Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspada, Diabetes Tak Hanya Mengancam yang Punya Riwayat Keturunan

KOMPAS.com - Diabetes menjadi salah satu penyakit perlu mendapatkan perhatian. Di Indonesia, penderita diabetes cukup tinggi.

Berdasarkan data International Diabetes Federation tahun 2017 yang dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Indonesia merupakan  negara penyumbang kasus diabetes tertinggi ke-6 di dunia.

Berada pada posisi 1-5 adalah China, India, Amerika Serikat, Brazil, dan Meksiko.

Penyakit yang disebabkan oleh kelebihan gula darah ini salah satunya bisa diderita oleh seseorang akibat adanya faktor keturunan.

Anak yang lahir dari orangtua dengan riwayat diabetes memiliki risiko terkena diabetes yang lebih besar dari pada mereka yang bukan datang dari orangtua diabetasi, sebutan bagi pengidap diabetes.

Namun, yang perlu dipahami risiko tidak lebih tinggi bukan berarti tidak memiliki risiko sama sekali.

Ternyata, diabetes juga bisa menyerang mereka yang tidak memiliki keturunan dengan riwayat diabetes.

Dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Sawah Besar, dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD(K) menyebutkan, ada sekelompok orang yang juga bisa mendapatkan risiko serangan diabetes.

"Jadi kalau faktor risiko untuk diabetes, selain memang ada faktor keturunan itu juga ada dari faktor pola hidup, terutama faktor pola hidup," kata Andi, saat dihubungi Minggu (15/11/2020).

"Nah mereka yang makanan dietnya itu tinggi gula, tinggi fruktosa, kurang olahraga, kurang gerak, sering begadang, terus tingkat stresnya tinggi, itu semua jadi berisiko untuk diabetes," lanjut dia.

Dengan demikian, sudah jelas bahwa setiap dari kita bisa mengalami diabetes.

Pertanyaannya, bisakah diabetes disembuhkan?

Dalam masyarakat, diabetes disebut juga sebagai "ibu dari segala penyakit". Alasannya, penyakit ini bisa menjadi awal dari banyak gangguan kesehatan pada berbagai organ tubuh lainnya.

Andi, yang juga merupakan Chairman Junior Doctor Network, menyebutkan, diabetes ada yang bisa disembuhkan.

"Diabetes pada beberapa tahap, yang di (tahap) awal terutama  ya, itu bisa disembuhkan. Yang bisa itu yang tahap prediabetes," ujar Andi.

Prediabetes adalah kondisi dengan kelebihan gula darah, namun belum sebanyak kelebihan pada diabetes tipe 2.

Cara penyembuhan prediabetes ini, menurut Andi, dilakukan dengan melakukan perubahan pola hidup.

"Prediabetes itu obatnya dengan diet, olahraga, dan mengatur pola hidup," ujar dia.

Selain prediabetes, diabetes tipe 2 yang dialami oleh orang dengan kondisi badan gemuk juga disebut bisa disembuhkan.

"Sama diabetes tipe 2 yang gemuk, itu yang kami dapatkan beberapa kasus, itu bisa di-reverse, bisa diputar balik arahnya. Jadi yang gendut itu didietin, ya semua memang harus diet dan olahraga- nah itu nanti resistensi insulinnya turun, kemudian dia akan membaik kadar gula darahnya," kata Andi.

Di luar itu, Andi menjelaskan, penderita diabetes harus terus menjalani pemantauan dan kontrol kesehatan untuk memastikan kadar gula darahnya stabil dan tidak melonjak.

"Tapi selanjutnya kita lebih target untuk mengontrol, mengendalikan kadar gula darah. Pasien tetap kontrol berkala, jangan sampai nanti gula darahnya melonjak tiba-tiba. Jadi tetap dipantau," kata Andi.

Hal ini mirip dengan penderita tekanan darah tinggi atau hipertensi yang harus menjalani pemantauan kesehatan seumur hidup, karena penyakitnya tidak bisa disembuhkan, hanya bisa dikontrol.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/15/153300165/waspada-diabetes-tak-hanya-mengancam-yang-punya-riwayat-keturunan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke