Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melihat Bagaimana Media Sosial Mengantisipasi Hoaks Virus Corona

Kasus terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona lebih besar dibandingkan wabah SARS pada 2003 lalu.

Seiring dengan merebaknya virus corona, tak jarang diikuti berbagai pemberitaan, yang bahkan berita tidak benar atau hoaks.

Adanya media sosial membuat informasi tersebar dengan begitu cepat.

Pengelola jejaring media sosial pun mengambil langkah-langkah guna mengatasi informasi palsu mengenai virus corona.

Di media sosial Facebook, Twitter, dan Tiktok, banyaknya unggahan yang berisi informasi hoaks tentang penyebaran dan obat yang diduga untuk infeksi virus corona dilaporkan meningkat.

Lantas, apa yang dilakukan para pengelola jejaring media sosial?

Facebook

Diberitakan BBC, Facebook akan membatasi penyebaran informasi palsu tentang virus corona dengan menghapus klaim palsu atau teori konspirasi.

Facebook akan menggunakan pemeriksa fakta yang ada untuk meninjau dan mengekspos informasi tak benar.

Selain itu, perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg ini akan memberi tahu individu yang telah membagikan atau mencoba menyebarluaskan informasi yang telah ditandai sebagai kabar palsu.

Fokus yang dilakukan oleh Facebook yakni pada klaim yang dirancang untuk mencegah penyebaran, termasuk unggahan tentang informasi penyembuhan palsu.

Seperti, terdapat salah satu unggahan dari Filipina yang menyarankan pengguna Facebook untuk menjaga kelembaban tenggerokan dan menghindari makanan pedas agar tidak terinfeksi virus corona.

Postingan tersebut telah dibagikan lebih dari 16.000 kali dan mendapatkan lebih dari 400 komentar.

Instagram, Whatsapp, Twitter

Sementara, Instagram yang juga dikelola oleh Facebook melakukan pemblokiran hashtag tertentu yang dikaitkan dengan virus.

Sedangkan, aplikasi perpesanan yang juga milik Facebook, WhatsApp mengalami kesulitan dalam memerangi berita palsu.

Tahun lalu, WhatsApp telah melakukan langkah-langkah mencegah penggunanya meneruskan pesan lebih dari lima orang atau grup.

Dalam empat minggu terakhit, telah ada lebih dari 15 juta twit tentang virus corona.

Twitter kemudian akan menyarankan penggunanya saat mencari informasi seputar virus corona, dengan mendorong mereka menggunakan situs resmi seperti WHO.

Saat pengguna Twitter mencari hal seputar coronavirus, maka akan muncul judul utama dengan kalimat "ketahui fakta" atau "know the facts".

TikTok

Pengelola media sosial TikTok telah menambahkan tautan ke situs web WHO dan pengingat bagi pengguna untuk melaporkan informasi yang dinilai berbahaya.

Namun, untuk melihat informasi tambahan, pengguna melakukan pencarian pertama untuk #coronavirus dan klik untuk memperluas informasi.

Youtube

Situs video streaming milik Google ini telah berinvestasi untuk memastikan informasi akurat yang paling sering muncul dalam pencarian.

Youtube menghapus video yang mengandung kebencian, pelecahan, dan pesan yang memicu kekerasan atau penipuan, yang semuanya melanggar pedoman.

Terkait pencarian coronavirus, Youtube mengatakan akan menunjukkan pratinjau artikel berita berbasis teks bersama dengan peringatan bahwa cerita yang berkembang bisa berubah dengan cepat.

Reddit

Reddit merupakan platform yang terdiri dari kelompok diskusi berbasis komunitas.

Pengguna dapat memilih komentar dan tautan yang diunggah oleh pengguna lain.

Reddit mengatakan, desain ini memberikan perlindungan platform dari informasi palsu.

Namun, platform ini telah meletakkan spanduk di bagian atas halaman berandanya yang mengarahkan pengguna ke utas yang membahas pertanyaan tentang coronavirus.

Hal ini menandakan bahwa pengguna diberi peringatan tentang jenis konten di situs saat mereka masuk.

Reddit juga "mengkarantina" salah satu komunitas penggunanya lantaran sebagian besar informasi yang salah dan menyesatkan diunggah di dalamnya.

Snapchat

Snapchat mengatakan bahwa struktur platformnya melindungi dari penyebaran informasi palsu.

Unggahan di platform ini akan menghilang setelah 24 jam, mencegah agar tidak dibagikan berulang kali atau menjadi viral.

Situs ini tidak memiliki feed berita publik yang dapat diunggah siapapun.

Namun, tidak berarti setiap orang tidak dapat berbagi informasi palsu dengan kontak mereka di Snapchat.

Hanya saja, unggahan-unggahan tersebut kemungkinan hanya akan dilihat oleh sejumlah kecil orang.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/02/142010765/melihat-bagaimana-media-sosial-mengantisipasi-hoaks-virus-corona

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke