Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anggota Garda Nasional AS Positif Corona Setelah Kawal Unjuk Rasa Kematian George Floyd

KOMPAS.com - Sejumlah anggota pasukan Garda Nasional Washington D.C dilaporkan positif terinfeksi virus corona. 

Mereka terinfeksi setelah dikerahkan untuk mengawal demonstrasi atas kasus George Floyd baru-baru ini.

Mengutip Reuters, 10 Juni 2020, sekitar 1.300 pasukan Garda Nasional D.C dikirim ke ibu kota untuk melakukan penjagaan selama demontrasi berlangsung. 

Garda Nasional sendiri menyebut dalam pernyataannya bahwa pihaknya tidak akan mengungkapkan jumlah personil yang telah terkonfirmasi positif Covid-19 dengan alasan "keamanan operasional".

Pihak Garda Nasional mengatakan bahwa pasukan telah di-screening terlebih dahulu sebelum dikerahkan dan kembali diperiksa sebelum meninggalkan pos mereka.

"Paling tidak, screening ini terdiri atas penilaian riwayat paparan, pemeriksaan suhu, pemeriksaan tanda dan gejala Covid-19, dan peninjauan atas pemeriksaan Covid-19 sebelumnya" tambah Garda Nasional dalam pernyataannya.

Kekhawatiran akan lonjakan kasus

Sebelumnya, telah muncul kekhawatiran dari berbagai pihak atas protes besar ini, baik di Amerika Serikat maupun secara global, yaitu terkait potensi atau kemungkinan peningkatan penyebaran virus corona.

"Berdasarkan cara penyakit ini menyebar, ada alasan untuk memperkirakan bahwa kita akan melihat klaster baru dan wabah baru yang potensial untuk terjadi," kata Jenderal Bedah Dr Jerome Adams sebagaimana dikutip CNN, Jumat (5/6/2020).

Sementara itu, menurut Dr Sanjay Gupta, dampak dari protes yang terjadi pada tingkat infeksi dan rumah sakit akan muncul dalam waktu tiga hingga empat minggu ke depan.

Meski demikian, ia menyebut bahwa protes yang dilakukan di luar ruangan bisa jadi membuat risiko transmisi virus lebih rendah.

"Udara luar ruangan melarutkan virus dan mengurangi paparan infeksi yang mungkin terjadi di sana. Jika angin bertiup, itu akan semakin melemahkan virus di udara," kata Ahli Penyakit Menular di Vanderbilt University Dr William Schaffnerr seperti dikutip New York Times, Kamis (4/6/2020).

Selain itu, menurut dia, kerumunan didominasi oleh orang-orang berusia muda yang diketahui cenderung mengalami gejala ringan jika sakit.

Akan tetapi, mereka juga memiliki risiko untuk menularkan virus ke keluarga atau orang lain yang lebih tua dan rentan.

Sejumlah ahli pun khawatir dengan risiko setelah aksi protes ini.

Dr Howard Markel, yang merupakan sejarawan kedokteran, mengingatkan kembali bahwa kerumunan massa aksi yang terjadi di kota-kota di Amerika seperti Philadelphia dan Detroit di tengah pandemi influenza tahun 1918 diikuti oleh lonjakan kasus.

"Iya, protes memang dilakukan di luar ruangan, tetapi mereka saling berdekatan satu sama lain. Dalam kasus tersebut, berada di luar tidak banyak melindungi Anda" kata Markel.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/10/133759365/anggota-garda-nasional-as-positif-corona-setelah-kawal-unjuk-rasa-kematian

Terkini Lainnya

Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Tren
7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke