Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menilik Kasus Rachel Maryam, Apa Saja Pertimbangan Dilakukannya Operasi Caesar?

KOMPAS.com - Artis sekaligus politisi Partai Gerindra, Rachel Maryam dikabarkan sempat mengalami koma pasca melahirkan putrinya melalui sebuah operasi caesar, Sabtu (3/10/2020). 

Namun pihak keluarga meluruskan apa yang dialami oleh perempuan 40 tahun itu bukan lah koma, melainkan ada pendarahan setelah proses melahirkan dan saat ini Rachel masih menjalani masa pemulihan.

Rachel Maryam diketahui telah melahirkan bayi laki-laki setelah penantian selama 8 tahun sejak menikah dengan Edwin Aprihandono.

"Menanggapi berita yang beredar mengenai kakak saya Rachel Maryam, kondisi Teteh saat ini jauh lebih baik dan juga dalam tahap pemulihan," ujar adik Rachel Maryam, Tamara Aisyah Yidina dalam video di kanal YouTube Beepdo, Sabtu.

Pertimbangan operasi caesar

Apa saja pertimbangan melakukan operasi caesar? 

Dokter spesialis Obstetri & Ginekologi sekaligus dekan di Fakultas Kedokteran Universitas Bandung, DR. dr. Wawang S. Sukarya, Sp.OG (K), MARS, MH.Kes menjelaskan, tujuan dari operasi seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu dan/atau anak.

Dengan kata lain langkah tersebut untuk mencegah kematian ibu dan/atau anak, karena kemungkinan akan terjadi komplikasi bila persalinan itu berlangsung melalui jalan lahir atau persalinan normal.

Ada pun indikasi kesehatan yang menjadi dasar pelaksanaan operasi bedah ini bisa berasal dari sang ibu, bisa juga ada pada janin di dalam kandungan.

Berikut ini indikasi-indikasi yang dimaksud, berdasarkan penjelasan dr. Wawang.

Indikasi kondisi ibu:

- Panggul sempit absolut
- Kegagalan melahirkan secara normal, karena rahim kurang kuat berkontraksi walau telah diberi obat pemicu kontraksi
- Tumor-tumor di jalan lahir yang menyebabkan obstruksi (jalan lahir terhalang/tersumbat)
- Stenosis serviks atau vagina (tertutupnya vagina atau leher rahim)
- Placenta previa (plasenta menutupi jalan lahir)
- Disproporsi sefalopelvik (besar kepala bayi dan panggul ibu tidak seimbang)
- Ruptura uteri membakat (ancaman robekan rahim).

Indikasi kondisi janin:

- Kelainan letak (misal posisi janin dalam rahim melintang)
- Gawat janin (pernafasan bayi di atas 160 atau bahkan di atas 180 kali/menit)
- Prolapsus umbilikalis (tali pusat keluar mendahului bayi)
- Bayi besar (> 4 kg)
- Mencegah hipoksia janin (janin kekurangan oksigen), misal karena preeklampsia (tekanan darah tinggi yang menyertai kehamilan)

Tindakan medis ini dinilai lebih aman untuk dilakukan, apabila ada kondisi medis yang tidak mendukung dilakukannya persalinan normal.

Terlebih dengan kemajuan ilmu kedokteran di masa sekarang.

Seperti meningkatnya perawatan pra dan pasca-bedah, penemuan antiobiotika dengan spektrum luas untuk mencegah dan mengobati infeksi, transfusi darah untuk mengatasi syok, dan kemajuan teknik anestesi (pembiusan).

"Kemajuan teknik operasi, perkembangan ilmu perinatologi, serta bertambahnya tenaga terlatih," Wawang memaparkan sejumlah kemajuan yang dimaksud.

Dengan kondisi seperti sekarang ini, maka tindakan dan indikasi bedah caesar menjadi lebih aman dan luas, dibandingkan dengan tindakan yang sama di masa lalu.

Risiko

Akan tetapi, operasi ini bukannya tidak memiliki risiko sama sekali.

Salah satu risiko yang paling nyata adalah saat ibu akan kembali melahirkan di kehamilan selanjutnya.

"Pada kehamilan berikutnya terutama waktu melahirkan, maka pada ibu-ibu yang pernah operasi sesar mempunyai risiko yang meningkat, karena adanya parut pada rahim yang merupakan titik lemah," kata Wawang.

Oleh karena itu, di proses persalinan kehamilan selanjutnya, hanya tenaga profesional lah yang boleh menanganinya, yakni dokter di bidang spesialisasi obstetri dan ginekologi.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/05/122000965/menilik-kasus-rachel-maryam-apa-saja-pertimbangan-dilakukannya-operasi

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke