Karena bisa jadi, si anak sebenarnya memiliki gangguan belajar yang kerap disebut disleksia.
Melansir dari Medical News Today, pada anak disleksia, otak mereka memproses materi tertulis secara berbeda. Ini yang kemudian membuat mereka sulit mengenali, mengeja, dan memecahkan kode kata-kata baru.
Disleksia merupakan kondsi neurologis, dan perlu dketahui kondisi ini tidak terkait dengan kecerdasan seseorang.
Gejala
Disleksia bisa ditampilkan oleh orang pada usia berapapun, namun umumnya terjadi pada anak-anak.
Adapun beberapa gejalanya adalah:
1. Kesulitan belajar membaca
Anak dengan disleksia umumnya memiliki kecerdasan normal, tapi kebanyakan mereka kesulitan saat belajar membaca.
Ini karena mereka butuh waktu lama untuk mempelajari huruf alfabet dan bagaimana mengucapkannya.
Mereka juga kerap terbalik dalam membaca angka dan huruf yang mirip misalnya pada huruf “b” dan “d” atau "p" dan "q".
2. Perkembangan yang agak lambat
Anak-anak dengan disleksia kemungkinan mengalami perkembangan yang agak lambat saat merangkak, berjalan, berbicara dan mengendarai sepeda dibandingkan anak yang lain.
3. Kemampuan bicara butuh waktu lama
Anak dengan disleksia biasanya memerlukan waktu yang lebih lama saat belajar berbicara, dan mungkin mereka kerap salah dalam mengartikan kata-kata.
Hal tersebut karena beberapa dari mereka kesulitan membedakan kata-kata dengan pengucapan mirip atau kata-kata dengan fonem yang mirip.
4. Kesulitan mengingat waktu
Anak dengan disleksia bisa mengalami kesulitan dalam mengingat hari dalam seminggu, bulan dalam setahun, warna, dan beberapa tabel aritmatika.
5. Kesulitan membedakan kiri dan kanan
Mereka kerap kesulitan dalam membedakan arah seperti kiri dan kanan.
6. Sulit berkonsentrasi
Gejala yang lain adalah mereka kerap sulit untuk fokus terhadap suatu hal.
Penyebab anak disleksia
Melansir dari situs resmi UNESCO, terdapat beberapa penyebab untuk kasus anak dengan disleksia. Di antaranya:
1. Gen dan Keturunan
Disleksia kerap terjadi pada keluarga. Sehingga jika ada orang tua atau saudara dengan disleksia, maka ada kemungkinan hal itu juga menurun.
2. Anatomi otak
Mengalami disleksia, bukan berarti anak Anda tidak cerdas.
Bahkan, banyak orang dengan disleksia justru memiliki kecerdasan di atas rata-rata (IQ).
Tapi, anatomi otak mereka mungkin terlihat berbeda dengan yang lain.
Misal, pada bagian planum temporale yang berfungsi memahami bahasa.
Pada penderita disleksia bisa jadi ukuran otak ini sama di kedua sisi, berbeda dengan orang pada umumnya yang cenderung lebih besar salah satu.
3. Aktivitas otak
Supaya bisa membaca, otak harus menerjemahkan simbol yang dilihat menjadi suara. Suara tersebut kemudian harus digabungkan menjadi kata-kata yang bermakna.
Pada orang dengan disleksia, otak mereka harus bekerja keras untuk melakukan aktivitas berbasis bahasa sehingga mereka kesulitan saat membaca.
4. Perkembangan tertunda
Bisa jadi, disleksia merupakan hasil keterlambatan perkembangan otak pada bayi pra-dewasa.
Diagnosis
Ketika Anda mencurigai anak disleksia karena mengalami kesulitan membaca maka perlu dilakukan tes.
Hal ini agar Anda mengetahui pasti, apakah anak mengalami disleksia, ataukah kondisi yang lain.
Untuk diagnosis tepat, langkah terbaik adalah berkonsultasi dengan psikolog.
Nantinya orang tua bisa berkonsultasi dan melakukan serangkaian tes.
Umumnya, tes diagnostik disleksia meliputi bidang:
https://www.kompas.com/tren/read/2019/11/11/052800565/bukan-berarti-bodoh-anak-susah-membaca-bisa-jadi-disleksia