Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga Susu Beruang Melonjak, YLKI: Masyarakat Jangan Panic Buying

KOMPAS.com - Sejak banyak diburu masyarakat karena diklaim tangkal Covid-19, susu beruang jadi sulit ditemukan di pasaran.

Padahal, produk susu kaleng itu biasanya mudah ditemukan di rak atau lemari pendingin swalayan atau minimarket. Harganya pun jadi melambung.

Hal ini diakui oleh banyak netizen yang mencurahkan pengalamannya melalui Twitter.

"susu beruang 1 pcs harga 15 ribu wkwk kacauu," tulis akun @_OktaRzy.

"nyokap gw nyari di bandung susah banget dan naek harganya..mana susu beruang 1-1nya susu yg mau diminum ma nyokap..sad klo beneran dijual lg dgn harga mahal Loudly crying faceLoudly crying faceLoudly crying face," tulis akun @my_kania.

Harga melambung

Harga satu kaleng susu beruang berukuran 189 ml di salah satu platform digital,, ada yang menjual hingga harga Rp50.000.

Padahal, harga normal di kisaran Rp10.000/kaleng atau di bawahnya.

Ada juga yang menjual satu krat susu beruang (isi 30 kaleng 189 ml) dengan harga Rp756.000.

Jika dibagi dengan kuantitasnya, maka per kaleng susu ini dihargai lebih dari Rp25.000.

Padahal, pihak Nestle sendiri menyebut, tidak menaikkan harga produk susu yang satu ini.

Namun, mereka juga mengaku tidak memiliki kapasitas untuk menentukan harga akhir di pasaran.

"Mengenai adanya kenaikan harga di e-commerce untuk produk-produk Bear Brand, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan persaingan usaha, kami tidak dapat menentukan harga jual akhir produk kami," kata Direktur Corporate Affairs Nestle Indonesia Debora R. Tjandrakusuma, dikutip dari Kompas.com (4/7/2021).

Fenomena semacam ini sebenarnya bukan kali ini saja terjadi di Indonesia. Di awal masa pandemi, masker medis dan handsanitizer juga mengalami hal serupa: langka dan mahal.

Kelangkaan dan harga melambung kemudian berlanjut pada empon-empon dan sejumlah jenis obat-obatan yang disebut bisa mencegah juga menyembuhkan Covid-19.

Masyarakat jangan panic buying

Anggota Bidang Pengaduan dan Hukum Yayasan Layanan Konsumen Indonesia (YLKI) Rio Priambodo menyebut masyarakat bisa berperan mencegah terjadinya kenaikan harga suatu produk dengan cara tidak melakukan panic buying.

"YLKI menghimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan panic buying, yang akan berefek pada langkanya barang di pasaran," kata Rio saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/7/2021).

Sebagaimana hukum ekonomi menyebut, permintaan yang tinggi akan berpengaruh pada harga yang tinggi pula.

Selanjutnya, YLKI juga meminta Pemerintah merespons cepat fenomena yang terjadi di masyarakat ini dengan melakukan sejulah hal. Misalnya menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk produk bersangkutan.

Dengan begitu, harga tidak akan melonjak tajam.

Investigasi

Tak hanya itu, Rio juga meminta Pemerintah untuk melakukan investigasi terkait hal ini dan mencari tahu ada kah pihak-pihak yang bermain dan memanfaatkan kesempatan untuk mengambil untuk lebih banyak.

"Pemerintah melalui Kemendag maupun KPPU harus menginvestigasi lebih lanjut apakah ada oknum yang sengaja menaikkan harga penjualan susu beruang, jangan sampai fenomena masker terulang: memanfaatkan peluang permintaan masyarakat yang melambung tinggi sehingga banyak pelaku usaha yang menimbun barang," jelas dia.

Tak hanya menemukan, Pemerintah juga diminta untuk memberikan sanksi tegas pada pihak-pihak tersebut sehingga dapat timbul efek jera.

Terakhir, YLKI juga mendesak Pemerintah membuka akses pengaduan untuk masyarakat, agar ketika terjadi inflasi masyarakat memiliki wadah yang bisa menampung aduan mereka.

"Mungkin ada (tempat pengaduan), tapi sejauh ini saya belum mendengar akses pengaduan masyarakat kemana," pungkas Rio.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/05/163000865/harga-susu-beruang-melonjak-ylki--masyarakat-jangan-panic-buying

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke