Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Titik Kritis Pandemi Virus Corona di Inggris, Apa yang Terjadi di Sana?

Peringatan ini disampaikan oleh penasihat medis pemerintah pada sebuah briefing publik, Senin (21/9/2020).

Seperti diketahui, dalam berapa waktu terakhir, kasus Covid-19 di Inggris terus mengalami peningkatan. 

Bahkan, Perdana Menteri Boris Johnson menyebut kondisi ini sebagai gelombang kedua pandemi virus corona.

Dengan situasi tersebut, diberlakukan berbagai pembatasan sebagai upaya menekan penyebaran virus.

"Tren di Inggris menuju pada arah yang salah dan kita berada pada titik kritis pandemi," kata Ketua Petugas Kesehatan Inggris, Chris Witty sebagaimana dikutip Reuters, Senin (21/9/2020).

Lonjakan kasus baru

Lebih dari 40.000 orang di Inggris meninggal dunia dalam 28 hari setelah positif dikonfirmasi Covid-19 sejak awal pandemi Maret lalu.

Angka tersebut menjadi yang tertinggi di Eropa.

Sebelumnya, kasus-kasus baru terus menurun setelah dilakukannya penguncian (lockdown) selama tiga bulan.

Akan tetapi, peningkatan kasus kembali terjadi setelah kegiatan ekonomi, sekolah, dan kantor-kantor dibuka kembali.

Pemerintah juga dikritik karena kekurangan kapasitas pengujian.

Terbaru, pada Minggu (20/9/2020), dilaporkan 3.899 kasus baru Covid-19 dan 18 kasus kematian yang terjadi.

Perdana Menteri pun mempertimbangkan penguncian selama dua minggu di Inggris dalam upayanya untuk mengendalikan penyebaran virus corona.

Ia pun mengadakan pertemuan dengan Prof Whitty, Konselor Rishi Sunak, dan Sekretaris Kesehatan Matt Hancock untuk mendiskusikan langkah yang mungkin dilakukan.

Peningkatan pasien di rumah sakit

Melansir BBC, Senin (21/9/2020), Hancock mengatakan, pasien yang masuk ke rumah sakit karena Covid-19 berlipat ganda setiap 8 hari atau lebih.

Oleh karena itu, tindakan lebih lanjut diperlukan untuk mencegah potensi terjadinya kematian yang lebih banyak.

Ia menilai, data terbaru menunjukkan Inggris dapat mengalami pola yang sama dengan Spanyol dan Perancis di mana kematian dan jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit mengalami peningkatan.

"Kita telah melihat negara lain di mana tingkat kasus mengalami peningkatan. Hal berikutnya yang akan terjadi setelah itu adalah angka pasien yang masuk ke rumah sakit juga meningkat," jelas Hancock.

Setelah itu, kata Hancock, jumlah kasus kematian pun akan berbanding lurus.

Menurut dia, membandingkan Inggris dengan Spanyol yang kasusnya terus meningkat dan Belgia yang berhasil mengubah tren peningkatan, baik untuk dilakukan.

"Satu contoh menjadi peringatan, satu contoh lainnya memberikan harapan," ujar dia.

Sanksi dan vaksin

Melihat kondisi saat ini, Hancock masih berharap bahwa vaksin dapat tersedia sebelum akhir tahun. 

Sementara, untuk sekarang, ia menyebut kepatuhan penduduk sebagai kunci dari perubahan yang mungkin bisa terjadi.

"Jika semua orang mematuhi aturan, maka kita dapat menghindari penguncian nasional," kata dia.

Sebelumnya, diumumkan bahwa pemerintah memberlakukan denda hingga 10.000 poundsterling atau sekitar 190 juta rupiah.

Aturan ini akan berlaku mulai 28 September mendatang, yaitu mengharuskan orang untuk melakukan isolasi diri jika dikonfirmasi positif Covid-19 atau dilacak sebagai kontak dekat dari pasien positif.

Kebijakan baru ini juga termasuk pembayaran tunjangan 500 poundsterling sebagai dukungan bagi orang-orang berpenghasilan rendah.

Adapun nominal minimal denda dimulai dari 1.000 poundsterling dan meningkat menjadi 10.000 poundsterling bagi pelanggar yang mengulang kesalahannya.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/21/133200465/titik-kritis-pandemi-virus-corona-di-inggris-apa-yang-terjadi-di-sana-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke