Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Adanya Peringatan Hari Batik Nasional dan Sejarahnya...

Perayaaan Hari Batik Nasional ini bukan tanpa alasan.

Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menjadi salah satu organisasi yang mendasari perayaan Hari Batik Nasional.

Lantas, kenapa ada Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober?

Alasan perayaan Hari Batik Nasional

Dilansir dari Kompas.com (2021), perayaan Hari Batik Nasional yang diadakan setiap tahunnya ini terjadi karena diakuinya batik sebagai warisan budaya dunia tak benda dari Indonesia.

Tiga belas tahun lalu, tepatnya pada 2 Oktober 2009 dalam sidang keempat Komite Antar-Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak Benda, batik resmi terdaftar sebagai Warisan Kemanusiaan Karya Agung Budaya Lisan dan Nonbendawi di UNESCO.

Proses peresmian batik sebagai Warisan Budaya Bukan Benda itu berlangsung di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Catatan Harian Kompas, 3 Oktober 2009 menunjukkan, batik Indonesia masuk dalam 76 warisan budaya nonbenda dunia.

Dari 76 seni dan budaya warisan dunia yang diakui UNESCO itu, Indonesia menyumbangkan satu warisan. Sementara itu, China menyumbang 21 dan Jepang 13 warisan.

Sejarah Hari Batik Nasional

Sebelumnya, pada 4 September 2008, batik Indonesia diajukan untuk mendapatkan status intangible cultural heritage (ICH) oleh Menko Kesejahteraan Rakyat saat itu.

Pengajuan itu ditujukan kepada kantor UNESCO di Jakarta dan diterima pada 9 Januari 2009.

Hingga pada 30 September 2009, UNESCO mengumumkan masuknya batik Indonesia dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia milik UNESCO.

Beberapa hari kemudian, tepatnya pada 2 Oktober 2009, batik resmi diakui sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO.

Diakuinya batik sebagai warisan dunia dari Indonesia membuat Tanah Air mempunya tugas baru, yakni bertanggung jawab melestarikan batik.

Oleh karena itu, Susilo Bambang Yudhoyono yang menjadi Presiden saat itu, menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009 pada 17 November 2009.

Dalan Keppres tersebut, ditetapkan bahwa Hari Batik Nasional diperingati setiap 2 Oktober, tanggal di mana batik diakui dunia sebagai warisan budaya tak benda.

Dikutip dari Kompas.com (2021), UNESCO berpendapat bahwa teknik, simbolisme, dan sejarah batik melekat dengan kebudayaan Indonesia.

Bahkan, UNESCO menilai masyarakat Indonesia memaknai batik dari prosesi kelahiran sampai kematian.

Batik turut menjadi refleksi keberagaman budaya di Indonesia dilihat dari sejumlah motifnya.

Beberapa motif batik menunjukkan adanya pengaruh Arab, Eropa, China, dan India hingga Persia.

Selain itu, UNESCO mengakui batik sebagai warisan dunia karena memenuhi kriteria, seperti kaya dengan simbol dan makna filosofi kehidupan rakyat Indonesia.

Diberitakan Kompas.com (2020), batik sudah ada di Indonesia sejak zaman kerajaan dan terus berkembang hingga sekarang.

Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam keraton, yakni untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya.

Batik berasal dari kata "ambatik" yang artinya sebuah kain dengan banyak titik.

Akhiran "tik" bermakna titik, yaitu tetes atau ujung yang dipakai untuk membuat sebuah titik.

Secara historis, batik berasal dari zaman nenak moyang sejak abad ke-17. Saat itu, motif batik didominasi bentuk binatang dan tanaman.

Berkembangnya zaman, motif itu beralih menyerupai awan, relief candi.

Adapun kerajinan batik di Indonesia dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit. Arca Bhairawa merupakan contoh gaya seni Arca Majapahit yang dibuat di Sumatera pada abad ke-14.

Kesenian batik semakin meluas setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Sementara batik cap dikenal setelah usai perang dunia I atau 1920.

(Sumber: Kompas.com/Nur Fitriatus Shalihah, Rosy Dewi Arianti Saptoyo, Ari Welianto | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary, Ari Welianto)

https://www.kompas.com/tren/read/2022/09/29/150500965/alasan-adanya-peringatan-hari-batik-nasional-dan-sejarahnya-

Terkini Lainnya

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Tren
Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Tren
Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Tren
Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke