KOMPAS.com - Sebuah video memeperlihatkan seseorang tengah meracik ramuan untuk memutihkan badan menggunakan lulur, bubuk kunyit, tepung, minyak zaitun, dan susu viral di media sosial pada Sabtu (16/5/2020).
Pihak pengunggah yakni akun Instagram @thanteutic pun mengajak masyarakat untuk mencoba racikan ini di rumah.
"auto langsung praktek nih. Tag teman kalian!
-
sc : tiktok/aaa.k," tulis akun tersebut.
Namun, tidak disebutkan apakah racikan tersebut memiliki efek samping bagi kulit atau tidak.
Lantas, apakah penggunaan bahan-bahan tersebut aman bagi tubuh?
Menyikapi hal itu, dokter spesialis kulit sekaligus dosen Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, dr Dedianto Hidajat menyampaikan, racikan tersebut dapat menimbulkan iritasi bagi kulit.
"Bagi saya, sebenarnya cukup menggunakan lulur tersebut sesuai petunjuk pemakaiannya dan masih boleh lah menggunakan masker do it yourself ini, tapi mesti hati-hati jangan sampai terjadi iritasi bila kelamaan," ujar Dedi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/5/2020).
Menurutnya, tindakan meracik lulur dengan bahan-bahan tersebut kurang tepat.
Sebab, efek putih yang tampak dalam video diperkirakan merupakan efek putih yang muncul secara instan dari tepung yang berwarna putih.
"Efek vasokonstruksi atau pembuluh darah kulit yang mengecil dari penggunaan masker dan pembasuhan dengan air. Jadi, tentu saja tidak akan bertahan lama," ujar Dedi.
Tak hanya itu, efek putih yang dihasilkan juga disinyalir berasal dari kandungan dalam lulur.
Terkait penggunaan lulur yang sesuai dengan aturan pemakaian, Dedi menyarankan agar masyarakat setidaknya menggunakan lulur 1-2 kali dalam seminggu.
Ia menambahkan, penggunaan lulur baiknya dalam 10-15 menit pemakaian.
Tentang kulit putih
Di sisi lain, kasus pemutihan kulit di Indonesia pun santer terdengar di media sosial. Berbagai macam cara dilakukan tanpa menimbang efek samping, seperti penggunaan TCA Peeling, menggosok bagian kulit dengan kunyit dan lainnya.
Mengani hal ini, Dedi menjelaskan, seseorang harus terlebih dulu mengetahui jenis kulitnya masing-masing.
Sebab, tipe kulit orang Indonesia pada dasarnya berada di tipe kulit Fitzpatrick III/IV atau kuning sampai sawo matang.
"Jadi ya enggak bisa putih seperti orang bule atau ras Mongoloid," ujar Dedi.
"Kalaupun ingin lebih putih dari warna kulit yang sekarang, patokan paling mudah adalah pada warna kulit lengan atas bagian dalam," lanjut dia.
Meski begitu, Dedi memberikan sejumlah tips untuk mencerahkan kulit tidak dengan tindakan yang menimbulkan efek samping.
Menurutnya, apabila seseorang menginginkan kulitnya lebih cerah dan sehat, dapat melakukan penambahan nutrisi dari dalam, seperti mengonsumsi air putih, sayur, dan buah, serta suplemen atioksidan.
"Untuk suplemen antioksidan yang cocok, sebaiknya konsultasikan ke dokter," tambah dia.
Kemudian, untuk perawatan tubuh dari luar, dapat menggunakan lotion pencerah badan yang aman dan pastikan sudah bertanda BPOM.
Selain itu, penggunaan tabir surya saat melakukan kegiatan di outdoor dapat juga dilakukan.
"Saya sampai sekarang bingung dengan stigma bahwa cantik itu putih. Dan ternyata itu masih ada sampai sekarang," ujar Dedi.
"Cantik itu enggak harus putih. Karena sejatinya kita orang Indonesia tidak mungkin kulitnya seperti orang bule. Justri kita dengan warna kulit seperti ini ditakdirkan cocok untuk iklim dan cuaca di khatulistiwa yang sinar mataharinya cukup tinggi," lanjut dia.
Dedi menambahkan, warna kulit orang Indonesia yakni kuning langsat hingga sawo matang di mana warna pigmen ini menunjukkan kulit kita cukup untuk beradaptasi di wilayah khatulistiwa.
Namun, ia menyayangkan bilamana ada masyarakat yang semua orang ingin instan memutihkan kulit dengan kualitas bagus dan harga murah.
Tentunya tindakan tersebut tidak luput dari adanya risiko.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/20/121900165/viral-video-racikan-pemutih-kulit-pakai-tepung-dan-bubuk-kunyit-ini