Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kebiri Kimia adalah Hukuman untuk Pelaku Kekerasan Seksual

KOMPAS.com - Pelaku pemerkosaan terhadap 13 santriwati di Bandung, Herry Wirawan dituntut hukuman mati dan kebiri kimia.

Tuntutan itu diberikan oleh jaksa penuntut umum pada persidangan di Pengadilan Negeri, Selasa (11/1/2022).

Tuntutan hukuman itu dinilai bisa menimbulkan efek jera dan menekan adanya kejahatan serupa di kemudian hari.

Hukuman ini resmi diteken oleh Presiden Joko Widodo pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 70 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia, Pemasangan Alat Pendeteksi Elektronik, Rehabilitasi, dan Pengumuman Identitas Pelaku kekerasan Seksual Terhadap Anak pada 7 Desember 2020.

Apa itu kebiri kimia?

Sesuai PP No. 70 Tahun 2020, hukuman kebiri kimia adalah pemberian zat kimia melalui penyuntikan atau metode lain. 

Hal ini dilakukan kepada pelaku yang pernah dipidana karena melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, sehingga menimbulkan korban lebih dari 1 (satu) orang.

Tindakan pelaku mengakibatkan luka berat, gangguan jiwa, penyakit menular, terganggu atau hilangnya fungsi reproduksi, dan/atau korban meninggal dunia, untuk menekan hasrat seksual berlebih, yang disertai rehabilitasi.

Mengutip Healthline, (12/1/2021), hukuman kebiri kimia adalah penggunaan obat-obatan untuk menurunkan produksi hormon androgen di testis seseorang.

Dalam dunia medis, metode ini digunakan pada pasien yang mengidap kanker prostat.

Nama lain dari kebiri kimia yakni terapi hormon, terapi supresi androgen, dan terapi depresi androgen.

Proses kebiri kimia

Proses kebiri kimia dilakukan dengan cara memasukkan zat kimia anti-androgen ke tubuh seseorang agar produksi hormon testosteron di tubuh mereka berkurang. Hasil akhirnya akan sama seperti kebiri fisik.

Dalam tubuh pria, hormon androgen utama adalah testosteron dan dihidrotestosteron (DHT). Testosteron merupakan hormon yang memiliki banyak fungsi, salah satunya fungsi seksual.

Dengan berkurangnya testosteron maka fungsi seksual seseorang akan menurun atau hilang. 

Menurut tinjauan penelitian 2012, sekitar 90 hingga 95 persen androgen dibuat di testis seseorang. Sisanya berasal dari kelenjar adrenal.

Dikutip dari Kompas.com, (4/1/2021), obat yang digunakan dalam kebiri kimia adalah medroksiprogesteron asetat, siproteron asetat, dan Luteinizing hormone-releasing hormone (LHRH). Jenis obat ini mengurangi hormon testosteron dan estradiol.


Efek samping kebiri kimia

Sementara itu, efek samping kebiri kimia meliputi:

  • Hasrat seksual berkurang atau tidak ada
  • Disfungsi ereksi (DE)
  • Pengecilan buah zakar dan penis
  • Kelelahan
  • Semburan panas
  • Nyeri payudara dan pertumbuhan jaringan payudara (ginekomastia)

Dalam jangka panjang, kebiri kimia juga dapat menyebabkan:

  • Osteoporosis
  • Glukosa terganggu
  • Depresi
  • Ketidaksuburan
  • Anemia
  • Kkehilangan massa otot
  • Penambahan berat badan

Menurut tinjauan penelitian 2013, efek samping dan komplikasi dapat meningkat semakin lama seseorang dalam perawatan.

Dokter mungkin merekomendasikan terapi lain untuk mencegah atau meringankan efek samping ini.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/01/12/063000765/kebiri-kimia-adalah-hukuman-untuk-pelaku-kekerasan-seksual-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke