Sebuah rekaman ambruknya Eriksen di Stadion Parken Kopenhagen yang kemudian mendapatkan bantuan tekanan di dadanya terlihat sangat mengejutkan.
Pemain klub Inter Milan tersebut telah dilarikan ke rumah sakit, dan berhasil dalam kondisi stabil malam harinya.
Melansir Independent, belum diketahui apa yang menyebabkan Eriksen ambruk dan jantungnya seolah berhenti. Namun, kejadian seperti ini bukan pertama kalinya terjadi di ranah sepak bola.
Banyak ditemui kasus orang-orang bugar dan rajin olahraga mengalami henti jantung atau terkena serangan jantung.
Dugaan penyebab
Konsultan elektrofisiologi jantung di Norfolk and Norwich Hospitals Trust Dr Richard Till yang mengkhususkan diri dalam penyakit jantung memberikan penjelasan.
Menurut dia, yang dialami Christian Eriksen jarang terjadi. Beruntung, tindakan cardio pulmonary resuscitation (CPR) cepat yang diterima di lapangan, membantu menyelamatkan nyawa pemain.
Richard menyampaikan, henti jantung mendadak tidak sama dengan serangan jantung yang dipicu oleh penyakit jantung koroner yang mendasarinya.
Dalam keadaan ini, timbunan lemak menyumbat arteri ke jantung yang menyebabkan otot mati, yang dapat menghentikan detak jantung.
“Sangat tidak mungkin menjadi penyebab dalam kasusnya. Yang lebih mungkin adalah dia memiliki kondisi bawaan yang belum diketahui sampai sekarang,” ujar dia.
Kardiomiopati hipertrofik
Pihaknya menambahkan, penyebab lain dari henti jantung mendadak dapat mencakup kondisi yang dikenal sebagai kardiomiopati hipertrofik.
Kondisi ini dapat menyebabkan otot jantung menebal dan membuatnya lebih sulit untuk memompa darah.
Selain itu, menutut dia, terdapat kemungkinan bahwa Eriksen memiliki infeksi virus yang menyebabkan miokarditis, radang otot jantung.
Penyebab lain dari serangan jantung dapat dikaitkan dengan kesalahan listrik pada sinyal yang memicu berbagai bagian jantung untuk memompa darah.
Hal ini bisa menyebabkan ritme yang tidak normal, mengurangi aliran darah keluar dari jantung ke organ-organ seperti otak, serta menyebabkan orang pingsan.
Salah satu kondisinya dikenal sebagai sindrom Brugada.
Sindrom lon QT
Adapun kondisi lain yang serupa, dikenal sebagai sindrom long QT, juga dapat mempengaruhi cara jantung berdetak.
Dr Richard menuturkan, hal ini bisa terputus-putus dan berpotensi terlewatkan oleh jejak jantung EKG dan pemindaian ultrasound, yang merupakan penilaian kesehatan umum untuk pesepakbola profesional dan atlet lainnya.
“Kuncinya adalah menjaga oksigen dan darah mengalir ke otak melalui kompresi dada dan saya mengerti Christian Eriksen menerima CPR yang sangat cepat di lapangan,” kata dia.
“Dia akan terhubung ke defibrillator yang akan memeriksa ritme jantungnya dan menyetrum jantung untuk mengembalikannya ke ritme normal jika sesuai,” lanjut dia.
Richard memaparkan, hal ini sangat tidak biasa bagi seseorang di bidang profesional. Kondisi tersebur lebih sering terjadi pada atletik amatir dan orang yang pertama kali berlari maraton, meskipun itu sangat jarang.
https://www.kompas.com/tren/read/2021/06/13/151500365/dugaan-penyebab-christian-eriksen-kolaps-saat-denmark-vs-finlandia-di-euro