Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Soal Video Polisi Kokang Senjata, Pengamat: Khalayak Bisa Memaknai Berbeda

KOMPAS.com - Pengamat komunikasi dan budaya digital Universitas Indonesia Firman Kurniawan mengatakan, mereka yang berseragam dan bersenjata, seperti polisi atau tentara maupun aparatur sipil negara (ASN) seharusnya berhati-hati dalam berperilaku.

Terlebih apabila perilaku tersebut berpotensi menimbulkan interpretasi yang berbeda di masyarakat.

"Seperti mengokang senjata seraya mengenakan seragam lengkap, bisa berarti mengancam atau memamerkan kekuasaan diri maupun institusi," kata Firman saat dihubungi, Sabtu (16/5/2020).

"Walaupun pelaku berdalih hanya bercanda, namun khalayak bisa memaknai beda. Itu mestinya tidak dilakukannya," tambah dia.

Risiko unggahan di media sosial

Firman juga mengingatkan bahwa risiko unggahan di WhatsApp sama dengan risiko unggahan di Instagram, Twitter, dan Facebook.

Risiko tersebut menurut Firman adalah terjadinya silang posting antar platform tersebut. Sebab batas media sosial dan instant messaging saat ini tak lagi jelas.

Bahkan berdasarkan kategorisasi yang dikeluarkan oleh Hotsuite, Firman menyebut tak ada lagi pemisahan antara media sosial dan instant messaging.

Dia menjelaskan, media sosial memiliki konsekuensi yang menyertainya dan harus diterima oleh pengguna ketika telah melakukan unggahan, seperti di Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain.

Sementara itu, instant messaging lebih bersifat privat, sehingga hanya beredar di antara orang-orang tertentu yang jadi tujuan pesan. Ketika pesan keluar melewati tujuan, maka dianggap sebagai pembocoran atau gangguan pada ranah privat.

Akan tetapi, realitas yang terjadi hari ini adalah semua platform berubah menjadi multiplatform untuk berelasi dan tak ada batasan jelas.

"Yang kita alami hari ini, Fabecebook tidak berbeda dengan Instagram, yang mampu memuat gambar, video, berita panjang, perangkat bercakap-cakap Facebook Talk. Demikian juga instagram selain digunakan untuk memuat photo dan gambar , terdapat feature bercakap-cakap, video konferensi, video live," terang dia.

"Dan WhatsApp yang lazim untuk bercakap-cakap intrapersonal, group conversation, juga bisa untuk video call, status ala Facebook baik audio maupun visual," sambungnya.

Soal laporan terhadap pengunggah video di Twitter, dia menilai hal itu sebagai konsekuensi bahwa Indonesia adalah negara hukum.

Menurutnya, penyelesaian masalah yang memerlukan pendapat netral ada di ranah hukum. Kedua pihak akan bertemu untuk memperolah pertimbangan yang obyektif tentang suatu perkara.

Viral di media sosial

Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang menampilkan seorang anggota polisi yang tengah mengokang senjata dan berujar "pacar kamu ganteng? kaya? bisa gini enggak?" beredar di media sosial pada Selasa (12/5/2020).

Adapun video tersebut diunggah oleh pengguna Twitter bernama Karyastatis, @kapansarjana_.

Tak lama berselang, anggota polisi yang memiliki pangkat Bripda dan berinisial GAP tersebut diperiksa oleh Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Metro Jaya.

Berdasarkan pemeriksaan, GAP mengaku membuat video tersebut bersama seorang rekannya, yakni Bripda RI.

Sementara itu, akun pengunggah video di Twitter saat ini sudah dilaporkan ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya oleh GAP.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/16/170000565/soal-video-polisi-kokang-senjata-pengamat--khalayak-bisa-memaknai-berbeda

Terkini Lainnya

Media Asing Soroti Kekalahan Indonesia dari Irak, Sebut Skuad Garuda Bermain Sangat Baik

Media Asing Soroti Kekalahan Indonesia dari Irak, Sebut Skuad Garuda Bermain Sangat Baik

Tren
Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Tren
Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Tren
Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Tren
Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Tren
Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke