Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Clubhouse Trending di Twitter, Bagaimana Privasi Keamanan Penggunanya?

KOMPAS.com - Pengguna media sosial di Indonesia belakangan ini ramai memperbincangkan kehadiran aplikasi obrolan suara Clubhouse.

Tanda pagar #Clubhouse juga masih bertengger di daftar trending topik Twitter dalam beberapa hari terakhir.

Hari ini, hingga pukul 18.50 WIB, tercatat percakapan mengenai Clubhouse dicuitkan leboh dari 66.000 tengguna twitter. 

Membawa konsep yang berbeda dari platform media sosial yang sudah hadir sebelumnya, seperti Facebook, Instagram, atau Twitter, Clubhouse dengan cepat meluaskan popularitasnya.

Tidak hanya itu, Clubhouse juga menarik perhatian karena sejumlah nama-nama tenar seperti CEO Tesla Inc, Elon Musk, diketahui secara aktif menggunakan aplikasi tersebut.

Daya tarik Clubhouse juga berasal dari kesan ekslusif yang ditawarkan aplikasi tersebut.

Clubhouse saat ini baru tersedia untuk pengguna iPhone, dan pengguna baru hanya bisa bergabung jika mendapat undangan dari pengguna yang telah memiliki akun.

Tingginya minat bergabung ke Clubhouse bisa dilihat pada sejumlah twit yang diunggah warganet. Mereka berharap bisa diundang oleh pengguna yang telah memiliki akun.

Melansir Forbes, Rabu (10/2/2021) pemerhati teknologi digital, Barry Collins, menilai, Clubhouse memiliki beberapa pekerjaan rumah besar terkait masalah privasi pengguna.

Akses daftar kontak

Pertama mengenai kewenangan Clubhouse untuk mengakses daftar nomor kontak yang tersimpan di perangkat penggunanya.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, pengguna baru hanya bisa bergabung dengan Clubhouse jika telah mendapatkan undangan. Sedangkan pengguna lama bisa mengundang pengguna baru, dengan batasan maksimal 2 undangan saja.

Collins mengatakan, saat proses pendaftaran, pengguna akan diminta untuk memberikan Clubhouse akses ke kontak ponsel mereka, sehingga pengguna dapat terhubung dengan pengguna Clubhouse lainnya.

"Namun, tampaknya Clubhouse menggunakan informasi tersebut untuk mengumpulkan profil orang-orang yang belum menjadi anggota," kata Collins.

Dia mengatakan, saat pengguna akan mengirim undangan ke kontak yang ada di ponsel, Clubhouse akan memperlihatkan daftar orang-orang yang belum bergabung, dan diurutkan berdasarkan jumlah teman yang sudah mereka miliki di aplikasi tersebut.

Artinya, meski orang-orang itu belum bergabung dengan platform tersebut, Clubhouse telah menggunakan nomor ponsel mereka untuk memeriksa berapa kali mereka muncul dalam kontak anggota Clubhouse lainnya.

"Meskipun Anda sama sekali tidak tertarik untuk bergabung dengan Clubhouse, layanan tersebut mungkin mengetahui nama Anda, nomor ponsel, dan berapa banyak teman yang Anda miliki di platform itu," ujar Collins.

Collins menambahkan, pihak Clubhouse masih belum menanggapi permintaan komentar yang telah berulangkali diajukan mengenai masalah ini.

Merekam percakapan pengguna

Permasalahan berikutnya, menurut Collins, adalah mengenai kewenangan Clubhouse untuk merekam percakapan yang dilakukan oleh penggunanya.

Dalam panduan komunitas, Clubhouse menjelaskan, mereka dapat merekam percakapan pengguna sebagai langkah antisipasi jika terjadi insiden di dalam chat room, yang memerlukan bukti-bukti investigasi.

"Jika pengguna melaporkan pelanggaran Kepercayaan dan Keamanan saat ruangan aktif, kami menyimpan audio untuk tujuan menyelidiki insiden tersebut, lalu menghapusnya saat penyelidikan selesai. Jika tidak ada insiden yang dilaporkan di sebuah ruangan, kami menghapus rekaman audio sementara saat ruangan berakhir," jelas pihak Clubhouse.

Pihak pengembang menambahkan, bahwa audio dari speaker yang dibisukan tidak akan pernah direkam, dan semua rekaman audio sementara dipastikan terenkripsi.

Collins menilai, kewenangan tersebut membuat Clubhouse seolah menunjuk dirinya sendiri sebagai hakim, karena bisa memutuskan ada tidaknya penyalahgunaan, dan kemudian menghapus bukti setelahnya.

Pengembang tidak berhak menguping

Pemerhati keamanan siber yang juga staf Engagement and Learning Specialist di Engage Media, Yerry Niko Borang, mengatakan, Clubhouse mesti membereskan pekerjaan rumahnya dulu sebelum berekspansi.

"Karena jika ada masalah privasi, merek/brand-nya sendiri yang akan rugi, selain tentunya warga dan penggunanya," kata Yerry saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/2/2021).

Yerry mengatakan, pengembang aplikasi mana pun seharusnya bertindak sebagai men in the middle atau orang/pihak lain yang jauh dan tidak memiliki wewenang "menguping" dengan berbagai alasan.

Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa enkripsi End to End atau E2E sangat penting diterapkan, karena berfungsi untuk menutup kemungkinan pesan (teks. foto, video, suara) bocor dan dicopy oleh pihak ketiga (third party).

"E2E dimaksudkan untuk kenyamanan komunikasi antar pengirim dan penerima, karena itu adalah hak dasar alias bagian dari privasi dan kebebasan sebagai warga negara juga manusia," ujar Yerry.

Keamanan pengguna

Menurut dia, platform mesti menjamin keamanan pengguna, dan itu merupakan bagian dari etika populer saat ini. Yerry menambahkan, di beberapa negara seperti Uni Eropa, hal itu merupakan hak warga dan dijunjung dalam undang-undang.

"Jadi jika melanggar, platform bisa didenda besar sebagaimana kasus Facebook beberapa tahun belakangan ini," kata Yerry.

Terancam diblokir di Indonesia

Selain sejumlah isu keamanan yang menerpa, Clubhouse juga dihadapkan dengan ancaman pemblokiran dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Indonesia.

Hal tersebut dikarenakan Clubhouse belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) di Indonesia.

Juru Bicara Kominfo Dedy Permadi, mengatakan, ketentuan itu sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 5 Tahun 2020 yang diundangkan pada November lalu.

"Sesuai PM Nomor 5 Tahun 2020, bagi (PSE) yang tidak mendaftar sesuai kebijakan yang berlaku, akan mendapat sanksi administrasi berupa pemutusan akses," kata Dedy, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (17/2/2021).

Dedy berharap, Clubhouse bisa segera mendaftar sesuai ketentuan agar tidak dikenai sanksi dan ancaman pemblokiran.

Dia menambahkan, masa pendaftaran PSE di Indonesia dibuka selama enam bulan sejak peraturan tersebut diundangkan pada 24 November lalu.

Artinya, Clubhouse memiliki waktu setidaknya hingga 24 Mei 2021 mendatang untuk mendaftarkan diri.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/17/191500365/clubhouse-trending-di-twitter-bagaimana-privasi-keamanan-penggunanya-

Terkini Lainnya

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke