Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Indonesia Gelontorkan Rp 10,3 Triliun untuk Lawan Virus Corona, Simak Rinciannya

KOMPAS.com - Indonesia memberikan insentif fiskal untuk sektor pariwisata, maskapai penerbangan, dan perumahan yang terdampak dari wabah mematikan virus corona. 

Upaya ini dilakukan untuk tetap meningkatkan pertumbuhan ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Mengutip Bloomberg, pemerintah RI akan membebaskan pajak atas hotel dan restoran di 10 tujuan wisata utama selama tiga bulan dimulai dari 1 Maret 2020.

Keterangan tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto setelah pertemuan kabinet.

Sementara itu, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa PT Pertamina akan menjual bahan bakar jet dengan harga murah kepada maskapai.

Kebijakan ini dilakukan untuk membuat mereka mampu menawarkan diskon sebanyak 30 persen pada seperampat kursi mereka untuk tujuan-tujuan pariwisata ini. 

Insentif Rp 10,2 triliun

Pemerintah akan mengeluarkan insentif fiskal sebesar Rp 10,2 triliun atau sekitar 742 juta dollar AS.

Dari angka tersebut sudah termasuk sekitar Rp 3,3 triliun akan diberikan sebagai hibah kepada pemerintah daerah yang terkena dampak penurunan kedatangan wisatawan. 

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishutama Kusbandio, mengatakan bahwa stimulus untuk pariwisata dan sektor terkait dapat membantu menarik lebih banyak pengunjung dan menjaring pendapatan devisa sebesar Rp 13 triliun.

"Insentif tersebut akan melengkapi pemotongan suku bunga bank sentral minggu lalu dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Sri Mulyani. 

Ia mengungkapkan bahwa pemerintah akan memberikan Rp 1,5 triliun sebagai suku bunga dan potongan uang muka bagi pembeli rumah dari kelompok berpendapatan rendah.

"Semua langkah ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi," tambahnya.

Stimulus untuk perumahan disebut akan membantu menyelesaikan persediaan yang belum terjual dan memiliki dampak ganda pada perekonomian.

Wabah virus corona virus, yang kini telah merenggut lebih dari 2.600 orang, menyebar dengan cepat di luar daratan China.

Kondisi ini semakin menjadi ancaman dan berpotensi semakin melemahkan kondisi ekonomi Indonesia.

Sri Mulyani telah menyerukan respons global yang terkoordinasi akan virus ini, memperingatkan bahwa ada kemungkinan pihak berwenang meremehkan dampaknya terhadap perdagangan dan pertumbuhan ekonomi. 

Hingga kini, Indonesia belum mengonfirmasi adanya kasus virus corona COVID-19 di negaranya.

Akan tetapi, para pihak berwenang khawatir akan dampak yang lebih luas dari wabah ini pada kondisi ekonomi negara.

Pemerintah sendiri telah mengumumkan rencana untuk mengakselerasi pengeluaran dalam rangka melindungi konsumsi rumah tangga yang menyumbang hampir 60 persen untuk ekonomi negara.

Sementara itu, minggu lalu, Bank Indonesia telah memotong proyeksi pertumbuhan tahun ini sebesar 10 poin menjadi 5 persen hingga 5,4 persen.

Pemerintah telah memroyeksikan ekspansi sebesar 5,3 persen sebelum ada wabah virus ini. Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 5,02 persen.

Rincian stimulus fiskal pemerintah Indonesia

Secara umum, berikut adalah sejumlah poin penting dalam stimulus fiskal yang akan dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia:

https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/26/170000665/indonesia-gelontorkan-rp-10-3-triliun-untuk-lawan-virus-corona-simak

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke