Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Mbok Yem, Pemilik Warung di Puncak Lawu, Mudik Turun Gunung Ditandu

KOMPAS.com - Baru-baru ini, unggahan video yang memperlihatkan Mbok Yem turun dari gunung Lawu, viral di media sosial.

Video berdurasi 19 detik tersebut memperlihatkan dua orang menggunakan tandu mengusung Mbok Yem yang mengenakan jilbab merah dan baju hitam menyusuri jalur curam pendakian.

Dia ditandu dari puncak Gunung Lawu pada Rabu (27/4/2022) siang.

Siapa Mbok Yem sebenarnya?

Profil Mbok Yem

Nama aslinya adalah Wakiyem. Sekitar tahun 2018, namanya mulai diberitakan media.

Sosoknya sudah tak asing lagi bagi para pendaki Indonesia.

Wanita berusia 63 tahun itu adalah pemilik warung yang berada di puncak Gunung Lawu yang terletak di perbatasan propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Letak warungnya tak biasa. Mbok Yem memilih membuka rumah makan di tempat dengan ketinggian 3.150 mdpl atau hanya selisih 115 mdpl dari puncak Gunung Lawu.

Warungnya sudah ada sejak 1980-an. Warung sederhana yang hanya terbuat dari dinding kayu, tanpa hiasan atau cat dinding berwarna.

Para pendaki menjuluki warung tersebut sebagai warung tertinggi di Indonesia.

Untuk menempuh warung makan tertinggi ini, diperlukan waktu pendakian sekitar 6 sampai 7 jam via Candhi Cetho, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Bukan hal yang mudah untuk mencapai warung Mbok Yem mengingat curamnya lajur pendakian. Hanya mereka yang punya stamina tinggi yang bisa mencapainya.

"Selama saya masih kuat untuk bekerja disini, saya akan tetap bekerja," ucap Mbok Yem dalam Bahasa Jawa.

Mbok Yem mengaku memang sudah berniat mencari nafkah di Gunung Lawu meski bukan hal yang mudah untuk tinggal di gunung dengan ketinggian 3.265 mdpl ini.

Tantangannya berupa cuaca ekstrem seperti angin kencang, pada malam hari suhu udara di puncak bisa mencapai minus 5 derajat.

Dalam sehari, Mbok Yem bisa melayani 200 hingga 300 orang pendaki. Momen 17 Agustus dan bulan Suro, kata Mbok Yem, adalah masa dimana Gunung Lawu akan dipadati oleh pendaki sehingga warungnya kebanjiran pembeli.

Mbok Yem mengaku dirinya tidak sendirian saat berjualan di Gunung Lawu. Dia dibantu beberapa kerabat dekatnya.

Ketika melayani pendaki yang membeli makanan di warungnya, Mbok Yem dibantu oleh dua orang kerabat yang semuanya lelaki.

"Untuk stok dagangan saya juga dibantu orang lain. Jadi, ada orang yang antar barang ke sini tiga kali dalam seminggu," ungkap Mbok Yem.

Mudiknya Mbok Yem

Mbok Yem mengaku hanya sekali dalam setahun turun gunung untuk pulang kampung, tepatnya ketika musim lebaran tiba.

"Yah, sekali setahun aja pulangnya. Waktu lebaran," tutur Mbok Yem.

Pada 2020 saat pandemi Covid-19 melanda, mudiknya terasa sedikit berbeda. Hal itu karena Mbok Yem tidak bisa bersilaturahim dengan tetangga.

Namun saat itu, Mbok Yem ngunduh mantu. Ijal qabul pernikahan cucunya digelar sederhana pada 5 Juni 2020.

Pernikahan cucunya diselenggarakan sederhana dengan dihadiri tetangga dan kerabat dekat saja. Dia tidak menggelar resepsi.

Dia baru kembali naik gunung dan membuka warungnya saat jalur pendakian Gunung Lawu dibuka.

Tahun lalu, Mbok Yem mudik ke rumah anaknya yang kedua di Solo. Pada tahun ini, Mbok Yem turun gunung lagi menggunakan tandu.

Saiful Gimbal, keponakan Mbok Yem mengatakan, Mbok Yem pulang dari warungnya di Gunung Lawu untuk berkumpul dengan keluarga besarnya di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, untuk merayakan Lebaran.

"Mungkin seminggu lah di rumah untuk merayakan Lebaran," kata Saiful Gimbal, dikutip dari Kompas.com, (28/4/2022).

Perjalanan turun gunung, menurut Syaiful, tidak memakan waktu lama. Berangkat pukul 11.00 WIB tiba pukul 14.00 WIB.

"Percaya nggak percaya berangkatnya pukul 11.00 WIB sampai di rumah jam 2 siang," imbuh Syaiful.

(Sumber: Kompas.com/Sukoco, Ariska Puspita Anggraini | Editor: Andi Hartik, Pythag Kurniati, Dheri Agriesta, Lusia Kus Anna)

https://www.kompas.com/tren/read/2022/04/29/144500965/mengenal-mbok-yem-pemilik-warung-di-puncak-lawu-mudik-turun-gunung-ditandu

Terkini Lainnya

Ramai Poster “All Eyes on Papua” di Media Sosial, Apa yang Terjadi?

Ramai Poster “All Eyes on Papua” di Media Sosial, Apa yang Terjadi?

Tren
Sosok Nikki Haley, Wanita yang Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel

Sosok Nikki Haley, Wanita yang Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel

Tren
Promo Gratis Masuk Ancol 1-21 Juni 2024, Ini Syarat dan Ketentuannya

Promo Gratis Masuk Ancol 1-21 Juni 2024, Ini Syarat dan Ketentuannya

Tren
Kartu Prakerja Gelombang 69 Dibuka Hari Ini, Klik www.prakerja.go.id

Kartu Prakerja Gelombang 69 Dibuka Hari Ini, Klik www.prakerja.go.id

Tren
7 Kelompok yang Dapat Diskon Tiket Kereta dari KAI, Ada yang Berlaku Seumur Hidup

7 Kelompok yang Dapat Diskon Tiket Kereta dari KAI, Ada yang Berlaku Seumur Hidup

Tren
SIM C1 Resmi Berlaku untuk Motor 250-500 CC, Ini Syarat dan Biayanya

SIM C1 Resmi Berlaku untuk Motor 250-500 CC, Ini Syarat dan Biayanya

Tren
Mulai 2 Juni 2024, Masuk Mekkah Tanpa Izin Haji Bisa Kena Denda, Berapa Besarannya?

Mulai 2 Juni 2024, Masuk Mekkah Tanpa Izin Haji Bisa Kena Denda, Berapa Besarannya?

Tren
Link Live Streaming Liga 1 Madura United Vs Persib Bandung Hari Ini

Link Live Streaming Liga 1 Madura United Vs Persib Bandung Hari Ini

Tren
Penjelasan Gerindra soal Baliho Budisatrio Djiwandono-Kaesang Maju Pilkada Jakarta

Penjelasan Gerindra soal Baliho Budisatrio Djiwandono-Kaesang Maju Pilkada Jakarta

Tren
Sejarah Bayar UKT Pakai Hasil Bumi di Universitas Muhammadiyah Maumere

Sejarah Bayar UKT Pakai Hasil Bumi di Universitas Muhammadiyah Maumere

Tren
BMKG Ungkap Kondisi El Nino dan La Nina Saat Musim Kemarau 2024 di Indonesia

BMKG Ungkap Kondisi El Nino dan La Nina Saat Musim Kemarau 2024 di Indonesia

Tren
MRT Jakarta Beroperasi Normal Usai Sempat Dihentikan karena Material Jatuh

MRT Jakarta Beroperasi Normal Usai Sempat Dihentikan karena Material Jatuh

Tren
Beredar Video Oknum Suporter Serang KA Pasundan di Stasiun Surabaya Gubeng, Ini Kata Daop 8

Beredar Video Oknum Suporter Serang KA Pasundan di Stasiun Surabaya Gubeng, Ini Kata Daop 8

Tren
Israel Sebut Perang Melawan Hamas Diperkirakan hingga Akhir Tahun 2024

Israel Sebut Perang Melawan Hamas Diperkirakan hingga Akhir Tahun 2024

Tren
Kumpulan Ucapan dan Twibbon Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024

Kumpulan Ucapan dan Twibbon Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke