Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tabung Oksigen Meledak Saat Diisi Ulang, Apa Penyebabnya?

KOMPAS.com – Sebuah insiden meledaknya tabung gas oksigen ketika diisi ulang baru-baru ini terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 13 Agustus 2021, ledakan tersebut terjadi saat puluhan warga tengah mengantre di sebuah depot oksigen.

Warga saat itu tengah mengantre untuk mengisi oksigen bagi pasien isoman pada pukul 10.00 WIB.

Akibat kejadian meledaknya tabung oksigen tersebut, Yohanes warga Kota Pontianak, Kalimantan Barat terluka di wajah dan patah tulang tangan.

Sementara waktu, proses pengisian ulang dihentikan dan akan dilakukan evaluasi terkait peristiwa tersebut.

Kecelakaan kerja

Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Horison mengatakan, kecelakaan kerja demikian bisa diakibatkan oleh berbagai faktor.

Di antaranya adalah karena tabung oksigen mungkin tidak standar dan penutup kerannya tidak kuat.

"Saat kita mengisi oksigen, keran atau selang lepas sehinga menghantam tubuh atau wajah orang yang mengisi itu bisa karena tabung gas tidak standar, akibatnya diisi tabung jebol," kata Harisson.

Lantas, apa penyebab tabung oksigen bisa meledak dan bagaimana antisipasinya?


Dosen Kimia Universitas Airlangga Mochamad Zakki Fahmi mengatakan, jika melihat dari sifat dasarnya, oksigen dalam bentuk gas merupakan gas yang tidak mudah terbakar.

Namun, menurutnya ketika dalam keadaan tekanan tinggi, atau ada kebocoran, maka dapat memicu terjadinya ledakan.

“Dalam keadaan tekanan tinggi, adanya kebocoran bisa menjadi pemicu adanya ledakan karena adaya perubahan tekanan mendadak atau gas ini berinteraksi dengan senyawa lain yang mudah terbakar,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/8/2021).

Menurut Fahmi, perubahan tekanan mendadak pada tabung gas, terutama pada tabung gas lama, jelek, atau tidak layak berpotensi menyebabkan ledakan karena material penyusun tabung bisa saja timbul crack. Meskipun demikian, penyebab ini menurutnya kemungkinannya kecil.

Adapun penyebab paling besar timbulnya ledakan menurutnya adalah adanya kebocoran tabung oksigen, kemudian oksigen tersebut bertemu api sehingga oksigen akan membantu api membakar material lebih cepat.

Ia juga menambahkan, oksigen cukup reaktif ketika bereaksi dengan banyak senyawa.

Fahmi menambahkan, ecara umum tabung gas biasanya terdiri dari material yang sangat kuat dan bagus, tetapi kebocoran biasanya terdapat pada sambungan atau connector dari tabungnya.

Berkaca dari kejadian tersebut, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan agar tabung oksigen tidak meledak.

Hal tersebut yakni terkait lokasi penempatan tabung oksigen dan juga perawatannya.

Adapun sejumlah hal yang harus diperhatikan meliputi:

Fahmi mengatakan, merawat tabung oksigen layaknya merawat tabung LPG.

Kerawanan bocor pada tabung oksigen berasal dari konektornya.

Saat disinggung terkait penggunaan tabung yang peruntukannya untuk gas lain namun dipergunakan untuk oksigen, menurutnya setiap tabung gas apa pun memiliki spesifikasi tersendiri terkait tekanan maksimum dari gas yang diisikan.

"Kemungkinan aman asalkan gas yang diisikan tak melebihi tekanan maksimal dari tabung," katanya lagi.

Ia mengatakan tabung bekas gas lain yang secara umum memiliki bahan penyusun sama yakni pada tabung gas komersial untuk gas oksigen, helium, nitrogen, ataupun argon.

Namun ia menekankan penggunaan tabung-tabung gas lain untuk oksigen medis menurutnya adalah perlunya dipastikan bahwa tabung itu kosong dari gas sebelumnya.

Hal ini karena menurutnya bisa menimbulkan risiko kontaminasi yang bisa berbahaya.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/14/200500965/tabung-oksigen-meledak-saat-diisi-ulang-apa-penyebabnya-

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke