Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Salju Gunung Es di Peru Longsor, 4.000 Orang Tewas

KOMPAS.com - Hari ini 60 tahun lalu, tepatnya 11 Januari 1962, terjadi longsoran es dan salju yang dahsyat di Gunung Huascaran, Peru.

Dilansir dari History, Gunung Huascaran memiliki tinggi sekitar 22.000 kaki (6,7 km) di atas permukaan laut di Pegunungan Andes.

Di lerengnya, ada banyak komunitas kecil masyarakat di Peru yang penduduknya bertani di Lembah Rio Santa.

Namun, peristiwa nahas itu terjadi. Salju dan es menerjang permukiman dan menimbun ribuan orang. Sekitar 4.000 orang dilaporkan tewas.

Kronologi

Tragedi itu terjadi pada malam hari ketika mayoritas masyarakat di daerah tersebut sedang berada di dalam rumah untuk makan malam.

Namun, tepian gletser raksasa gunung es tersebut tiba-tiba pecah.

Suara gemuruh terdengar hebat saat salju menuruni gunung.

Balok es seukuran dua gedung pencakar langit dan beratnya sekitar 6 juta ton itu membuat suara keras hingga terdengar sampai di kota-kota di bawah.

Longsoran salju itu menerjang dengan jarak 9,5 mil dalam waktu hanya tujuh menit, menyapu bersih sejumlah permukiman.

Wilayah di Ranrahirca dan Huarascucho terkubur di bawah es. Lapisan tebal lumpur, pepohonan yang tumbang, bebatuan besar dan puing-puing setebal 40 kaki atau sekitar 12 meter.

Hanya segelintir orang di setiap kota yang selamat.

Longsoran salju itu baru berhenti dan berakhir di Sungai Santa ketika aliran air terhenti dan menyebabkan banjir di daerah terdekat.

Padahal, longsoran salju sudah biasa terjadi dan ada jeda 20-30 menit antara suara es yang pecah dan longsoran salju, memberi orang waktu untuk mencari tempat lebih tinggi.

Namun, kejadian malam itu berbeda.

Kurang lebih 4.000 orang dilaporkan tewas

Dikutip dari BBC, sekitar 4.000 orang dilaporkan tewas dalam longsoran salju tersebut.

Namun, angka pastinya tidak pernah diketahui.

Walikota Alfonso Caballero mengatakan, hanya sekitar 50 dari 500 penduduknya yang selamat.

"Dalam delapan menit Ranrahirca terhapus dari peta," kata Caballero.

Sementara itu, Kepala Layanan Darurat saat itu, Kolonel Umberto Ampuer mengatakan bencana ini seperti adegan dari Dante's Inferno.

Ia meminta bantuan kepada Pemerintah Peru untuk memulihkan komunikasi yang rusak dan menyelamatkan siapa saja yang lolos dari tanah longsor.

Saking gentingnya, U Thant, penjabat Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bahkan menawarkan bantuan kepada Peru untuk meringankan bencana tersebut.

Dinding besar es dan batu setinggi sekitar 12 meter dan tinggi satu km itu meraung di Sungai Santa.

Sungai naik 8 meter membawa serta segala sesuatu yang dilaluinya menuruni lembah Rio Santa.

Jasad para korban ditemukan di pelabuhan Chimbote, 60 mil dari lokasi tragedi.

Wilayah tersebut rentan terhadap longsoran besar pada saat ini tahun ketika gletser mencair dan pecah meluncur melalui "quebracas" (ngarai dalam) di lembah di bawah.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/01/11/073000865/hari-ini-dalam-sejarah--salju-gunung-es-di-peru-longsor-4.000-orang-tewas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke