Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Marak Penipuan Modus Undangan Pernikahan Digital, Begini Cara Bedakan yang Asli dan Palsu

KOMPAS.com - Modus penipuan surat digital undangan pernikahan yang disebarkan melalui pesan singkat cukup meresahkan masyarakat pada beberapa waktu terakhir.

Dalam aksinya itu, pelaku penipuan menyematkan dokumen aplikasi APK—format file aplikasi untuk ponsel Android—dengan nama surat undangan digital pernikahan. Jika tak jeli, penerimanya tak akan tahu kalau dokumen yang di-share merupakan undangan palsu yang digunakan untuk membobol data pribadi korban dan mengakses data perbankan.

Agar terhindar dari modus penipuan berkedok undangan digital palsu, masyarakat diimbau untuk semakin cermat dan waspada, serta meningkatkan literasi digital. Selain itu, masyarakat juga didorong untuk dapat membedakan file undangan pernikahan digital asli dan yang palsu.

Merespons fenomena tersebut, konsultan resepsi pernikahan Ohana Enterprise Yogy Rulan Wijaya pun angkat bicara.

Yogy mengatakan, file undangan pernikahan digital asli lazimnya tidak berbentuk APK dan hanya dikirimkan oleh orang-orang terdekat.

"Hal pertama yang perlu dipastikan dalam menerima pesan singkat berisi undangan digital adalah pengirimnya harus dari pihak pengantin sendiri atau orang terdekat dari pengantin. Artinya, nomor pengirim pesan sudah dikenali atau tersimpan di ponsel,” ujar Yogy dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (2/2/2023).

Lebih lanjut, Yogy juga mengimbau masyarakat untuk tidak membuka file undangan digital pernikahan dari nomor yang tidak dikenal.

Yogy menjelaskan, surat undangan digital pada dasarnya merupakan dokumen yang bersifat personal atau intim.

Karena itu, undangan tersebut hanya akan disampaikan oleh calon pengantin atau keluarga terdekat yang menjadi tuan rumah acara pesta pernikahan.

"Ciri-ciri undangan asli salah satunya adalah dikirimkan pihak pengantin atau keluarga pengantin. Selian itu, dapat dikirimkan oleh keluarga terdekat atau ring pertama, seperti orang tua, kakak, atau adik pihak mempelai," ungkapnya.

Tren undangan pernikahan digital

Yogy menuturkan, undangan pernikahan digital mulai ngetren sejak pandemi Covid-19 pada awal 2020. Undangan nikah yang dikirim secara digital dinilai lebih praktis ketimbang mengirim undangan fisik secara langsung.

"Saat itu, masyarakat menghindari berbagai hal yang berkaitan dengan kontak fisik agar terhindar dari paparan Covid-19, termasuk (menghindari) undangan fisik. Selain itu, undangan pernikahan digital lebih praktis dan sistematis," jelasnya.

Selain itu, imbuh Yogy, tak sedikit pula masyarakat yang beranggapan bahwa membuat undangan digital lebih efisien sehingga dapat menghembat biaya pernikahan. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan mencetak dan mengirim undangan fisik.

Meski begitu, menurut Yogy, selisih biaya pembuatan undangan pernikahan digital dengan undangan fisik tidak terpaut jauh.

Terlebih, undangan fisik masih dipandang perlu mengingat kultur ketimuran yang dipegang masyarakat Indonesia.

Menurutnya, undangan fisik membuat pihak penerima merasa terhormat secara psikologis.

"Masyarakat Indonesia masih memegang nilai dan budaya ketimuran, sopan santun, dan tata krama. Undangan pernikahan masih ada yang harus dicetak sedemikian rupa. Bahkan, terkadang untuk keluarga inti, ada pula yang dicetak dengan desain khusus sebagai simbol penghormatan," ungkapnya.

Yogy menambahkan, tidak sedikit orangtua dari para calon pengantin yang tetap menginginkan adanya undangan berbentuk cetak. Kegiatan pengiriman undangan nikah secara fisik pun dijadikan momentum penting bagi orangtua untuk bertamu dengan kerabat.

"(Undangan fisik) masih dikaitkan dengan nilai kesopanan dan menghargai orang lain. Calon mempelai bahkan harus datang langsung ke rumah kerabat dan  bertamu secara langsung saat memberikan undangan," kata Yogy.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/02/194300465/marak-penipuan-modus-undangan-pernikahan-digital-begini-cara-bedakan-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke