Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belajar Parenting dengan Model "Lapak Jajanan" Saat Karantina Mandiri, Seperti Apa Konsepnya?

KOMPAS.com - Penyebaran wabah virus corona membuat banyak negara menginstruksikan warganya untuk membatasi segala aktivitas di luar rumah.

Penerapan social distancing atau dengan self isolation (karantina mandiri) pun menjadi jamak dilakukan oleh banyak orang di berbagai belahan dunia.

Hal itu dilakukan guna mencegah penyebaran virus corona yang semakin luas.

Godaan terbesar karantina mandiri yakni mengusir rasa bosan karena hanya menjalankan rutinitas sehari-hari di dalam rumah.

Hal ini terutama sangat dirasakan oleh anak-anak. Pasalnya kegiatan atau aktivitas di luar rumah sangat dibatasi untuk mencegah penularan Covid-19.

Disinilah peran penting orangtua. Bagaimana membuat kegiatan menarik bagi si buah hati menjadi tantangan tersendiri saat proses karantina mandiri.

Apabila anda kebingungan untuk membuat aktivitas bagi si kecil, ide dari Putri J. Anekarani ini dapat ditiru.

 Lapak jajanan

Adalah Putri J. Anekarani, salah satu orangtua yang membagikan kisahnya mengenai kegiatan yang dilakukannya bersama anak ketika pemerintah menerapkan karantina mandiri melalui akun Facebook-nya, Ling ling Wibowo pada Senin (23/3/2020).

"Salah satu tantangan ketika anak-anak menjalani self isolation adalah cepat menipisnya cadangan makanan dan cemilan.
The children won't stop craving for snacks during self isolation and social distancing. And it is a bit frustrated.
Sampai akhirnya menemukan ide dari keluh kesah mamak-mamak di belahan bumi sana yang juga mengalami hal serupa sebagai solusi menghemat cadangan cemilan.
.
Hello, Young Ladies!
Welcome to Momdomart!

Catatan:
Budayakan share, jangan copas
Terima kasih.

#TheWibowosPunyaCerita #LivingNomadic #DuniaLoncengKecil," tulis Putri dalam unggahannya.

Menariknya, Putri juga menambahkan beberapa foto dirinya seolah-olah membuka lapak jajanan untuk dibeli anak-anaknya menggunakan uang mainan yang disepakatinya bersama anak-anaknya.

"Sebetulnya konsep cores dan rewards ini sudah lama. Konsep lama yang saya gunakan adalah saya bikin daftar tugas rumahan dan di masing-masing tugas tersebut ada rewards berupa uang mainan, kadang saya ganti dengan poin," ujar Putri saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (3/4/2020).

Menurutnya, ide yang ia pilih menggunakan uang mainan karena anak-anaknya akan menabung atau mengumpulkan uang tersebut terlebih dahulu baru nanti dibelanjakan dengan makanan kesukaan mereka.

Ibu tiga anak ini menyampaikan bahwa lapak jajanan ini juga terinspirasi dari kebiasaan anak-anaknya yang gemar makan cemilan saat di rumah.

"Nah, ketika terjadi pandemi, kami diharuskan isolasi dan tidak bisa sering keluar rumah untuk membeli bahan pangan. Anak-anak yang bosan biasanya akan melampiaskan ke cemilan, akibatnya cemilan jadi cepat habis, sedangkan kami tidak bisa segera membeli stok cemilan baru," ujar Putri yang saat ini tinggal di Azerbeijan.

Kendati demikian, ia mengonsep chores yang dimodifikasi menjadi minimarket dadakan.

Tertib menjalankan tugas

Putri mengungkapkan, sampai saat ini ketiga anaknya masih tertib dan menjalankan tugas rumahan dengan baik.

Tak hanya itu, melalui ide ini Putri juga mengajarkan anak-anak menjadi lebih bertanggungjawab dan tidak bisa sering-sering ngemil.

Sebab, jika mereka ingin makan cemilan, setidaknya mereka harus melakukan kegiatan rumahan agar memperoleh reward dan membelanjakannya di minimarket buatan ibunya.

"Di sini anak-anak jadi lebih menghargai nilai uang (walaupun hanya uang mainan), karena jika mereka boros beli cemilan di lapak bikinan saya, maka uang mereka akan habis dan harus bekerja lebih giat lagi untuk menghasilkan uang jajan," lanjut dia.

Mood Jar

Selain mengadakan lapak jajanan, Putri juga memberikan kegiatan terbaru untuk memfasilitasi suasana hati anak-anaknya yang beurbah-ubah karena terlalu lama menjalani karantina mandiri.

Kemudian, Putri menuangkan ide dalam bentuk Mood Jar.

Mood Jar ini merupakan toples yang diisi oleh referensi kegiatan saat si kecil merasakan salah satu dari 4 mood.

"Saya bikin 4 mood jar dengan tema, saya bosan, saya marah, saya sedih, dan saya senang," ujar Putri.

"Setiap saat anak-anak boleh mengambil secarik kertas sesuai suasana hati mereka, lalu melakukan apa yang tertulis di dalam kertas tersebut," lanjut dia.

Ia pun berharap kegiatan yang ia lakukan bersama anak-anak dapat memberi contoh baik dan menjadi referensi orangtua lainnya untuk mengisi kegiatan positif bersama anak.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/08/104844165/belajar-parenting-dengan-model-lapak-jajanan-saat-karantina-mandiri-seperti

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke