Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menguak Laporan Penelitian Telur dengan Kandungan Dioksin Tinggi...

Pemberitaan-pemberitaan tersebut bersumber dari laporan yang diterbitkan oleh International Pollutants Elimination Network (IPEN), yang bekerja sama dengan lembaga lain seperti NEXUS3 Foundation, Ecoton, dan Arnika.

Dalam laporan berjudul Plastic Waste Poisons Indonesia's Food Chain atau Limbah Plastik Meracuni Rantai Makanan Indonesia tersebut, IPEN menyoroti kandungan dioksin tinggi yang dihasilkan oleh telur-telur ayam di dua lokasi yakni Desa Bangun dan Tropodo, Jawa Timur.

"Studi ini mengungkapkan kondisi di belakang layar, bagaimana sampah plastik membawa bahan kimia beracun ke dalam rantai makanan," ujar penulis laporan Jindrich Petrlik dari Arnika Association.

Pengambilan sampel

Penelitian tersebut mengambil sampel dari telur ayam buras yang dilepas dari kandang.

Selain itu, telur-telur tersebut diambil dari area yang berdekatan dengan tempat pembakaran plastik dan pembuangan sampah di Desa Bangun dan Tropodo. 

Kedua desa ini merupakan lokasi yang terdampak dari aktivitas pembuangan sampah plastik. 

Sampah-sampah plastik berkualitas rendah baik berasal dari impor dan hasil pembuangan dalam negeri, berakhir di penimbunan terbuka, pabrik tahu, pabrik kapur, atau tempat-tempat di mana masyarakat membakar plastik sebagai bahan bakar.

Menurut data UN Comtrade, pada 2018, volume sampah plastik yang diimpor oleh Indonesia meningkat dua kali lipat menjadi 320.000 ton dibanding tahun sebelumnya.

Selain itu, timbunan plastik ini bukan hanya bersumber dari luar negeri namun juga dari dalam negeri.

Setiap tahunnya, Indonesia menghasilkan 9 juta ton sampah plastik. 

Laporan tersebut menyebutkan, ayam buras atau ayam yang dipelihara dengan cara tidak dikandang mengonsumsi makanan dari tanah dan debu-debu di sekitarnya.

Hal ini kemudian menjadikan ayam sebagai sampel aktif dari kimia-kimia di dalam tanah, kemudian dianalisa.

Kandungan zat berbahaya pada telur dan tahu

Selanjutnya, telur ayam kampung digunakan untuk mengungkap dan mengukur polutan organik yang persisten atau persistent organic pollutants (POPs).

Selain itu, sebagian besar zat kimia tersebut merupakan POPs.

Polutan ini larut dalam lemak dan berakumulasi dalam telur, yang memiliki kandungan lipid signifikan.

Lipid merupakan zat lemak yang tidak larut dalam air, tetapi umumnya larut dalam alkohol dan eter dan yang memberi rasa lemah.

Tak hanya itu, telur-telur ini juga mengandung bahan kimia lain seperti dioksin, bifenil poliklorinasi (PCB), dan eter difenil polibrominasi (PBDEs), dan parafin terklorinasi rantai pendek (SCCP).

SCCPs memiliki sifat racun bagi organisme perairan pada konsentrasi rendah.

Zat ini juga bisa mengganggu fungsi endokrin dan mampu diduga menyebabkan kanker pada manusia.

Sementara, zat PBDEs memberikan dampak pada kesehatan reproduksi dan pada perkembangan neurotoksik.

Adapun PFOS dapat menyebabkan kerusakan pada sistem reproduksi dan kekebalan tubuh.

Dioksin pada sampel telur ini juga dinyatakan hampir sama dengan dioksin tertinggi yang terjadi di situs Bien Hoa di Vietnam.

Sampel telur tersebut dikumpulkan dari dekat pabrik tahu yang menggunakan limbah plastik sebagai bahan bakar.

Namun demikian, kandungan kimiawi pada tahu tidak diukur.

"Tetapi mengingat bahwa kemungkinan tanah di sekitar pabrik telah terkontaminasi oleh emisi udara, masuk akal bagi pihak berwenang untuk menguji tahu tersebut," tulis IPEN.

Sementara, kandungan dioksin pada sampel telur yang diambil di Desa Bangun tercatat empat kali lebih tinggi dari batas aman yang diatur oleh Uni Eropa.

Lembaga ini mencatat, perbedaan kandungan dioksin pada kedua tempat ini terjadi karena pembakaran sampah di Desa Bangun dilakukan dalam waktu yang bervariasi.

Meski demikian, Desa Bangun dan Tropodo hanyalah dua contoh dari situs serupa yang ada di Asia Tenggara.

Kedua tempat ini adalah wilayah yang terdampak dan berlokasi di dekat lokasi pabrik kertas, yang menerima lebih dari 50 ton plastik bermutu rendah setiap hari.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/11/19/165223865/menguak-laporan-penelitian-telur-dengan-kandungan-dioksin-tinggi

Terkini Lainnya

Jadwal Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23, Kick Off Pukul 22.30 WIB

Jadwal Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23, Kick Off Pukul 22.30 WIB

Tren
Tarif Khusus Tiket Kereta Go Show Naik Per 1 Mei 2024

Tarif Khusus Tiket Kereta Go Show Naik Per 1 Mei 2024

Tren
Beli Pertalite di Batam Wajib Pakai Kartu 'Fuel Card' Mulai 1 Agustus

Beli Pertalite di Batam Wajib Pakai Kartu "Fuel Card" Mulai 1 Agustus

Tren
9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan 'Flower Moon'

9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan "Flower Moon"

Tren
Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Tren
Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Tren
Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Tren
Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Tren
Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Tren
Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Tren
Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Tren
Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Tren
7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke