Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Mencegah Hipertensi, 5 Besar Beban Penyakit di Dunia

Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi masuk ke dalam 5 besar kategori beban penyakit di dunia.

Bahkan, penyakit hipertensi menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia setelah stroke, yakni 14,4 persen. Kemudian diikuti dengan kanker 13,5 persen, dan diabetes mellitus (DM) serta komplikasinya 6,2 persen.

Adapun penyebab kematian terbanyak di Indonesia adalah stroke dengan 19,4 persen.

Di sisi pembiayaan, hipertensi merupakan penyakit tidak menular dengan pembiayaan kesehatan terbesar, yakni mencapai Rp 8,2 triliun.

Diikuti kanker Rp 3,1 triliun, stroke Rp 2,1 triliun, dan gagal ginjal Rp 1,9 triliun.

"Ini menjadi tantangan buat kita semua dalam penanggulangan hipertensi dengan komplikasinya," terang Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Elvieda Sariwati, dikutip dari Antara.

Lantas, bagaimana cara mengatasi hipertensi?

Cara mengatasi penyakit hipertensi

Kasus hipertensi di Indonesia terus mengalami peningkatan. Tingginya angka penderita hipertensi itu tidak sebanding dengan jumlah penderita yang mengonsumsi obat secara teratur.

Dilansir dari Antara, penderita hipertensi yang berobat secara teratur hanya sebesar 27,5 persen.

Artinya, hanya 1 dari 3 penderita hipertensi yang berobat secara teratur.

Para penderita rata-rata beralasan bahwa mereka merasa sehat lantaran penyakit hipertensi tidak bergejala. Kendati demikian, penyakit hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi, seperti stroke, jantung, dan lainnya.

Dikutip dari WebMD, perubahan gaya hidup bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi penyakit hipertensi.

Gaya hidup ini tidak menyembuhkan penderita dari penyakit hipertensi, namun membantu menurunkan tekanan darah tinggi si penderita. Berikut gaya hidup tersebut:

1. Menurunkan berat badan

Bagi penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan hingga obesitas, sebaiknya memperbaiki pola makan melalui diet sehat.

Pada dasarnya, peningkatan berat badan menyebabkan gangguan pernapasan saat tidur yang turut meningkatkan tekanan darah.

Dikutip dari Health Line, kehilangan 5 sampai 10 pon dapat mengurangi tekanan darah dan menurunkan risiko masalah medis lainnya.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa diet menurunkan berat badan dapat mengurangi tekanan darah rata-rata 3,2 mm Hg diastolik dan 4,5 mm Hg sistolik.

2. Memperhatikan lingkar pinggang

Penurunan berat badan sebaiknya diimbangi dengan memperhatikan lingkar pinggang. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut lingkar pinggang ideal laki-laki dan perempuan:

  • Pria, lingkar pinggang kurang dari 40 inci (102 sentimeter)
  • Wanita, lingkar pinggang kuranag dari 35 inci (89 sentimeter).

Untuk mendapatkan lingkar pinggang yang ideal, Anda harus rutin melakukan olahraga setiap hari.

Dilansri dari Everyday Health, olahraga selama 40 menit dengan intensitas sedang tiga atau empat kali seminggu sangat direkomendasikan untuk menurunkan hipertensi.

Olah raga ini dapat menurunkan tekanan darah Anda sekitar 5 hingga 8 mm Hg.

3. Konsumsi makanan yang bergizi

Mengonsumsi makanan yang kaya biji-bijian, buah-buahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak juga dapat menurunkan tekanan darah hingga 11 mm Hg.

Hindari makanan cepat saji, seperti junkfood, makanan berkaleng, dan jajanan olahan lainnya.

Selain itu, saat mengonsumsi makanan bergizi perhatikan konsumsi garam setiap harinya. Sebab, mengurangi konsumsi garam dan menambah asupan kalium juga dapat menurunkan hipertensi.

Kendati demikian, diet dengan cara mengurangi konsumsi garam ini sebaiknya dilakukan sesuai dengana arahan dokter.

4. Berhenti merokok

Kebiasaan merokok dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan detak jantung.

Pasalnya, kandungan bahan kimia di dalam rokok meningkatkan tekanan darah dalam tubuh dengan merusak dinding pembuluh darah.

Skibatnya, akan terjadi peradangan dan arteri yang menyempit. Arteri yang menyempit itu nantikanya dapat mengeras menyebabkan hipertensi.

5. Mengurangi kafein

Dilansir dari Mayo Clinic, kafein yang terkadung dalam kopi dan teh bisa meningkatkan tekanan darah hingga 10 mm Hg, terutama bagi seseorang yang jarang mengonsumsinya

Sebaliknya, bagi mereka yang terbiasa minum kopi efek pada tekanan darah itu hanya dirasakan sedikit saja atau bahkan tidak sama sekali.

Meskipun efek jangka panjang kafein terhadap tekanan darah tidak jelas, ada kemungkinan tekanan darah sedikit meningkat.

Untuk mengetahui apakah kafein berpotensi meningkatkan tekanan darah, cobalah periksa tekanan darah Anda 30 menit setelah minum minuman berkafein.

Jika tekanan darah meningkat 5 hingga 10 mm Hg, Anda bisa jadi sensitif terhadap efek peningkatan tekanan darah dari kafein.

6. Kelola stress

Dilansir dari Everyday Health, hormon stres berupa adrenalin dan kortisol dapat membuat jantung berdetak lebih cepat dan menyempitkan pembuluh darah.

Hal ini dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara. Kendati demikian, para peneliti masih mempelajari apakah stres kronis dapat memengaruhi tekanan darah dari waktu ke waktu.

Mengelola stress ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti yoga, mendengarkan musik, tidur yang cukup, atau rileksasi.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/05/15/143000565/cara-mencegah-hipertensi-5-besar-beban-penyakit-di-dunia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke