Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kaleidoskop 2020: Ngetren di Masa Pandemi Virus Corona

KOMPAS.com - Virus corona pertama kali dilaporkan ada di Kota Wuhan, China, pada akhir tahun 2019.

Tidak butuh waktu lama, banyak negara kemudian melaporkan kasus infeksi virus corona, tak terkecuali Indonesia. Pada 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menyatakan virus corona sebagai pandemi global. 

Pandemi virus corona telah mengubah banyak hal di kehidupan. Semua orang tidak bisa dengan leluasa melakukan aktivitas untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Namun, di Tanah Air, pandemi telah memunculkan beragam tren di masyarakat. Di antaranya bersepeda, memelihara ikan cupang, hingga merawat tanaman hias.

Berikut ini ulasannya:

Sepeda

Melansir Kompas.com, 14 Juni 2020, penjualan sepeda mengalami lonjakan sebanyak dua kali lipat selama terjadinya wabah Covid-19.

Bahkan, hingga enam bulan pertama tahun 2020, produsen sepeda merek Element, Police Bike, Camp, Ion, dan Capriolo sudah berhasil merealisasikan penjualan dari total target volume penjualan, yaitu 300.000 unit hingga akhir tahun 2020.

Meningkatnya permintaan sepeda yang melonjak ini disinyalir terjadi sejak pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta yang diikuti oleh kota-kota lain.

Brand Director PT Insera Sena William Gozali menganggap, masyarakat banyak membeli sepeda karena merasa bosan dan membutuhkan moda alternatif yang aman digunakan.

Selain itu, masyarakat juga semakin menyadari pentingnya berolahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Bahkan, maraknya konten bersepeda yang dibagikan komunitas atau pemilik hobi bersepeda di media sosial pun turut mendorong keinginan masyarakat untuk mengikuti tren bersepeda. 

Dikutip dari Kompas.com, 30 Oktober 2020, jenis yang paling banyak diminati adalah sepeda lipat. Sedangkan sepeda gunung, sepeda balap, dan sepeda anak (ukuran 12, 14, 16) hanya mengalami sedikit peningkatan.

Cupang

Selama pandemi, ikan cupang menjadi salah satu peliharaan yang mendapat banyak antusias masyarakat Indonesia.

Mengutip Kompas.com, Sabtu (12/12/2020), jenis ikan cupang yang populer adalah halfmoon, veiltail, double tail, giant, plakat, hingga crown tail.

Variasi warna dari ikan cupang ini dianggap mampu menghilangkan rasa bosan ketika harus tetap tinggal di rumah saja.

Bahkan, peminat ikan cupang ini berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. 

Dilansir Kompas.com, 10 November 2020, harga jual ikan cupang sebelum pandemi dapat dikatakan relatif stabil.

Memasuki tiga bulan pandemi Covid-19, minat masyarakat terhadap ikan cupang semakin tinggi, sedangkan stoknya terbatas. Hal tersebut menyebabkan harga jual ikan cupang naik.

Menurut salah satu pembudidaya ikan cupang, Dani, omset dari pendapatan ikan cupang ini dapat meningkat hingga 1.000 persen.

Melihat peluang bisnis ikan cupang tengah naik daun, banyak penjual yang memulai bisnisnya bukan karena menyukai ikan cupang, tetapi sebagai imbas dari yang terkena PHK maupun merintis usaha baru.

Tanaman Hias

Kegiatan berkebun dengan menanam tanaman hias dianggap mampu mengusir kebosanan dan mengisi waktu luang ketika harus di rumah saja karena pandemi Covid-19.

Beberapa tanaman yang populer selama pandemi adalah Monstera (Janda Bolong), Maranta Red Prayer Plant, Calathea, Alocasia, Philodendron, Caladium, Aglonema, Hoya Carnosa, dan Euphorbia.

Mengutip Kompas.com, 27 September 2020, salah satu jenis tanaman yang mendapat banyak perhatian adalah janda bolong.

Masyarakat menyukai tanaman ini karena terlihat estetik atau instagramable ketika diletakkan di rumah dan fotonya diposting di media sosial.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/15/193000165/kaleidoskop-2020--ngetren-di-masa-pandemi-virus-corona

Terkini Lainnya

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke