Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lubang Misterius Sedalam 50 Meter di Siberia, Benarkah Bekas Meteor?

KOMPAS.com - Sebuah lubang misterius dengan lebar mencapai 20 meter ditemukan di tundra Siberia, Rusia.

Peneliti belum dapat memastikan bagaimana lubang besar ini dapat terbentuk. 

Melansir Science Alert, sebelumnya, ilmuwan juga mengidentifikasi sebuah lubang "kawah" dengan kedalaman 50 meter sebagaimana diberitakan The Siberian Times, 29 Agustus 2020 lalu.

Lubang tersebut bukanlah lubang pertama yang diidentifikasi di wilayah tersebut.

Tidak jelas bagaimana lubang tersebut terbentuk dan berbagai teori sempat muncul. 

Dugaan pembentukan 

Teori awal mulai menyebar saat kawah pertama ditemukan di dekat tambang minyak dan gas di semenanjung Yamal, barat laut Siberia.

Termasuk juga disebut sebagai dampak dari meteorit, UFO, hingga ruang penyimpanan bawah tanah.

Meskipun kini para ilmuwan meyakini bahwa lubang besar tersebut berhubungan dengan penumpukan gas metana yang eksplosif, masih ada banyak hal yang belum bisa dipastikan.

"Hingga kini belum ada teori yang dapat menjelaskan bagaimana fenomena kompleks ini terbentuk," kata ilmuwan peneliti di Skolkovo Institute of Science and Technology's Center for Hydrocarbon Recovery yang telah mengunjungi lokasi, Evgeny Chuvilin sebagaimana dikutip CNN, Jumat (4/9/2020).

Menurut Chuvilin, ada kemungkinan bahwa lubang-lubang tersebut telah terbentuk selama bertahun-tahun. Akan tetapi, sulit untuk memperkirakan jumlahnya. 

Penelitian awal

Para ilmuwan mengambil sampel tanah permafrost hingga es dari tepi salah satu lubang yang dikenal sebagai kawah Erkuta pada kunjungan lapangan tahun 2017.

Kemudian, para peneliti melakukan pengamatan kembali melalui drone enam bulan setelahnya 

"Masalah utama dengan kawah-kawah ini adalah bagaimana mereka sangat cepat, secara geologis, terbentuk, dan kemudian berubah menjadi danau," kata Chuvilin.

Hasil penelitian yang dipublikasikan Juni lalu menunjukkan, gas-gas, kebanyakan metan, dapat terakumulasi di lapisan paling atas permafrost dari berbagai sumber.

Akumulasi dari gas-gas ini dapat menciptakan tekanan yang cukup kuat untuk meledakkan lapisan teratas dari tanah yang membeku, menghamburkan bumi dan batu, serta membentuk kawah.

"Kami ingin menekankan bahwa penelitian dari masalah kawah ini mash berada di tahap yang sangat awal dan setiap kawah baru menuntun ke penelitian dan penemuan baru juga," ungkapnya. 

Pengaruh musim panas yang ekstrem

Para peneliti menemukan karakteristik yang sama pada kawah-kawah tersebut, yaitu adanya gundukan setinggi 2-6 meter yang terbentuk sebelum terjadi ledakan.

Kawah-kawah ini juga berada di lereng yang landai dan memiliki bagian bahwa berbentuk silinder.

Ledakan tersebut semuanya mengeluarkan es tanah, yang dalam beberapa kasus meninggalkan lubang dimana balok-balok es jatuh ke permukaan.

Ahli permafrost di Earth Cryosphere Institute, Russian Academy of Sciences, Marina Leibman meyakini, musim panas yang sangat terik di tahun 2012, 2016, dan tahun ini, mungkin berperan dalam pertumbuhan dan ledakan gundukan tersebut.

Gundukan ini muncul dan meledak dalam waktu 3-5 tahun. 

Pengaruh perubahan iklim

Hanya sedikit orang yang pernah menyaksikan terjadinya ledakan yang membentuk kawah ini. Namun, ada risiko bagi orang-orang yang tinggal di wilayah terpencil ini, termasuk mereka yang berada di tambang minyak dan gas.

Profesor di Institut Penelitian Minyak dan Gas di Russian Academy of Sciences, Vasily Bogoyavlensky mengungkapkan, ia tidak yakin bahwa penyebab utama kawah ini disebabkan karena suhu menghangat yang berhubungan dengan perubahan iklim.

Para warga yang berbicara dengannya menuturkan, ledakan serupa pernah terjadi di masa-masa lampau.

Untuk itu, ia mengatakan, "penyebab utama" adalah gas yang mencoba untuk berpindah ke permukaan dari lapisan dalam bumi.

"Sulit untuk mengecualikan suhu udara yang ekstrem karena kumpulan kawah pertama muncul pada 2012 setelah musim panas yang ekstrem, 2016, dan terbaru 2020," katanya.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/05/131500265/lubang-misterius-sedalam-50-meter-di-siberia-benarkah-bekas-meteor

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke