Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Ada Anggapan Virus Corona Tidak Berbahaya? Ini Respons Ahli

KOMPAS.com - Lebih dari 18 juta orang terinfeksi virus corona sejak pertama kali muncul di Kota Wuhan, China.

Dari angka itu, 11,3 juta pasien di antaranya dinyatakan sembuh dan 689.070 meninggal dunia.

Kendati demikian, banyak pihak yang meragukan bahwa wabah virus corona benar-benar berbahaya.

Menanggapi hal itu, Ahli Patologi Klinis sekaligus Wakil Direktur Rumah Sakit UNS Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, melihat situasi saat ini di dunia dan Indonesia menunjukkan bahwa virus corona berbahaya.

Menurutnya, para penderita pun kini sangat bervariasi, dari segala kalangan maupun usia.

"Ilmu pengetahuan memang berkembang. Penelitian suatu saat nanti mungkin akan membuktikan bahwa apakah Covid-19 ini penyakit seperti apa, itu nanti," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/8/2020).

"Yang kita hadapi saat ini kan situasai di mana nyatanya orang yang kena Covid-19 sangat bervariasi," sambungnya.

Perbandingan 

Sebagai perbandingan, virus SARS yang muncul pada 2002 silam telah menginfeksi 8.098 orang dan menewaskan 774 orang.

Sementara MERS atau sindrom pernapasan Timur Tengah dilaporkan menginfeksi 2.494 kasus dengan 858 korban meninggal.

Tonang menjelaskan, saat ini banyak anak muda tanpa penyakit penyerta atau komorbid, tetapi bisa terinfeksi virus corona dan meninggal dunia.

"Dari segi usia, dulu dianggap banyak yang tua, tapi yang muda kini pun banyak yang kena dan meninggal, anak-anak juga bisa," papar dia.

"Dulu yang dianggap berbahaya itu kan yang punya penyakit penyerta, ternyata orang sehat pun bisa kena dan meninggal, seperti dr Andhika kemarin," tambah dia.

Covid-19 berbahaya

Menurut Tonang, semua orang pasti berharap bahwa wabah ini dapat segera diatasi. Dia pun tak pernah melarang adanya harapan baik bahwa virus corona tidak berbahaya.

Akan tetapi, sebelum semua itu terbukti, sebaiknya tidak dikatakan terlebih dahulu.

"Sebelum itu terbukti, jangan dikatakan dulu. Kita jadikan doa, sebelum terwujud ya harus berusaha. Nyatanya penyakit ini menimbulkan masalah besar," tutur dia.

"Janganlah kita beri suatu harapan yang belum pada tempatnya. Kalau soal harapan, kita semua punya harapan baik, kita semua sudah ingin segera selesai, kita sudah lelah," sambungnya.

Dia juga meminta agar masyarakat tidak menuding rumah sakit mengambil untung tanpa disertai bukti.

Sebab, hal itu berpengaruh pada kondisi batin para tenaga medis yang kini sedang berjuang di baris terdepan untuk melawan virus corona.

Jika memang menemukan adanya rumah sakit 'nakal', Tonang pun mengimbau masyarakat melaporkan agar bisa segera ditindak.

"Itu sangat melelahkan batin kita. Kalau memang menemukan ada yang nakal, ya langsung tindak. Jangan langsung menuding ke semua, kan jadi tidak nyaman juga," tutup dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/02/161500565/mengapa-ada-anggapan-virus-corona-tidak-berbahaya-ini-respons-ahli

Terkini Lainnya

Ramai soal Porter Stasiun Disebut Tidak Dapat Gaji, Ini Penjelasan KAI

Ramai soal Porter Stasiun Disebut Tidak Dapat Gaji, Ini Penjelasan KAI

Tren
Alasan Seseorang Punya Kebiasaan Menunda-nunda, Apa Dampaknya?

Alasan Seseorang Punya Kebiasaan Menunda-nunda, Apa Dampaknya?

Tren
Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Tren
Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

Tren
Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke