Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Jalur Gaza, Kota Strategis yang Diperebutkan

Gaza merupakan kota kecil yang mendiami tanah seluas 140 mil persegi dan terletak di sepanjang pantai Mediterania.

Saat ini, Jalur Gaza berada di bawah kekuasaan Hamas, sebuah kelompok perlawanan Islam yang menentang pendudukan Israel.

Jalur Gaza di masa lalu

Jalur Gaza dianggap sebagai salah satu kota tertua dunia yang kerap diperebutkan oleh berbagai bangsa, dikutip dari Al-Arabiya.

Raja-raja Mesir termasuk di antara orang pertama yang memasuki Gaza, mulai 3235 SM dan berakhir pada 664 SM.

Letak geografis Gaza yang berada di antara Mesir, Jazirah Arab, dan Laut Mediterania menjadikannya pusat perhatian banyak kerajaan di masa lalu.

Tak heran jika Jalur Gaza kerap disebut sebagai gerbang ke Mediterania.

Setelah Mesir, Asyur menduduki Gaza pada 734 SM. Namun, banyak sejarawan berpendapat, tujuan pendudukan ini bukan untuk menguasai Gaza, melainkan mempermudah gerekan mereka menuju Libya dan Mesir.

Raja lain yang terpikat dengan posisi strategis Gaza adalah Nebukadnezar dari Babilonia. Ia menduduki kota itu pada 568 SM dan bertujuan menaklukkan Mesir.

Pada 332 SM, Alexander Agung yang membawa sejumlah besar orang Yunani menduduki Jalur Gaza sampai kedatangan Romawi pada 96 SM.

Tentara Arab sendiri tercatat menaklukkan Gaza pada 13 Hijriah dan dianggap sebagai kota pertama di Palestina yang ditaklukkan Musilm.


Gaza di Era modern

Pada 14 Mei 1948, Israel secara resmi mengumumkan kemerdekaan sekaligus menandai negara Yahudi pertama dalam lebih dari 2.000 tahun.

Satu hari kemudian, perang besar antara Israel dan koalisi Arab (Yordania, Irak, Suriah, Mesir, Lebanon) tak terhindarkan atau sering disebut dengan Perang 1948.

Usai perang, Mesir memegang kendali atas Jalur Gaza.

Akibat pendirian negara Israel, para ahli memperkirakan lebih dari 700.000 orang Palestina pergi atau terpaksa meninggalkan rumah mereka (Nakbah) dan menetap di Jalur Gaza, dikutip dari History.

Pada 1967, Israel merebut Jalur Gaza dari tangan Mesir setelah memenangi Perang Enam Hari, bersama dengan beberapa wilayah lain, seperti Dataran Tinggi Golan dan Tepi Barat.

Kesepakatan Perdamaian Oslo 1993 dan 1995 antara para pemimpin Palestina dan Israel merundingkan penarikan Israel dari Gaza dan daerah-daerah penting lainnya.

Israel pun menarik diri dari Gaza pada 2005 di bawah pemerintahan Perdana Menteri Ariel Sharon.

Pada 2006, Hamas memenangkan pemilihan dan menguasai Gaza.

Sejak saat itu, Jalur Gaza kerap menjadi medan pertempuran antara Hamas dan Israel. Tiga perang besar keduanya tercatat pada 2008, 2012, dan 2014.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/02/19/073000865/sejarah-jalur-gaza-kota-strategis-yang-diperebutkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke