Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Pemerintah Disarankan Kaji 3 Opsi Ini

Akan tetapi, hingga saat ini, proyek tersebut tak kunjung selesai.

Selain itu, biaya pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini mengalami pembengkakan dari 6,07 miliar dollar AS menjadi 8 miliar dollar AS.

Artinya, terdapat kenaikan sekitar 1,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 27.09 triliun.

Di tengah kondisi keuangan BUMN yang pas-pasan, Presiden Jokowi kini mengizinkan penggunaan APBN untuk proyek tersebut melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2021.

Padahal, Jokowi sebelumnya enggan menggunakan uang rakyat untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini.

Apa catatan tentang proyek ini sehingga tak sesuai rencana?

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, pemerintah perlu membuat kajian soal tiga opsi terkait proyek kereta cepat ini.

Pertama, menunda proyek dan menghitung untung rugi dari penundaan itu.

Kedua, proyek dilanjutkan dengan dana APBN atau penjaminan pemerintah.

Ketiga, proyek terminasi atau penghentian secara penuh.

"Ketiga opsi ini harus dijabarkan kepada publik sebagai bentuk transparansi," ujar Bhima kepada Kompas.com, Jumat (15/10/2021).

Ia menilai, awal masalahnya adalah proyek disetujui dengan studi kelayakan yang bermasalah.

Jika pemerintah sejak awal menggunakan model business to business (B2B), menurut dia, hitungan bisnisnya pun harus masuk akal.

"Kenapa pinjaman dari China Development Bank disetujui, pasti ada pertimbangan return on investment (ROI) dari proyek kereta cepat bentuknya komersil," kata Bhima kepada Kompas.com, Jumat (15/10/2021).

"Maka dari itu, jelas proyek ini sedari awal proyek komersial alias tujuan cari untung. Tiba-tiba sekarang disuntik APBN tentu jadi tanda tanya besar," sambungnya.

Bhima mengatakan, alih-alih memberi subsidi pada kereta cepat, pemerintah seharusnya lebih memilih subsidi kereta reguler kelas ekonomi yang jauh lebih bermanfaat.

Karena kesalahan manajemen, ia menilai, proyek kereta api cepat ini akan menyita pajak masyarakat dan tambahan utang baru.

Padahal, beban utang yang meningkat tentu akan membahayakan APBN dalam jangka panjang, terlebih target defisit anggaran 2022 masih berada pada level 4,85 persen dari PDB. 

 

Oleh karena itu, Bhima meminta agar DPR melakukan evaluasi sebelum menyetujui masuknya investasi pemerintah dalam proyek kereta cepat.

"Bongkar dulu penyebab anggaran kereta cepat membengkak kenapa? Kemudian lakukan audit dari BPK juga atau bentuk Pansus," jelas dia.

"Jangan asal suntik proyek yang sebenarnya manfaat ekonominya kecil dan akan jadi beban jangka panjang bagi fiskal negara," kata Bhima.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/10/15/153500565/soal-kereta-cepat-jakarta-bandung-pemerintah-disarankan-kaji-3-opsi-ini

Terkini Lainnya

Amankah Memanaskan Kembali Teh yang Sudah Dingin?

Amankah Memanaskan Kembali Teh yang Sudah Dingin?

Tren
5 Pilihan Ikan Tinggi Kalsium, Bantu Cegah Tulang Rapuh

5 Pilihan Ikan Tinggi Kalsium, Bantu Cegah Tulang Rapuh

Tren
7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

Tren
Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke