Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melihat Efektivitas Tes Massal untuk Deteksi Covid-19 di Sejumlah Negara

Perintah tersebut dikeluarkan seiring lonjakan jumlah kasus virus corona di Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, total kasus virus corona di Indonesia per Kamis (19/3/2020) mencapai 309 kasus.

"Segera lakukan rapid test dengan cakupan lebih besar, agar deteksi dini indikasi awal seseorang terpapar Covid-19 bisa dilakukan," ujar Presiden Jokowi dalam rapat terbatas melalui telekonferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta.

Sebelumnya, sejumlah negara yang lebih dulu mengalami wabah virus corona telah mengadakan tes massal untuk mendeteksi lebih dini warga yang diduga terinfeksi virus corona.

Bagaimana pelaksanaan tes massal di sejumlah negara itu? 

Korea Selatan

Korea Selatan telah menjadi perbincangan setelah negara itu berhasil menekan jumlah infeksi kasus virus corona yang mulai masuk pada Februari 2020.

Mengalami lonjakan kasus dalam waktu hampir bersamaan dengan Italia dan Iran, Korea Selatan telah mengalami penurunan tren sejak awal Maret.

Bahkan, jumlah kasus di Korea Selatan saat ini lebih rendah dibandingkan Spanyol, Jerman, Amerika Serikat, dan Perancis.

Guardian memberitakan, Pemerintah Korea Selatan menolak untuk melakukan lockdown atau penguncian yang terlokalisir.

Mereka justru berkonsentrasi pada pengujian dalam skala besar untuk mengidentifikasi titik infeksi, selain mendorong warganya agar menerapkan social distancing.

Pasokan medis, staf, dan pasukan tambahan dikirim ke sumber infeksi, seperti Kota Daegu, untuk mendisinfeksi jalanan.

Negara itu melakukan sekitar 15.000 tes sehari secara gratis bagi warganya. Hampir 300.000 tes telah dilakukan sejauh ini.

Bahkan, Pemerintah Korsel juga telah menyiapkan sekitar 50 pusat pengujian drive-thru untuk meminimalisir kontak antara pasien potensial dan staf medis.

Selain mempersingkat waktu, pengemudi tidak harus keluar dari mobil dan hanya perlu membuka jendela untuk menjalani pemeriksaan.

Pemeriksaan meliputi ada tidaknya demam dan pengambilan sampel darah oleh staf medis dengan pakaian pelindung.

China

Tren infeksi di China terus mengalami penurunan dalam beberapa minggu terakhir.

Kesigapan pemerintah dan tes massal yang dilakukan menjadi salah satu kunci penurunan tren di China.

Pada masa puncak, banyak orang yang mendatangi klinik dengan gejala demam dan flu, setelah pemerintah memperluas kategori pengujian.

Seperti dikutip dari Bussiness Insider, Provinsi Guangdong bahkan saat ini telah melakukan tes sebanyak 320.000 kali.

Para dokter di sejumlah rumah sakit Jerman meluncurkan layanan drive-thru sebagai cara cepat dan kreatif untuk melakukan pengujian terhadap masyarakat.

"Masalah luar biasa membutuhkan solusi luar biasa," kata Dr Roxana Sauer, seorang dokter di Rumah Sakit Gross-Gerau, dilansir dari New York Post.

Setiap orang diberi waktu untuk parkir di luar, kemudian dokter yang mengenakan alat pelindung diri akan mendatangi mereka untuk melakukan tes.

Pengemudi kemudian diizinkan untuk pergi dan akan menerima hasil tes mereka melalui sambungan telepon dalam waktu 24 jam.

Uni Emirat Arab

Uni Emirat Arab sejauh ini telah melakukan sekitar 125.000 rapid test secara massal untuk mendeteksi Covid-19.

Dilansir dari Gulf News, masyarakat yang ingin diuji, dapat menghubungi nomor Departemen Kesehatan dan Pencegahan serta Pusat Komando Medis.

Semua nomor tersebut dapat dihubungi secara cuma-cuma atau bebas pulsa.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/19/170800765/melihat-efektivitas-tes-massal-untuk-deteksi-covid-19-di-sejumlah-negara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke