Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saat Para Pejuang Covid-19 Semakin Banyak yang Berguguran...

KOMPAS.com - Kabar mengenai gugurnya para dokter dan tenaga medis yang berada di garis depan dalam peperangan melawan Covid-19 terus bermunculan.

Berdasarkan data Ikatan Dokter Indonesia (IDI), setidaknya ada 72 dokter yang dilaporkan meninggal dunia akibat virus.

Dalam sepekan terakhir, 4 dokter meninggal dunia di beberapa daerah.

Anggota Bidang Kesekretariatan, Protokoler, dan Public Relations Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Halik Malik mengatakan, rata-rata usia dokter yang meninggal akibat Covid-19 adalah 28 hingga 34 tahun.

Meski sebagian besar memiliki komorbid atau penyakit penyerta, tetapi beberapa kasus di antaranya tak mempunyai komorbid sama sekali.

Lantas, mengapa hal itu bisa terjadi?

Penularan

Ahli patologi klinis sekaligus Direktur RS UNS Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, penularan Covid-19 di tingkat tenaga medis kemungkinan berasal dari luar lingkungan rumah sakit.

"Dokter juga makhluk sosial. Ketika kami di rumah sakit justru posisi kita kan siap dengan APD lengkap untuk melawan covid," kata Tonang kepada Kompas.com, Minggu (2/8/2020).

"Justru sebetulnya kita agak khawatir adalah ketika di luar rumah sakit. Artinya, situasi hubungan sosial itulah yang kita khawatirkan," sambungnya.

Terlebih, pelonggaran yang ada saat ini juga semakin memperbesar potensi penularan tersebut.

Tonang pun meminta agar masyarakat memaknai penularan di kalangan tenaga medis ini sebagai peringatan bahwa potensi penularan sudah meluas, tak hanya di rumah sakit.

Selain itu, Covid-19 yang telah menginfeksi Indonesia selama empat bulan juga mengakibatkan kelelahan di antara para tenaga rumah sakit.

"Kami juga menyadari adanya kelelahan di kalangan tenaga rumah sakit ini, karena sudah 4 bulan mengahdapi ini," jelas dia.

Tudingan miring

Selain ritme kerja setelah pandemi yang melonjak, hal itu diperburuk dengan banyaknya tudingan miring terhadap rumah sakit dalam beberapa waktu terakhir.

Tonang menyebut, tudingan-tudingan tersebut sangat berdampak pada kondisi psikologis dan batin tenaga kesehatan.

"Di tambah dengan banyaknya tudingan buruk ke rumah sakit, katanya nyari untung dan lain-lain. Yang seperti ini kan sangat melelahkan batin kita," tutur dia.

Jika memang masyarakat menemukan adanya rumah sakit nakal, dia meminta melaporkannya agar segera bisa ditindak.

"Jangan langsung menuding ke semua (rumah sakit), kan jadi tidak nyaman juga. Itu yang sebenarnya harus jadi perhatian masyarakat," tutup dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/02/143600065/saat-para-pejuang-covid-19-semakin-banyak-yang-berguguran-

Terkini Lainnya

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Tren
Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke