, Anda dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya yakni pengantar visual.

Banyak pemilik kucing akan membatasi menggunakan penghalang berjeruji untuk mempertemukan kucing lama dan baru, sehingga keduanya bisa saling melihat tanpa khawatir kontak fisik.

Lanjutkan dengan memberi makan dan bermain dengan masing-masing kucing di dekat penghalang. Hal ini untuk menciptakan perasaan dan peluang suasana hati yang baik.

Akan tetapi, jika salah satu kucing enggan makan saat melihat kucing lainnya, maka pindahkan piring kembali ke lokasi yang nyaman.

Jangan dipaksa, ini semua tentang membangun ikatan dan kepercayaan yang aman, jadi jangan sampai membiarkan salah satu kucing ke dalam situasi yang tidak nyaman.

Jika semuanya berjalan lancar, tanpa mendesis atau menggeram, lanjutkan ke langkah ketiga.

Pertemuan adalah langkah terakhir dalam proses ini. Namun, seberapa cepat Anda mencapai langkah ini bergantung pada masing-masing kucing dan bagaimana mereka dapat beradaptasi.

Pada tahapan ini, Anda perlu terus mengawasi kedua kucing tersebut, terutama di masa-masa awal.

Biarkan keduanya berada dalam satu ruangan dan membiarkan setiap kucing menjelajah. Reaksinya bisa jadi akan saling mengabaikan satu sama lain, mendesis bahkan bertengkar.

Untuk itu, pastikan untuk meyakinkan kedua kucing dengan lembut, sambil tetap membiarkan mereka mencari tahu.

4. Tetap dalam pengawasan

Jika semuanya berjalan dengan baik, biarkan mereka bergerak bebas, namun tetap dengan pengawasan.

Tentu saja, jika satu kucing terlihat agresif, angkat kucing lainnya dengan hati-hati dan kembalikan ke ruang isolasi.

Anda harus pandai mengukur suasana hati kedua kucing untuk menentukan apakah semua terkendali atau akan berpotensi masalah.

Tips tambahan, memberi kucing camilan lezat saat proses mereka bertemu dengan bebas dalam satu ruangan adalah cara yang bagus untuk menghilangkan ketegangan dan menciptakan momen menyenangkan lainnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/08/154500065/4-tips-mengenalkan-kucing-ke-teman-baru-agar-tidak-bertengkar

Terkini Lainnya

Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Tren
7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke