Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[HOAKS] Tsunami Aceh 2004 karena Ledakan Bom Nuklir Bawah Laut

KOMPAS.com - Di media sosial beredar informasi yang menyebutkan penyebab tsunami Aceh 2004. Informasi itu beredar di media sosial Facebook.

Dalam unggahan itu disebutkan bahwa tsunami yang terjadi Aceh bukan karena gempa bumi, melainkan bom nuklir bawah laut.

Unggahan tersebut juga menyertakan sebuah video penjelasan dari Jerry D Gray.

Dari penelusuran dan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com,narasi tersebut tidak benar alias hoaks.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menegaskan, tsunami di Aceh 2004 dipicu oleh gempa tektonik, bukan karena ledakan nuklir seperti isu yang beredar. 

Narasi yang beredar

Salah satu akun mengunggah informasi dan video soal klaim itu pada 28 Desember 2020.

Berikut narasi unggahannya:

Menurut Jerry D gray dan fisikawan Prancis. Tsunami Aceh yang terjadi pada tahun 2004, bukan akibat gempa bumi, melainkan merupakan ledakan bom nuklir bawah laut.
Percaya? Simak yaa. Just information!

Dari penelusuran, narasi serupa pernah diunggah oleh akun Ta'aruf, Tau Gak Sih?, dan Kenny Kiske pada 2012.

Dalam narasinya, ketiga pengunggah itu mengatakan bahwa tsunami Aceh merupakan konspirasi.

Sementara, bom nuklir yang menyebabkan tsunami merapakan rekayasa senjata dari negara adidaya. 

Penelusuran dan konfirmasi Kompas.com

Untuk memastikan kebenaran informasi dalam narasi itu, Kompas.com menghubungi Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Senin (22/3/2021).

Daryono menegaskan, tsunami di Aceh 2004 dipicu oleh gempa tektonik, bukan ledakan nuklir seperti isu yang beredar.

Ia mengatakan, ada sejumlah bukti ilmiah yang sangat kuat untuk mendukung fakta itu.

1. Data rekaman getaran tanah

Pertama, data rekaman getaran tanah dalam seismogram menunjukkan adanya rekaman gelombang badan (body) berupa gelombang P (Pressure) yang tercatat tiba lebih awal dibandingkan gelombang S (Shear) yang datang berikutnya.

Gelombang itu selanjutnya diikuti oleh gelombang permukaan (surface).

"Munculnya fase-fase gelombang body ini menjadi bukti kuat bahwa gempa dan tsunami Aceh dipicu oleh aktivitas tektonik, bukan ledakan nuklir," kata Daryono.

2. Munculnya gelombang S (Shear)

Kedua, munculnya gelombang S (Shear) yang kuat pada seismogram menunjukkan bahwa deformasi yang terjadi di Samudra Hindia sebelah barat Aceh adalah proses pergeseran (shearing) yang terjadi secara tiba-tiba pada kerak bumi.

Hal itu disebabkan oleh terjadinya patahan batuan dalam proses gempa tektonik, bukan akibat ledakan nuklir.

3. Terjadi gempa tektonik

Ketiga, deformasi dasar laut di Samudra Hindia sebelah barat Aceh pada 26 Desember 2004 adalah gempa tektonik yang dibuktikan dengan adanya variasi bentuk awal gelombang P berupa gerakan kompresi (naik) dan dilatasi (turun) pada seismogram yang tercatat di stasiun-stasiun seismik BMKG.

"Jika sumbernya ledakan nuklir, maka semua catatan seismogram di berbagai stasiun seismik diawali dengan gerakan naik (kompresi) pada gelombang P tersebut," jelasnya.

4. Gempa tektonik tidak terjadi tiba-tiba

Keempat, gempa tektonik yang memicu tsunami Aceh 2004 tidak terjadi dengan tiba-tiba, melainkan melalui proses terjadinya gempa pembuka (foreshocks) yang sudah muncul sejak tahun 2002, saat terjadi Gempa Simeulue 7,0 pada 2 November 2002.

Sejak itu terjadilah serangkaian gempa kecil yang terus menerus terjadi yang merupakan gempa pendahuluan hingga puncaknya terjadi gempa berkekuatan 9,2 pada 26 Desember 2004 pukul 08.58.53 WIB.

Ini merupakan bukti kuat bahwa Gempa Aceh 2004 tidak dipicu ledakan nuklir, tetapi gempa tektonik dengan tipe gempa pendahuluan (foreshocks), gempa utama (mainshock), dan gempa susulan (aftershocks).

5. Ada jalur rekahan (rupture)

Kelima, gempa Aceh 2004 membentuk jalur rekahan (rupture) di sepanjang zona subduksi (line source) dari sebelah barat Aceh di selatan hingga Kepulauan Andaman-Nicobar di utara sepanjang sekitar 1.500 kilometer.

Hal ini membuktikan bahwa rekahan gempa tektonik terjadi di segmen Megathrust Aceh-Andaman. Rekahan panjang yang terbentuk di sepanjang jalur subduksi lempeng ini adalah bukti bahwa deformasi dasar laut yang terjadi bukan disebabkan oleh ledakan nuklir.

6. Munculnya gempa-gempa susulan

Keenam, bukti bahwa guncangan dahsyat di Aceh 2004 dipicu oleh gempa tektonik adalah munculnya serangkaian gempa susulan yang sangat banyak di sepanjang jalur Megathrust Andaman-Nicobar pasca gempa utama.

"Jika tsunami dipicu oleh ledakan nuklir, maka tidak akan ada rekaman gempa susulan tersebut hingga periode yang sangat lama,"  ujarnya.

7. Perubahan data magnitudo adalah hal yang biasa

Ketujuh, terkait adanya perubahan data magnitudo dan posisi episentrum gempa Aceh 2004, Daryono menyebut hal itu biasa dalam analisis penentuan parameter gempa.

Perubahan parameter gempa terjadi karena adanya pemutakhiran data akibat bertambahnya data seismik yang masuk dan digunakan untuk dianalisis oleh petugas di lembaga monitoring gempa.

Makin banyak data gempa yang digunakan maka hasil parameter gempa makin stabil dan akurat hingga diperoleh hasil final.

Kesimpulan

Dari penelusuran dan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com,narasi tersebut tidak benar alias hoaks.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menegaskan, tsunami di Aceh 2004 dipicu oleh gempa tektonik, bukan ledakan nuklir seperti isu yang beredar.

Daryono mengatakan, ada sejumlah bukti ilmiah yang sangat kuat untuk mendukung fakta itu.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/23/113314265/hoaks-tsunami-aceh-2004-karena-ledakan-bom-nuklir-bawah-laut

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke