Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenang Lukman Niode, Legenda Renang Indonesia yang Meninggal karena Covid-19

KOMPAS.com - Dunia olahraga Indonesia kembali berduka. Mantan perenang nasional Lukman Niode meninggal dunia di Rumah Sakit Pelni, Jakarta, pada Jumat (17/4/2020) siang akibat terinfeksi Covid-19.

Kepergian Lukman Niode menjadikan kehilangan yang besar bagi dunia renang Indonesia mengingat sumbangsihnya pada dunia olahraga, khususnya renang di Indonesia.

Tak hanya aktif sebagai atlet, Lukman Niode juga dikenal sebagai sosok yang terus "berkeringat" dalam memajukan dunia renang di Indonesia.

Kakak kandung Lukman, Idrus Niode, mengatakan, Lukman sempat menjalani rapid test dan hasilnya negatif dari virus corona.

Namun, setelah dilakukan swab test, almarhum dinyatakan positif Covid-19.

"Yang saya bingung, dia kenanya di mana. Tesnya di RS Pelni dan hasil tesnya positif Covid-19," kata Idrus, seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (17/4/2020).

Berikut perjalanan karier dan sederet prestasi Lukman Niode:

Kehidupan kecil Lukman Niode

Dikutip dari harian Kompas, 27 September 1981, Lukman Niode dilahirkan di Rumah Sakit Cikini, Jakarta Pusat, pada 21 Oktober 1963.

"Saya belikan dia celana renang supaya bisa ikut-ikutan berenang dengan kakak-kakaknya," kata Ny J Niode, ibu dari Lukman Niode.

Lukman tak pernah dilatih secara khusus, ia hanya melihat dan mendengar sang ayah, M Niode, memberi petunjuk dan melatih langsung saudara Lukman, yakni Idrus, Nana, dan Burhanuddin.

Setiap ikut ke kolam, Lukman kecil hanya main-main air di kolam anak-anak.

"Lukman kecil belum tahu cara ambil napas, jangan ditanya soal stroke. Sekali waktu saya ajarkan cara menarik dan mengeluarkan napas di rumah, pakai wastafel," kata M Niode.

Lukman membenamkan kepalanya dalam wastafel berisi air penuh. Lalu berhitung satu sampai lima, kepala diangkat dan menarik napas, langsung membenamkan muka di air lagi.

"Lama-lama Lukman tahu irama buang dan tarik napas yang dipelajari dari wastafel rumah," ksah M Niode.

Hingga akhirnya, Lukman tambah getol untuk ikut berenang. Ia meniru setiap gerakan yang diajarkan sang ayah terhadap kakaknya, sembari berdiri di tepi kolam.

Beranjak dewasa, Lukman pun tidak pernah setengah hati dengan olahraga. Hal itu ditunjukkannya sejak usia 13 tahun saat pertama kali unjuk gigi di Pekan Olahraga Nasional (PON), tepatnya pada 1977.

Bocah kecil yang awalnya tampak meragukan itu menyabet 10 medali emas dari 10 nomor serta memecahkan tiga rekor nasional.

Kemudian, tujuh keping medali emas juga berhasil direngkuh Lukman pada PON 1980 silam.

Di ajang SEA Games 1983, Lukman juga berhasil memberikan sumbangsih dua medali emas sekaligus mematahkan rekor di Asia atas nama Kenji Ikeda (Jepang) di nomor spesialisnya, gaya punggung 100 meter.

Setahun berselang, Lukman tampil di Olimpiade Los Angeles 1984. Meski tidak lolos dari penyisihan, keberadaannya di Amerika saat itu menjadi tonggak sejarah bagi akuatik nasional.

Seperti diketahui, Lukman juga pernah menjadi pemegang dua rekor nasional nomor 200 meter gaya punggung dan 100 meter gaya bebas.

Setelah memutuskan untuk pensiun, Lukman tidak meninggalkan secara total dunia olahraga yang membesarkan namanya tersebut.

Ia bergabung menjadi anggota Indonesia Olympian Athlete (IOA) serta ikut menjadi Panitia Penyelenggara Asian Para Games (INAPGOC) 2018 sebagai Wakil Deputi II.

Selain itu, Lukman Niode juga menjadi pengurus di Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat.

Selamat jalan legenda renang Indonesia, Lukman Niode....

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/18/130005365/mengenang-lukman-niode-legenda-renang-indonesia-yang-meninggal-karena-covid

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke