Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Alasan Pensiunan Ingin Pindah ke Desa, Apa Saja?

KOMPAS.com - Masa pensiun menjadi waktu bagi seseorang untuk menikmati masa tua dan selesai dengan tanggung jawab pekerjaan yang selama puluhan tahun dijalaninya.

Di masa itu, kondisi fisik pasti sudah menurun, tidak lagi banyak keluarga atau anak yang menemani, pemasukan pun tak akan lagi sebanyak saat masih aktif bekerja.

Oleh karenanya, semua calon pensiunan akan berpikir tentang masa depan yang segera mereka jalani.

Banyak dari mereka yang mengimpikan atau bahkan memutuskan untuk menjalani masa tua di daerah pedesaan, jauh dari perkotaan yang selama ini menjadi tempat mereka mengadu nasib.

Ini bukan menjadi mimpi satu atau dua orang saja, tapi banyak yang memiliki keinginan seperti ini.

Tapi apa sebenarnya alasan para pensiunan memilih memindah kehidupannya ke pedesaan?

Melansir Village Lifestyle Park, badan yang menjual beraneka jenis hunian untuk para pensiunan di Victoria, Australia, ada 5 alasan mengapa pedesaan dipilih oleh para pensiunan untuk menghabiskan masa tuanya.

Ke-5 alasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Gaya hidup

Tidak bisa dibantah, setiap orang yang sudah memasuki masa pensiun pasti ingin menjalani hidup dengan gaya yang santai dan tempo hidup yang lebih pelan.

Pedesaan menjawab kebutuhan ini.

Suasana pedesaan dapat menghadirkan kicau burung di pagi hari, langit biru yang bertemu dengan pepohonan hijau, jauh dari hingar-bingar keramaian dan padatnya lalu lintas.

Tidak ada kemacetan, antrean panjang, bising klakson kendaraan, dan sebagainya.

Ini semua bisa membuat seseorang menjadi lebih bahagia yang akan berdampak pada kesehatan fisiknya.

Di sana, seorang pensiunan bisa mengisi waktunya dengan melakukan hobi yang selama ini tidak sempat ditelateni.

2. Komunitas

Di kota-kota kecil terlebih pedesaan, akan ada lebih banyak komunitas warga yang berkembang, komunikasi antat tetangga dan orang-orang di sekitar terbangun apik, sehingga seorang pensiunan yang mungkin sudah tidak tinggal bersama anak dan keluarganya tidak akan merasa sendiri.

Mereka akan tetap terkoneksi dengan masyarakat dan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Ini mungkin sulit ditemukan di perkotaan besar yang padat dan sibuk.

Di desa, kita bisa tahu dan kenal baik siapa penjual sayur, tetangga di  ujung gang, pedagang roti keliling, dan sebagainya.

Konektivitas atau keterhubungan ini tentu penting untuk dimiliki seseorang, termasuk para pensiunan agar tetap terkoneksi dengan komunitas luar.

3. Keterjangkauan biaya hidup

Masa pensiun adalah masa kita sudah tidak menerima gaji besar seperti sebelumnya, hanya ada sedikit uang pensiun yang bisa kita terima dan kelola untuk hidup.

Uang itu harus dikelola sedemikian rupa agar bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Desa menyediakan kebutuhan-kebutuhan pokok hidup yang dapat diperoleh dengan harga yang relatif jauh lebih terjangkau.

Pindah ke rumah dengan ukuran yang lebih kecil, membuat Anda dapat menyisihkan uang yang ada untuk ditabung atau menyelesaikan tanggungan utang.

Bahan makanan, semua bisa diperoleh dari toko terdekat atau bahkan bisa mendapatkannya dari hasil berkebun atau beternak.

4. Keamanan

Tindak kriminalitas di kota-kota besar cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan di desa.

Salah satu faktor yang melatarbelakangi hal ini karena adanya tetangga yang satu sama lain mengenal dan saling tahu juga komunitas yang tidak terlalu padat.

Sehingga jika terlihat orang asing dengan gerak-gerik mencurigakan akan dengan mudah diketahui.

Selain itu, tuntutan hidup di desa tidak setinggi di perkotaan, lapangan kerja pun tersebar di segala lini, tidak harus di perkantoran, sehingga angka kriminalitas akibat tuntutan hidup bisa disebut kecil.

5. Pemandangan

Alasan terakhir adalah pemandangan yang bisa didapatkan saat tinggal di pedesaan. Misalya perbukitan, persawahan, sungai, dan sebagainya.

Semua itu bisa disaksikan dengan mudah, artinya dekat saja dari area rumah, atau bahkan ada di depan mata ketika membuka pintu rumah.

Lebih lanjut, sebagaimana dikutip dari laman organisasi pengembang hunian bagi pensiunan di Australia, IRT, perhatikan betul apa yang menjadi kebutuhan Anda di masa mendatang dan kondisi di saat ini.

Misalnya semula memiliki hunian besar di kota, namun hanya ada Anda dan pasangan yang meninggalinya, maka sudah saatnya untuk mencari hunian baru yang lebih kecil, sesuai kebutuhan.

Ini secara otomatis akan mengurangi beban perawatan dan pajak yang harus dibayarkan.

Lalu, apa yang Anda butuhkan untuk kesehatan mental di masa pensiun nanti? Apakah lahan yang luas sehingga bisa dipakai untuk beternak, hunian yang asri agar bisa merasakan kesegaran udara setiap harinya, atau yang lain?

Pastikan hal itu sudah tergambar dengan jelas sehingga masa pensiun akan berjalan sebagaimana yang diimpikan.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/13/173100565/5-alasan-pensiunan-ingin-pindah-ke-desa-apa-saja

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke