Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Warga di Sejumlah Negara Tak Patuhi Aturan Terkait Virus Corona, Mengapa Bisa Terjadi?

Negara-negara di dunia melakukan sejumlah langkah penanganan. Ada yang mengambil kebijakan melakukan kuncian atau lockdown, ada yang mengajak warganya berdiam diri rumah, dan melakukan social distancing.

Namun, tidak semua penduduk menaati imbauan yang diberikan. Berikut upaya yang dilakukan di sejumlah negara, tetapi diabaikan oleh warganya.

Italia

Di Italia, saat wabah mulai terjadi, otoritas mulai memberlakukan penutupan "zona merah" yang terdampak di bagian utara.

Setelah kasus-kasus terus menyebar, seluruh wilayah ditutup pada 9 Maret 2020.

Ada ancaman denda sebesar 232 dollar AS dan 6 bulan penjara bagi warga yang melanggar. 

Akan tetapi, ratusan ribu warga di Italia justru memperoleh surat polisi karena melanggar aturan tersebut. 

Seorang pejabat Palang Merah China mengatakan langkah-langkah yang diambil Italia dianggap tidak cukup ketat.

Pada Jumat (20/3/2020), pihak militer dipanggil untuk membantu menegakkan aturan ini. Pasalnya, kematian terus meningkat dan rumah sakit mulai kewalahan. 

Hingga Selasa (23/3/2020) pukul 08.43 WIB, jumlah infeksi yang dilaporkan di Italia telah mencapai 63.927. Jumlah kematian di negara ini telah melebihi China, yaitu sebanyak 6.077 kasus.

Selain Italia, ada banyak kejadian di negara-negara barat lainnya yang tidak tampak memperlihatkan pembelajaran dari kasus yang dialami Italia.

London, Inggris

Di London, orang-orang justru berbondong-bondong pergi ke taman untuk berjemur pada akhir pekan.

Padahal, ada imbauan dari pemerintah untuk tetap tinggal di rumah selama pandemi virus corona.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pun menanggapi kejadian ini dengan memberlakukan penutupan wilayah pada Senin (23/3/2020) malam.

"Orang-orang hanya akan diizinkan meninggalkan rumah mereka untuk tujuan yang sangat terbatas seperti berbelanja kebutuhan dasar, melakukan satu bentuk olahraga sehari, menyediakan layanan medis, atau pergi bekerja jika benar-benar tidak dapat dilakukan di rumah," jelas Boris sebagaimana dikutip CNN.

"Ketika orang diimbau dengan lembut untuk melakukan sesuatu, saya tidak berpikir bahwa orang akan berpikir itu penting dan melakukannya," kata Chater.

Chater mengatakan, jika sesuatu itu benar-benar penting, bukan imbauan atau nasihat yang disampaikan, tetapi keharusan.

"Ketika benar-benar penting, kami tidak mengatakan hal-hal seperti, kami mengimbau untuk berhenti di lampu merah tetapi kami hanya akan mengatakan Anda harus. Jika tidak, Anda telah melanggar hukum," jelas Chater.

Melansir CNN, anggota parlemen untuk Bermondsey di London, Neil Coyle, mengunggah foto kereta yang padat.

Ia mengaku telah meminta pemerintah untuk mempertimbangkan menuntut pekerja yang tidak bertanggung jawab dan mengambil risiko ini.

Orang-orang pun turut bereaksi di media sosial. Kebanyakan marah dan menyebut mereka yang mengabaikan aturan sebagai "Covidiots".

Taman Nasional Snowdonia di Wales, melaporkan hari kunjungan terpadat dalam sejarah dan meminta pemerintah untuk menyusun langkah dan panduan yang jelas.

Gubernur California Gavin Newsom juga mengimbau anak-anak muda di pantai untuk tidak egois.

Sementara, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengkritik orang-orang yang terlihat mengabaikan aturan social distancing ini.

Namun, menurut Chater, komentar-komentar ini tidak cukup.

"Ada kegagalan besar dalam komunikasi. Kami telah melihat China dan juga Korea. Kami dapat melihat adanya strategi yang benar-benar bekerja, tidak hanya secara teori," ungkap Chater. 

Pada Kamis (19/3/2020), China melaporkan tidak ada kasus baru setelah memberlakukan aturan yang ketat meskipun membuat sebagian penduduk tidak dapat meninggalkan rumah tinggal selama lebih dari sebulan dengan kondisi ekonomi yang menurun.

Social distancing disebut sebagai langkah paling efektif untuk menjaga tingka infeksi tetap rendah di Hong Kong, meskipun kini ada peningkatan kembali. 

Kini, beberapa negara di Eropa pun melakukan lebih banyak aksi untuk memperlambat penyebaran virus. 

Di Perancis, ribuan denda telah dikeluarkan bagi mereka yang melanggar aturan melakukan perjalanan keluar. Selain itu, banyak taman dan pantai mulai ditutup.

"Ketika para pemimpin ingin orang-orang melakukan lebih banyak upaya, mereka harus membuatnya sebagai sebuah kewajiban sebelum terlambat," kata Chater.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/24/190400365/warga-di-sejumlah-negara-tak-patuhi-aturan-terkait-virus-corona-mengapa

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke