KOMPAS.com - Menopause terjadi saat wanita tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut.
Sebelum menopause, wanita akan mengalami perimenopause atau periode sebelum menopause mulai.
Dikutip dari Women’s Health, perimenopause umumnya terjadi mulai rentang usia pertengahan hingga akhir 40-an.
Hingga kemudian, membutuhkan kurang lebih empat tahun sebelum akhirnya menstruasi benar-benar berhenti alias memasuki masa menopause.
Oleh karena itu, memasuki usia 40 tahun, tak ada salahnya untuk mengenal dan mulai mempersiapkan diri guna menghadapi menopause.
Lantas, apa saja gejala menopause?
Gejala menopause
Mendekati masa menopause, wanita akan mengalami beberapa gejala fisik, seperti keringat malam, kekeringan pada area vagina, dan penurunan gairah seks.
Gejala-gejala tersebut, sebagaimana dikutip dari Medical News Today, bisa berlangsung selama beberapa tahun di masa perimenopause.
Beberapa perubahan yang terlihat saat memasuki perimenopause dan menopause, antara lain:
1. Siklus menstruasi tidak teratur
Menopause bisa dikatakan sebagai periode akhir masa reproduksi wanita. Sebelum menopause, beberapa wanita akan mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur.
Menstruasi yang sebelumnya lancar dan teratur, bisa datang lebih cepat atau lebih lambat dengan durasi yang singkat.
Selain itu, darah yang keluar pun mengalami perubahan dari biasanya. Jumlah darah bisa sangat banyak atau sangat sedikit, atau bahkan hanya berupa flek.
2. Kekeringan di area vagina
Kekeringan, gatal, dan rasa tidak nyaman pada vagina bisa menjadi gejala mulainya perimenopause dan berlanjut hingga menopause.
Wanita dengan kondisi demikian kemungkinan mengalami gesekan dan ketidaknyamanan saat berhubungan seksual. Jika kering sangat parah, bisa meningkatkan risiko infeksi di area sekitar vagina.
Medical News Today memberikan sedikit tips untuk mengatasi masalah ini, seperti mengoleskan pelembab serta mengonsumsi obat yang bisa meredakan kekeringan sesuai anjuran dokter.
3. Hot flashes
Hot flashes merupakan sensasi panas yang datang tiba-tiba menjelang atau selama menopause.
Biasanya, sensasi panas menyerang tubuh bagian atas, mulai dari wajah, leher, dada, dan menjalar ke bagian-bagian tubuh lain.
Akibat rasa panas yang muncul, hot flashes di beberapa orang bisa menimbulkan bercak kemerahan di kulit, keringat malam, dan kedinginan jika keringat yang keluar terlalu banyak.
Hot flashes bisa terjadi di tahun pertama menopause dan berlanjut hingga 14 tahun setelahnya. Umumnya, sensasi panas akibat menopause ini timbul saat malam hari.
4. Gangguan tidur
Seorang wanita dalam masa menopause, kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh terus menurun. Akibatnya, ia kesulitan tidur atau insomnia.
Selain kadar hormon dalam tubuh, gangguan tidur bisa juga terjadi karena rasa cemas, keringat malam, dan kebutuhan buang air kecil di malam hari yang kian meningkat.
5. Perubahan emosi
Cemas, depresi, dan suasana hati yang kurang mengenakkan, umum terjadi selama menopause.
Hal tersebut di antaranya disebabkan oleh perubahan hormon dan gangguan tidur yang menyerang saat menopause.
Tergolong umum, tetapi jika mengalami suasana hati buruk selama dua minggu atau lebih, lebih baik segera menemui dokter agar mendapat saran dan tindakan yang tepat.
Setelah mengetahui gejala menopause, lantas, apa saja persiapan yang diperlukan untuk menghadapinya?
Persiapan menghadapi menopause
Cepat atau lambat, seorang wanita pasti akan mengalami menopause. Memasuki usia 40 tahun, akan lebih baik jika mulai menyiapkan hal-hal berikut untuk menghadapi menopause:
1. Olahraga teratur
Selama masa perimenopause ataupun menopause, olahraga teratur bisa membantu meredakan gejala-gejala, seperti hot flashes, perubahan suasana hati, dan membantu mengontrol berat badan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menganjurkan orang dewasa sehat untuk olahraga dengan intensitas sedang minimal 150 menit per minggu.
Durasi tersebut bisa dibagi menjadi 5 kali seminggu, dengan masing-masing 30 menit per hari.
Olahraga juga membantu menguatkan tulang dan mencegah pengeroposan yang umum terjadi saat usia semakin matang.
2. Konsumsi makanan sehat
Mengonsumsi makanan bergizi seimbang adalah kunci menjaga berat badan ideal, serta menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan kondisi kronis lain.
Pasalnya menurut Healthline, kadar estrogen yang menurun selama menopause rentan membuat wanita mengalami kenaikan berat badan, terutama di bagian perut.
Peningkatan lemak di perut ini dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Guna mencegah kenaikan berat badan, perhatikan isyarat lapar. Makanlah hanya jika merasa lapar dan pilihlah makanan yang sehat bergizi seimbang.
Hindari juga untuk melakukan kebiasaan buruk, seperti konsumsi alkohol, merokok, dan begadang.
https://www.kompas.com/tren/read/2022/04/19/080000465/gejala-menopause-di-usia-40-tahun-dan-hal-hal-yang-perlu-disiapkan