Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bolehkah Sayur Bayam Dipanaskan? Ini Jawabannya!

Selain kandungan gizinya yang baik bagi tubuh, sayur bayam juga relatif mudah diolah.

Pertanyaan yang kerap muncul seputar sayur bayam, di antaranya, boleh enggak ya, dipanaskan saat akan disantap?

Menyantap makanan dalam keadaan hangat memang akan menambah kenikmatan. Tetapi, apakah sayur bayam boleh dipanaskan?

Dokter spesialis gizi klinik dari Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre (MRCCC) Siloam Hospital, Jakarta Selatan, dr Inge Permadhi, mengatakan, makanan olahan sayur tidak disarankan untuk dipanaskan ulang.

"Makanan seperti sayur sebaiknya memang dimasak dan tidak dihangatkan kembali," ujar Inge saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/1/2021).

Jika sayur mengalami proses pemanasan kembali, kandungan zat atau gizinya cenderung berkurang.

"Kandungan gizinya umumnya akan terlarut pada kuahnya. Jadi sebaiknya memang dikonsumsi kuahnya. Jadi, pasti akan mengurangi kandungan zat gizi, terutama vitamin yang peka terhadap pemanasan," lanjut dia.

Ia menjelaskan, nitrosamin diyakini berfungsi sebagai karsinogen untuk orang yang antioksidan di dalam tubuhnya tidak mencukupi.

Sementara Nitrit, dapat berbahaya apabila dikonsumsi bayi berusia 6 bulan karena dapat menghalangi transportasi oksigen oleh Hemoglobin.

"Hb-nya berubah menjadi methemoglobin," ujar Tan saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Kamis (28/1/2021).

Meski demikian, lanjut Tan, masyarakat tidak perlu risau karena saat mengonsumsi bayam, nitrit yang terkandung sangat sedikit.

Nitrit baru dapat "meracuni" tubuh jika dalam jumlah yang sangat besar. 

Tan juga menganjurkan, sebelum memasak sayur bayam, ada baiknya memilih bayam yang segar dan dalam jumlah cukup agar sekali masak dapat langsung habis.

Memasak sayur bayam sebaiknya sebentar saja, sampai agak layu, kemudian segera matikan kompor.

Tan mengatakan, untuk 100 gram bayam hijau mengandung:

  • Energi 16 kkal (jika direbus menjadi 23 kkal, atau dikukus menjadi 30 kkal),
  • Protein 0.9 gram
  • Karbohidrat 2.9 gram
  • Kalsium 166 miligram
  • Fosfor 35 miligram
  • Besi (non heme) 5.7 miligram

Sementara, untuk bayam merah, per 100 gram mengandung:

  • Energi 41.2 kkal
  • Protein 2.2 gram
  • Lemak 0.8 gram
  • Karbohidrat 6.3 gram
  • Kalsium 520 miligram
  • Fosfor 80 miligram
  • Besi (non heme) 7 miligram

Adapun arti "non heme" merupakan senyawa zat besi yang berasal dari bukan hewan, yakni tanaman.

"Walaupun dibandingkan dengan telur yang zat besinya 3-4 miligram, kelihatannya bayam lebih banyak, tapi karena jenis zat besinya non heme, maka tubuh tidak bisa menyerap secara optimal," ujar Tan.

Menurut dia, jenis zat besi pada protein hewani sifatnya heme, lebih mudah diserap tubuh. Hal itu juga berlaku pada kalsium yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan.

Tan mengatakan, dua jenis bayam ini sama-sama memiliki manfaat yang baik. Sebab, sayur tersebut mengandung serat larut dan tidak larut.

"Serat tak larutnya menjadi prebiotik yang menghidupkan probiotik di usus besar," ujar Tan.

"Dengan probiotik seimbang maka selain menjaga imunitas, maka berat badan proporsional juga bisa dipertahankan," lanjut dia.

Meski demikian, ,makan sayur tidak semata-mata agar saluran pencernaannya lancar.

Selain itu, bayam juga tidak bisa dijadikan sumber karbohidrat protein apalagi lemak. Walau kandungan mineralnya cukup baik, tetapi masyarakat tetap harus mengimbanginya dengan protein hewani.

"Bayam tidak bisa disangkal sebagai sumber serat larut maupun tidak larut dan antioksidan bila tidak dimasak terlalu lama," ujar Tan.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/28/193200565/bolehkah-sayur-bayam-dipanaskan-ini-jawabannya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke